Berita Pasursuan
Ketua DPRD Sidak UMKM yang Buat Masker Pesanan Pemkab Pasuruan
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pasuruan Sudiono Fauzan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke para pelaku UMKM pembuat masker
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Fatkhul Alami
SURYa.co.id | PASURUAN - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pasuruan Sudiono Fauzan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke para pelaku UMKM di Kabupaten Pasuruan, Jumat (1/5/2020) siang.
Pelaku UMKM yang disidak, khusus mereka yang menerima orderan atau pesanan masker dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan dalam penanganan sekaligus pencegaha penyebaran pandemi COVID-19.
Ada dua UMKM yang disidak oleh Dion, sapaan akrab Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan kali ini. Pertama, di wilayah Bangil, dan kedua di wilayah Gempol, Kabupaten Pasuruan. Kedua titik ini sama - sama mengerjakan masker pesanan Pemkab Pasuruan.
Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan Sudiono Fauzan ingin memastikan bahwa pengadaan 2,5 juta masker yang akan dibagikan ke masyarakat secara gratis ini betul - betul ada percepatan untuk pembuatannya.
"Minimal minggu ini masker yang sudah jadi, bisa mulai dibagikan ke masyarakat. Jangan menunggu jadi semua, terlalu lama. Yang sudah jadi, langsung dibagikan saja ke masyarakat biar bisa segera dirasakan manfaatnya," jelas dia.
Kedua, ia ingin memastikan ada dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat Pasuruan. Ia menyebut, para perajin masker ini kebanjiran berkah. Sebab, dalam sehari, mereka bisa memproduksi minimal 100 masker.
"Nah ini menyerap tenaga kerja. Bahkan, informasi yang saya dapatkan tadi, ada beberapa pekerja di sejumlah UMKM yang dia sebenarnya terdampak perusahaan yang merumahkan karyawannya karena COVID-19, akhirnya dia ikut bikin masker ini," sambungnya.
Terpisah, Ketua Himpunan Asosiasi IKM/UKM Kabupaten Pasuruan H Moh Ridwan mengatakan, pihaknya digandeng Disperindag untuk membagi proyek pengadaan masker sebanyak 1 juta. Di dalam HIAS, ada 12 asosiasi jenis UMKM yang ada di Kabupaten Pasuruan.
"Semua asosiasi kami beri, terutama yang tekstil. Kami memberdayakan ekonomi lokal dan kami maksimalkan. Bahkan, kami sudah buat koordinator - koordinator di setiap asosiasi. Insyallah tepat sasaran dan semuanya UMKM binaan," jelas dia.
Ia mengakui, dari Disperindag mendapatkan jatah pengadaan ini per masker dengan harga Rp 3.500. Kata dia, itu harus sesuai dengan spesifikasi yang ada. Nah, kemarin, memang pihaknya merangkul semua UMKM binaan, jangan sampai ada yang tidak kebagian.
"Karena ini proyek pemerintah, sistemnya barang harus jadi dulu. Baru dibayar. Kemarin ada yang mengeluh tidak punya modal, akhirnya kami sepakat untuk membantu permodalan UMKM agar tetap mendapatkan pekerjaan. Ada sistem, pengadaan kain dari kami, mereka hanya menjahit. Ongkos jahit minimal per masker Rp 1.000," tambah dia.
Dia menyebut, semua masker yang akan dikirimkan ke Disperindag harus dikirim ke tempatnya ini. Barang harus lulus uji Quality Control terlebih dahulu sebelum dikirim ke Disperindag Kabupaten Pasuruan.
"Jadi masker dari UMKM yang sudah jadi, dibawa ke sini. Nanti kami periksa.jika sudah sesuai baru kami kirim. Kami tidak ingin barang buatan UMKM Kabupaten Pasuruan tidak layak pakai. Jadi kami menjaga betul kualitas," tutup dia.