Pemudik Bandel Dikarantina di Rumah Angker di Kompleks Bekas Pabrik Gula Sragen Dibangun 1831
Para pemudik yang bandel akan dikarantina di rumah angker di kompleks bekas pabrik gula Sido Wurung atau lebih dikenal dengan Kedoeng Banteng.
SURYA.co.id - Para pemudik yang bandel akan dikarantina di rumah angker di kompleks bekas pabrik gula Sido Wurung atau lebih dikenal dengan Kedoeng Banteng.
Lokasi rumah angker itu di Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.
Rumah angker tersebut sengaja dijadikan tempat karantina bagi pemudik bandel yang tidak mau melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
Hal itu dilakukan pemerintah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah untuk menerapkan protokol pencegahan penyebaran virus corona ( COVID-19) bagi para pemudik yang bandel.
Khususnya, para pemudik yang ngeyel. Jika, mereka ada yang bandel, maka, akan dikarantina di rumah dinas Sinder yang angker.
Secara kasat mata, rumah itu kondisinya terlihat menyeramkan, lantaran cat telah mengelupas ditumbuhi lumut.
Adapun di depan rumah tampak kayu-kayu yang juga mengalami pengeroposan.
Rumah tersebut berada di kompleks bekas Pabrik Gula Sido Wurung atau lebih dikenal dengan Kedoeng Banteng, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.
Kompleks pabrik gula itu diperkirakan sudah berdiri kurang lebih sejak tahun 1831.
Ide Camat Sarjanto
Kepala Desa Gondang, Warsito menjelaskan, awalnya penggunaan kompleks pabrik gula sebagai lokasi karantina merupakan ide Camat Gondang, Catur Sarjanto.
Warsito menyebut, ODP yang bandel atau tidak patuh akan di karantina di pabrik gula tersebut sesuai arahan Catur Sarjanto.
"Kemarin pak Camat bilang nanti kalau ada ODP yang bandel, suruh isolasi tidak mau nanti akan ditempatkan di situ," kata Warsito, Kamis (23/4/2020), dikutip dari TribunSolo.com.
Rencananya, kompleks pabrik gula tersebut bakal digunakan setelah ditinjau langsung oleh Bupati Sragen, Jawa Tengah, Kusdinar Untung Yuni Sukowati.
"Ini belum mulai digunakan, rencananya Sabtu besok ada kunjungan Bu Bupati untuk mengecek kelayakan bangunan," tuturnya.