KKB Papua Lekagak Telenggen Makin Beringas Serang Freeport Setelah Snipernya Tewas, ini 4 faktanya
KKB Papua Lekagak Telenggen Semakin Beringas menyerang PT Freeport Indonesia Setelah Snipernya Tewas, berikut rangkuman fakta terbarunya.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id, TIMIKA - Aksi kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua akhir-akhir ini semakin beringas menyerang PT Freeport Indonesia.
Terutama KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen, setelah sniper andalannya tewas dalam baku tembak dengan TNI-Polri.
Sniper atau penembak jitu KKB Papua bernama Menderita Walia ditembak mati oleh anggota TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Penegakan Hukum.
KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen pun langsung melancarkan serangan pada Jumat (24/4/2020).
Kali ini sasarannya adalah kendaraan trailer PT Freeport Indonesia dan Pos TNI di rute pengamanan umum (RPU) 47, di Mile 60.
Berikut rangkuman faktanya dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'TNI-Polri Kontak Senjata dengan KKB di Area Freeport, Papua'
1. Kronologi
Kronologiya berawal saat KKB Papua menembaki kendaraan trailer PT Freeport Indonesia dan Pos TNI di rute pengamanan umum (RPU) 47, di Mile 60, pukul 09.40 WIT.
Alhasil, serangan KKB Papua itu pun dibalas oleh prajurit TNI-Polri.
Tim pengawalan dari Brimob Satgas Amole yang berada di belakang iringan kendaraan trailer memberikan bantuan kepada personel yang berada di pos RPU 46.
Mereka melakukan tembakan balasan ke arah KKB.
2. Tidak ada korban jiwa
Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersbeut.
Hanya saja, tiga kendaraan trailer bernomor lambung 1236, 894, dan 1026 kaca depannya terkena peluru KKB Papua.
"Tidak ada korban dari penembakan tersebut," kata Era dalam keterangan tertulisnya, Jumat siang.
Dari hasil penyelidikan di lapangan, diketahui penembakan yang dilakukan di area Freeport, baik di dataran tinggi maupun dataran rendah, selama ini dilakukan beberapa KKB yang datang ke Tembagapura dengan pimpinan Lekagak Telenggen.
"Sampai saat ini aparat TNI-Polri masih melakukan pengejaran terhadap kelompok kriminal yang melakukan penembakan tersebut," uja Era.
3. Sniper KKB tewas
Sebelumnya, seorang sniper atau penembak jitu KKB Papua ditembak mati oleh anggota TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Penegakan Hukum.
Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw mengatakan, anggota KKB itu teridentifikasi sebagai Menderita Walia.
Menderita tewas dalam kontak senjata di Gunung Botak Distrik Tembagapura, Mimika, pada Jumat (10/4/2020).
Paulus menyebut, Menderita merupakan penembak jitu atau sniper dalam KKB pimpinan Lekagak Telenggen.
"Saudara Menderita ini dikenal sebagai sniper di kelompok Lekagak Talenggeng," kata Kapolda didampingi Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab di Aula Mako Brimob Yon B, Kamis (16/4/2020).
Pasukan gabungan menyita satu pucuk senapan laras panjang jenis SS1 yang digunakan Menderita Walia.
Senapan dengan nomor JAT.695381 ini merupakan hasil rampasan di Pos Polisi Kulirik, Puncak Jaya, pada 4 Januari 2014.
Senjata itu digunakan Menderita Walia selama ini.
Paulus mengatakan senjata itu sangat terawat, bersih, dan tanpa cacat.
"Turut diamankan 1 buah magasin SS1 beserta 17 butir amunisi kaliber 5,56 mm," ujar Kapolda.
4. Siapa Lekagak Telenggen?

Melansir dari Antara, Lekagak Telenggeng diketahui merupakan KKB Papua Yambi yang bermarkas di Kabupaten Puncak Jaya.
Ikut dalam rombongan besar itu, yakni KKB Papua Yambi, KKB Paua Ilaga pimpinan Militer Murib, KKB Papua Tembagapura pimpinan Seltius Waker, dan KKB Papua Ugimba pimpinan Guspi Waker.
Kelompok-kelompok ini kemudian bergabung dengan KKB Papua di wilayah Mimika yang dikenal sebagai "Kelompok Kali Kopi" pimpinan Joni Botak dan Hengky Wanmang.
Selah sehari tiba di Distrik Tembagapura, kelompok bersenjata tersebut langsung memulai aksinya.
Pada tanggal 15 Februari, mereka menyandera tiga guru yang bertugas di SDI Aroanop.
Mereka menduga guru-guru itu adalah personel TNI dan Polri.
Namun, akhirnya guru-guru itu dilepas. Demikian keterangan Irjen Pol. Waterpauw saat menggelar rilis pengungkapan kasus penegakan hukum terhadap KKB Papua di Mimika di Markas Komando Batalyon B Brimob Polda Papua, Timika, Kamis (16/4).
Selanjutnya, pada tanggal 28 Februari kelompok itu melakukan penembakan di Kampung Sipabera, Distrik Tembagapura yang mengakibatkan anggota Brimob Bharada Doni Priyanto gugur.
Kekerasan KKB terus berlanjut pada tanggal 2 Maret dengan menembaki mobil LWB patroli Polsek Tembagapura di Kampung Utikini, kemudian melakukan penembakan terhadap Pos TNI Yonif 754/ENK di Kampung Opitawak pada tanggal 5 dan 6 Maret.
Fasilitas umum juga menjadi sasaran kelompok ini. Mereka membakar bangunan di Blok A Kampung Opitawak pada tanggal 6 Maret, membakar Kantor Desa Opitawak pada tanggal 7 Maret, lalu membakar bangunan GKII Opitawak pada tanggal 13 Maret.
Berikutnya, pada tanggal 9 Maret KKB Papua terlibat baku tembak dengan pasukan Satgas Nemangkawi dan Brimob Satgas Aman Nusa di Kampung Utikini.
Puncak rangkaian kekerasan kelompok itu ketika menyerang pusat perkantoran PT Freeport Indonesia di Kuala Kencana pada tanggal 30 Maret yang mengakibatkan tertembaknya tiga karyawan PTFI, yaitu Graeme Thomas Wall, Ucok Simanungkalit, dan Jibril Bahar.<
Graeme Thomas Wall adalah pekerja asal Selandia Baru. Warga negara asing yang bekerja di PTFI kurang lebih 16 tahun ini akhirnya meninggal dunia.
TNI-Polri Sukses Sapu Bersih KKB Papua Sepanjang Maret-April 2020
Diketahui, tujuh anggota KKB Papua tewas sejak bulan Maret hingga April 2020, dalam penegakan hukum yang dilakukan Satgas TNI-Polri.
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, ketujuh anggota KKB Papua itu tewas dalam kontak senjata yang terjadi di tiga wilayah di Kabupaten Mimika.
Pertama, empat anggota KKB Papua tewas dalam kontak tembak dengan Satgas TNI-Polri pada 15 Maret 2020, di daerah Wini, Distrik Tembagapura.
Tiga pucuk senjata api laras panjang jenis AR 15, AK 47, dan Thompson juga berhasil diamankan TNI-Polri dari tangan KKB Papua.
Senjata tersebut merupakan hasil rampasan pada pos dan polsek.
Seperti senjata api jenis AR 15 yang dirampas KKB Papua pada 27 November 2012 lalu, saat penyerangan Polsek Pirime.
Kemudian, senpi jenis AK 47, dirampas KKB Papua pada 4 Januari 2014, dalam kasus penyerangan Pos Kulirik, Puncak Jaya.
"Jadi, senjata itu hasil rampasan KKB saat menyerang polsek beberapa tahun lalu," kata Kapolda dalam keterangan persnya, didampingi Pangdam XVII/ Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab, dan Kabinda Papua Brigjen TNI Abdul Haris Napoleon, di Aula Mako Brimob Yon B, Kamis (15/4/2020).
Kemudian, dua anggota KKB Papua tewas pada 9 April 2020 dalam kontak senjata di Jalan Trans Nabire, Kampung Jayanti, Distrik Iwaka.
Anggota KKB Papua itu terlibat langsung dalam penembakan yang terjadi di kantor PT Freeport Indonesia di Kuala Kencana, pada 30 Maret 2020.
Dalam peristiwa itu, seorang warga New Zeland bernama Graeme Thomas Weal (57) meninggal dunia. Sedangkan dua karyawan lainnya bernama Jibril MA Bahar (49), dan Ucok Simanungkalit (57) terluka.
"Satu KKB yang tewas bernama Tandi Kogoya merupakan eksekutor penembakan di Kantor PT Freeport Indonesia," kata Kapolda.
Sehari kemudian, Satgas TNI-Polri kembali melumpuhkan anggota KKB Papua di Gunung Botak, Distrik Tembagapura, 10 April 2020.
Selain itu, aparat juga berhasil mengamankan satu senjata api laras panjang jenis SS1.

Senjata api yang diamankan tersebut diketahui merupakan milik Pos Polisi Kulirik Polres Puncak Jaya, yang dirampas KKB Papua pada 4 Januari 2014 lalu.
"Jadi, yang tewas itu namanya Menderita Walia. Dia penembak jitu di KKB," ujar Kapolda.
Kapolda dan Pangdam memberikan apresiasi kepada Satgas TNI-Polri yang berhasil melakukan penegakan hukum kepada KKB Papua.(*)