BERITA SURABAYA Hari ini Populer, Bocah Hilang di Sungai & Persiapan PSBB Surabaya-Sidoarjo-Gresik

Berita Surabaya Hari ini Populer Edisi Senin 27 April 2020, Meliputi Bocah Hilang di Sungai dan Persiapan PSBB Surabaya, PSBB Sidoarjo, PSBB Gresik

Kolase SURYA.co.id/Luhur Pambudi dan IST
Sejumlah warga menyisir dengan alat seadanya, tali tambang dan perahu wisata untuk mencari Mizon (kiri), Tri Rismaharini saat melakukan sidak di Pasar Pucang (kanan) 

SURYA.co.id - Sejumlah berita menarik di Surabaya terangkum dalam Berita Surabaya hari ini populer edisi Senin, 27 April 2020.

Berita Surabaya hari ini populer diawali dengan kabar tenggelamnya bocah SD bernama Ahmad Zain Maliki Putra (10) alias Mizon di Sungai Brantas.

Mizon tewas tenggelam di sungai pada Minggu (26/5/2020), dan meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya.

Lalu, berita tentang persiapan pembatasan sosial berskala besar (PSSB) di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik juga terangkum dalam Berita Surabaya hari ini populer.

Contohnya seperti di Gresik, Satlantas Polres Gresik kembali melakukan sosialisasi di chcek point di exit tol Kebomas dan pintu masuk Kabupaten Gresik di Jalan Veteran.

Berikut ulasan selengkapnya :

1. Bocah SD Hilang di Sungai

Sejumlah warga menyisir dengan alat seadanya, tali tambang dan perahu wisata untuk mencari Mizon.
Sejumlah warga menyisir dengan alat seadanya, tali tambang dan perahu wisata untuk mencari Mizon. (Luhur Pambudi)

Tenggelamnya Ahmad Zain Maliki Putra (10) alias Mizon di Sungai Brantas tepatnya di Jalan Raya Kebonsari,

Jambangan, Surabaya, Minggu (26/5/2020) meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya.

Terlebih Bunda asuh korban, Maya (26). Wanita berambut panjang yang dikuncir kebelakang itu tak kuasa membendung air matanya saat ditanya awak media mengenai sosok Mizon.

Beberapa kali dia terlihat menyeka air mata di pipinya yang terbendung kain masker penutup hidung dan mulut yang dikenakan.

Bahwa sosok Mizon adalah bocah periang, gesit, aktif, dan tidak manja. Meski Mizon anak dari pamannya, yang kebetulan diasuh Maya. Lantaran ia sudah bertanggung jawab mengasuhnya sejak masih orok hingga berusia 10 tahun. Termasuk menyekolahkannya hingga kelas IV SDN 1 Kebonsari, Surabaya.

Maya sudah menganggap Mizon seperti anaknya sendiri. Kedua orang tua kandungnya tak memungkinkan merawatnya. Ibunya, Sri dan ayahnya, Imam Maliki tergolek lemah karena terkena stroke.

"Anaknya periang banget. Nggak pernah sambat atau menangis. Meski keluarganya hancur ditinggal di Ketintang," katanya saat ditemui di depan rumahnya, Minggu (26/4/2020).

Disinggung apakah ada firasat sebagai tanda insiden? Maya mengaku tak tahu persis. Hanya saja ia melihat keanehan pada anak kandungnya yang masih berusia tujuh bulan, yang acap tertawa terpingkal-pingkal saat didekati oleh Mizon, pada Sabtu (26/4/2020) malam.

"Kan nggak biasa, guyonnya berlebihan. Beberapa hari guyonnya kekel (terbahak-bahak)," tuturnya.

Air mata Maya kembali mengucur saat teringat beberapa menit sebelum Mizon pergi tanpa pamit sekira pukul 11.00 WIB itu.

Ia teringat bahwa Mizon sempat minta pada Bunda asuhnya dibuatkan olahan makanan mi goreng instan, sebagai lauk buka puasa saat adzan Dhuhur berkumandang.

Meski masih berusia 10 tahun, ungkap Maya, Mizon berniat menjalankan puasa, meski sekadar latihan menahan dahaga dan lapar, setengah hari saja, hingga waktu salat Dhuhur.

"Sebelum Dhuhur dia minta makan mie goreng, buat buka. Kok gak ada kabar lagi. Dia kan puasa beduk," jelasnya.

Maya kini hanya bisa pasrah. Duduk di kursi kecil depan rumahnya, matanya tampak kosong menatap ke arah jalan gang.

Ia mengaku tak tahu persis kronologi kejadian nahas itu. Namun ia menegaskan, Mizon tak memiliki kemampuan berenang.

"Kemarin kan ikan naik semua. Dikira masih ada, dia cari ikan lagi. Mungkin dia kepeleset," terangnya.

Warga setempat, Syaiful (49), menerangkan sekira pukul 11.30 WIB korban bersama seorang rekannya, Fauzi, memancing di pinggir Sungai Brantas.

Selain mencari ikan dengan cara memancing, mereka juga berupaya berenang ke pinggiran sungai. Nahas, kontur tanah pinggiran sungai terbilang tak rata ternyata membuat Mizon kehilangan pijakan. 

Tubuh Mizon kehilangan keseimbangan langsung tenggelam ke sungai yang diperkirakan kedalamannya sekitar delapan meter.

Syaiful mengaku tahu kabar itu setelah mendengar teriakan Fauzi, teman korban. Ia langsung bergegas mendatangi lokasi bersama sejumlah warga untuk menyelami pinggiran sungai.

"Saya kan salat Dhuhur, terus dengar suara Fauzi teriak teriak, kelelep.... kelelep (tenggelam). Saya langsung ke sini," terangnya.

Pantauan di lokasi, hingga pukul 14.48 WIB, atau sekira empat jam pascakejadian, tubuh korban masih belum ditemukan.

Untuk mencari keberadaan Mizon, petugas gabungan makin bertambah, semula sejumlah warga dibantu anggota Tim Rescue Dinas PMK Surabaya dan BPB Linmas Surabaya.

Kekuatan anggota tim gabungan makin bertambah dengan hadirnya anggota Tim SAR Kantor Basarnas Kota Surabaya, dan Anggota Tim Becak Air Satpol PP Surabaya.

Pencarian dimulai sekira pukul 12.00 WIB hingga 17.00 WIB. Tim gabungan mengerahkan 50 personel dari berbagai instansi, dan enam unit perahu karet. Namun keberadaanya tak kunjung ditemukan.

Komandan Tim Operasi SAR Kantor SAR Surabaya, Johan Saptadi, mengatakan pihaknya sudah melakukan dua metode pencarian korban.

Pihaknya menerjunkan sedikitnya 10 orang personel khusus dari instansi gabungan guna menyelam hingga ke dasar sungai.

Empat kali proses penyelaman dilakukan secara berkala dalam kurun waktu lima jam. Namun masih saja tak membuahkan hasil.

"Arusnya kencang kemudian jarak pandang di dalam 0. Artinya tidak kelihatan sama sekali," katanya, Minggu (26/4/2020).

Johan menerangkan, metode kedua ini pihaknya fokus pada pengerahan personel beserta perangkat pencarian termasuk perahu karet untuk menyisir hingga radius 100-200 meter dari titik tenggelamnya korban.

"Cara melakukan penyisiran dengan tidak jauh dari pinggir sisi Selatan sampai ke arah Rolak Gunungsari. Untuk saat ini hasilnya juga nihil," tuturnya.

Dua motode itu berkali-kali diupayakan. Hasilnya tetap saja nihil. Pihaknya bakal menunda atau menghentikan sementara proses pencarian korban.

Rencananya, Senin (27/4/2020) besok, proses pencarian akan dilanjutkan kembali. "Ini nanti kami masih evaluasi sekira pukul 17.00 WIB. Kami akan hentikan dan kami melanjutkan pada besok," jelasnya.

2. Persiapan PSBB Gresik, Sosialisasi Penyekatan Kendaraan di Sejumlah Pintu Masuk

Menjelang penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSSB) pada Selasa (28/4/2020), Satlantas Polres Gresik kembali melakukan sosialisasi di check point di exit tol Kebomas dan pintu masik Kabupaten Gresik di Jalan Veteran.

Satu persatu kendaraan roda empat dari arah Surabaya yang akan masuk Gresik diminta menepi. Petugas langsung menghampiri dan melakukan pemeriksaan suhu tubuh dengan menggunakan thermal gun oleh tenaga medis.

Kemudian, memberi dan menginformasikan agar selalu menggunakan masker, sering cuci tangan menggunakan air dengan sabun serta sering membersihkan tangan dengan hand sanitizer.

Petugas langsung melakukan penyemprotan disinfektan kepada mobil penumpang yang diperiksa.

"Kami mengimbau secara humanis apabila ditemukan pemudik agar kembali atau memutar balik," ujar Kasatlantas Polres Gresik, AKP Erika Purwana Putra, Minggu, (26/4/2020).

Kendaraan yang hendak masuk dan keluar wilayah Gresik wajib didata.

Upaya tersebut untuk mengetahui dan mendeteksi masyarakat yang melakukan mudik dan bukan pemudik. Para pengendara itu didata asal dan tujuannya. Apalagi kendaraan luar kota. Jika tidak ada keperluan penting, sesuai aturan PSBB diminta kembali ke rumahnya.

"Belum terpantau masyarakat yang mudik memasuki wilayah hukum Polres Gresik," terangnya.

Sementara Kanit Turjawali Satlantas Polres Gresik, Ipda Darwoyo, menambahkan sosialisasi berlangsung hingga besok.

"Mulai tanggal 28 April PSBB sudah diterapkan, pemudik dilarang masuk Gresik," pungkasnya.

3. Persiapan PSBB Surabaya, Bu Risma Tinjau Kesiapan Pasar Tradisional

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat melakukan sidak di Pasar Pucang, Minggu (26/4/2020).
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat melakukan sidak di Pasar Pucang, Minggu (26/4/2020). (ist)

Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya tinggal menghitung hari.

Pemkot Surabaya pun kian masif menggelar sosialisasi agar masyarakat mempersiapkan diri untuk menjalani PSBB tersebut. 

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun melakukan sidak ke Pasar Pucang Surabaya, Minggu (26/4/2020).

Seperti biasanya, Risma memasuki seluruh lorong pasar untuk mengecek secara langsung para kios pedagang. Jarak antar stand pedagang diteliti oleh Risma untuk menjaga jarak aman.

Ini merupakan kunjungan ke sekian Risma ke pasar jelang diberlakukannya PSBB di Surabaya.

"Biar tidak bergerombol dengan pedagang toko, jadi pembelinya bisa dipinggir-pinggir," kata Risma memerintahkan jajarannya.

Protokol kesehatan memang tengah ditekankan agar mengurangi risiko covid-19. Termasuk di lingkungan pasar, Pemkot Surabaya tengah getol bersosialisasi hal itu.

Menurut Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, Risma menginstruksikan untuk dilakukan penataan pedagang agar berjarak.

Penataan pedagang itu lantaran untuk menerapkan physical distancing di lingkungan pasar.

"Itu arahan Bu Wali (Risma) untuk Pasar Pucang ini," ungkap Hebi.

Dia mengungkapkan, selain penataan stand pedagang tersebut, protokol lain yang ditekankan adalah pemakaian masker bagi seluruh pedagang maupun pengunjung di pasar.

Itu penting, sebab termasuk salah satu protokol kesehatan guna memutus rantai persebaran Covid-19.

Selain itu, pemeriksaan suhu tubuh bagi siapapun yang akan beraktifitas di pasar juga disediakan di pasar. Bagi mereka yang suhu tubuhnya diatas 38 derajat diminta untuk tidak masuk pasar.

"Kita sudah koordinasi dengan Dirut pasar dan Camat untuk memantau sesuai dengan protokol," ungkapnya.(*)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved