Virus Corona di Pamekasan

Pedagang di Terminal Pamekasan Mejerit, sejak Bus Tidak Beroperasi Praktis Tak Ada Pembeli

Tidak beroperasinya seluruh bus membuat pedagang dan sejumlah warung di Terminal Ronggo Sukowati Pamekasan sepi.

Penulis: Muchsin | Editor: Parmin
surya.co.id/muchsin
Walau tidak ada pembeli, Ny Sudarsih dan suaminya tetap menggelar dagangannya di Terminal Ronggo Sukowati,Pamekasa, Jumat (1/5/2020). 

SURYA.co.id |PAMEKASAN – Tidak beroperasinya seluruh bus antar kota dalam provinsi (AKDP) dan bus antar kota antar provinsi (AKAP), membuat pedagang dan sejumlah warung di Terminal Ronggo Sukowati, Pamekasan, menjerit, Jumat (1/5/2020).

Sebab sejak puluhan bus AKDP dan AKAP ini tidak beroperasi, terminal yang biasanya ramai dengan keluar masuknya calon penumpang, kini seluruh dagangan mereka tidak laku. Bahkan, nyaris tidak ada seorang pun pembeli yang datang.

Dengan sepinya terminal dari lalu lalang calon penumpang maupun warga, sebagian besar pemilik dagangan memilih hanya duduk dan tidur di warungnya.

Mereka berharap masih ada satu dua orang yang datang membeli dagangannya, namun ternyata tidak ada.

Seperti yang diungkapkan Ny Sudarsih (62), warga Kelurahan Kangenan, yang sudah 20 tahun berjualan di terminal ini mengaku, sepinya pembeli ini berlangsung sejak Selasa (28/4/2020) lalu berbarengan dengan tidak beroperasinya bus AKDP dan bus AKAP.

Menurut nenek enam cucu ini, selama ia menggelar dagangannya di dalam terminal, baru kali ini merasakan sepepinya pembeli.

Sehingga sebagian besar dari pemilik kios terpaksa menutup dan memilih pulang, lantaran dagangannya tidak ada yang membeli.

Dikatakan, sebenarnya ia berniat pulang menjalankan ibadah puasa di rumah berkumpul bersama anak dan cucunya.

Namun, karen kiosnya sudah dilengkapi tempat tidur, dapur dan kamar mandi dan yang jag kios bisa  bergantian dengan suaminya, maka ia dan suaminya tetap memilih membuka kios.

Ny Sudarsih berharap, semoga masih ada satu dua orang yang datang ke kiosnya membeli barang dagangannya. Biar bisa untuk dibuat persiapan lebaran.

Tapi, ternyata selama empat hari tidak ada seorangpun pembeli yang datang. 

“Sekarang ini benar-benar paceklik pembeli. Ya semua ini, karena sudah tidak ada lagi bus dan calon penumpang yang datang ke terminal ini. Saya juga tidak tahu, bagaimana persiapan lebaran ini, ” kata Ny Sudarsih.

Hal senada diungkapkan Sari (30), karyawan warung makan dan minum di dalam terminal yang terletak di sisi selatan los pemberhentian dan pemberangkatan bus.

Menurutnya, bukan hanya kios yang terdampak, tapi warung makan dan minum juga mengalami.

Dikatakan, biasa di bulan ramadhan ini banyak waraga dari luar dan penumpang dari Jawa yang turun dari bus singgah untuk makan.

Tetapi karena semua bus sudah tidak  ada, maka warga juga tidak ada yang datang ke warungnya.

Untuk mengisi kejenuhan di saat menunggui warungnya, selain tiduran, ia ngobrol dengan sesama pemilik warung lainnya.

“Kami hanya berharap, sampai kapan kondisi ini berakhir. Yang kami jual ini barang masak. Kalau tidak ada yang membeli lalu dibuat apa masakan ini,” ujar Sari.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved