Vaksin COVID19

Perkiraan China Punya Vaksin COVID-19 September Untuk Tenaga Medis & Masyarakat Umum Awal Tahun 2021

Para ilmuwan berlomba-lomba menciptakan vaksin COVID-19 ( virus corona), salah satinya China yang dipekirakan bakal mempunyai vaksin mulai September.

Editor: Iksan Fauzi
Kolase EPA-EFE/STRINGER CHINA OUT(STRINGER)/Shutterstock
ILUSTRASI. Dokter merawat pasien virus corona di Wuhan, China 

SURYA.co.id  - Para ilmuwan berlomba-lomba menciptakan vaksin COVID-19 ( virus corona), salah satinya China yang dipekirakan bakal mempunyai vaksin mulai September 2020.

Tak hanya China, Amerika Serikat dan Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) juga sibuk membuat vaksin COVID-19.

Untuk vaksin COVID-19 yang dipekirakan September sudah ada, nantinya dikhususkan untuk para tenaga medis dahulu.

Sedangkan vaksin COVID-19 untuk masyarakat umum dipekirakan selesai pada awal tahun 2021, bergantung perkembangan yang dilakukan para peneliti.

Melansir scmp, Sabtu (25/4/2/2020), Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Gao Fu menuturkan, pengembangan vaksin pada saat ini berada pada tahap dua atau tiga uji klinis.

Serta dapat tersedia pada saat potensi gelombang kedua wabah terjadi.

Sementara, tiga vaksin di China telah menyelesaikan fase uji coba pertama.

Ilustrasi Virus Corona
Ilustrasi Virus Corona (KOLASE laman lawancovid-19.surabaya.go.id)

"Kami berada di garis depan untuk pengembangan vaksin, dan kami mungkin memiliki vaksin yang siap untuk penggunaan darurat pada bulan September," kata Gao.

Vaksin yang masih dikembangkan tersebut dapat digunakan untuk beberapa kelompok khusus, seperti petugas kesehatan.

Hal ini merupakan pertama kalinya seorang pejabat China membuat perkiraan skala waktu untuk pengembangan vaksin virus corona.

Vaksin tersebut diyakini sebagai kunci mengendalikan pandemi global yang terjadi.

Hal itu juga lebih cepat dibandingkan perhitungan dari lembaga lainnya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat meyakini bahwa vaksin di AS tersedia setidaknya setahun lagi.

Sementara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membutuhkan waktu 12-18 bulan.

Menurut ahli virus dari Institute of Microbiology, Chinese Academy of Sciences Shi Yi, tak seperti influenza yang mutasinya diantisipasi oleh pembuat vaksin yang bersiap untuk wabah musiman.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved