Berita Gresik
Di Bawah Ancaman dan Takut Kehilangan Ibu, Bocah SMP Dipaksa Lakukan Hubungan Badan di Kandang Ayam
Korban mengaku dalam posisi sulit dan dilematis. Sugianto selalu mengancamnya. Ibu saya akan dibunuh kalau menolak.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Anas Miftakhudin
Seketika itu, ibu korban memanggil Sugianto. Disitulah akhirnya aksi bejat itu terbongkar. Sugianto yang merupakan saudaranya sendiri mengakui perbuatannya dan siap tanggung jawab.
"Tanggung jawab untuk menggugurkan kandungan anak saya. Saya tidak mau. Ini sudah dosa masa mau dosa lagi," tegas wanita berkerudung ini.
Dengan nada kesal, dia melaporkan kejadian ini ke Polsek setempat namun diminta untuk melapor ke Polres Gresik. Itn berharap agar hukum benar-benar ditegakkan. Dia bersama keluarganya sudah kehabisan kesabaran, permintaan maaf Sugianto tidak mengurangi sedikitpun niatnya untuk membawa kasus ini ke jalur hukum.
Dia berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya. Sebab, setelah melapor ke polisi, keluarganya di desa diselimuti rasa khawatir dan takut, sebab pelaku masih berada di desanya.
"Saya minta pelaku dihukum seberat-beratnya segera," tuturnya.
Kasat Reskrim Polres Gresik, AKP Panji P, membenarkan sudah menerima laporan pencabulan anak di bawah umur.
"Laporan sudah kami terima, selanjutnya kami lakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi untuk pemenuhan alat bukti," katanya.
Pengakuan Korban
MD saat ditemui akhirnya buka suara. Ia mengaku dalam posisi sulit dan dilematis. Karena Sugianto selalu mengancamnya.
"Selalu mengancam ibu saya akan dibunuh kalau menolak," kata siswi yang masih duduk di bangku kelas VIII SMP itu.
MD tidak bisa menolak, karena rasa takutnya kehilangan ibunya lebih besar. Sebab, cita-citanya rajin bersekolah untuk membahagiakan ibunya yang merupakan satu-satunya orang tua yang tersisa.
Kedua kakaknya bekerja untuk membantu mewujudkan cita-citanya sebagai dokter. Kakak pertama bekerja di bengkel, kakak keduanya bekerja sebagai penjaga warung. Sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga.
Oleh sebab itu, dia bertahan menutupi aksi bejat selama ini hingga berbadan dua dengan usia kandungan 7 bulan. Bahkan, saat akan berangkat ke sekolah korban melihat Sugianto menatapnya dengan tatapan tajam di depan gapura desa.
Tidak hanya itu, saat di SMS untuk diajak berhubungan badan. Sugianto memintanya untuk tutup mulut dengan diberi uang Rp 100.000 kadang Rp 50.000. Saat akan melampiaskan nafsunya, korban juga diberi obat berbentuk pil yang disebut sebagai obat anti hamil.
Saking takutnya sang ibu dibunuh, MD memilih bertahan bahkan saat usia kandungan tiga bulan. Dia masih sekolah. MD yang dikenal cerdas dan selalu mengikuti kegiatan sekolah ini masih ikut lomba lari saat di sekolah. Bahkan ikut olah raga basket.
Korban bersama ibu dan kedua kakaknya tinggal di sebuah rumah kontrakan. Namun cobaan yang dihadapi cukup berat.
"Biar anak saya melahirkan, saya tidak mau menanggung dosa. Pelaku harus dihukum seberat-beratnya," pungkasnya.