VIRAL Penimbun Masker Disebut Rugi 11 Miliar, Ekonom Ungkap Penyebab Harga Masker Mulai Normal
Masker kini sudah tak langka lagi dan harganya mulai normal, penimbun masker telan pil pahit rugi hingga miliaran rupiah.
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Beberapa waktu silam, harga masker di pasaran sempat melambung tinggi akibat merebaknya virus corona (Covid-19).
Sejumlah oknum pun diketahui mengambil keuntungan di situasi genting dengan menimbun masker dan menjualnya dengan harga tinggi.
Namun, baru-baru ini penimbun masker disebut merugi miliaran rupiah karena harga masker sudah mulai normal dan tak lagi langka.

Pembicaraan ini mulanya berawal dari pengakuan salah satu warganet melalui media sosial Twitter.
Pemilik akun Ferdina Hamzah awalnya membuat cuitan terkait masker bedah yang kini tak lagi langka dan sudah bisa di cari di sejumlah minimarket.
Tak hanya itu, akun yang sama juga menyampaikan jika harga masker sudah terbilang normal.
Untuk satu kemasan berisi lima lembar masker bedah, harganya hanya berkisar Rp 9 ribuan saja.
Ia juga membandingkan harga masker sekarang dengan beberapa waktu lalu yang sempat meroket tajam.
"Udah banyak masker sekarang dan gak mahal lagi. Ini cuma 9000-an isi 5 pcs. Kemaren sekotak isi 50 dijual 350 ribu," cuit @ferdiriva dalam akunnya.
Sekedar informasi, pada awal merebaknya virus corona di Indonesia, masker bedah perlahan langka.
Jikapun ada, harganya pun sangat mahal.
Dari harga normal Rp 20 - 30 ribu per kotak dengan isi 50 buah, harga masker bedah per kotaknya sempat melonjak hingga Rp 400 ribuan.
Adapun kenaikan harga masker sempat mengalami beberapa tahapan hingga melonjak tajam di pertengahan Maret 2020.
Pada awal Maret, dikethui harga masker menjadi Rp 125 ribu per kotak isi 50 buah.
Setelah minggu kedua dan ketiga Maret, harga masker di pasaran kian melonjak.