Patung di Kelenteng Tuban Runtuh
Update 7 Fakta Terbaru Patung Raksasa di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban Runtuh Hari Ini 16 April 2020
Simak 7 fakta mengenai Patung Dewa Kong Co Kwan Sing Tee Koen yang runtuh di Tuban,
Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id, TUBAN - Simak 7 fakta mengenai Patung Dewa Kong Co Kwan Sing Tee Koen yang runtuh di Tuban, Kamis (16/4/2020).
Patung Kongco Kwan Sing Tee Koen atau Dewa Kwan Kong yang berada di Kabupaten Tuban, Jawa Timur dikabarkan runtuh.
Patung Dewa Kwan Kong yang berdiri tegak setinggi 30 Meter ini berada di halaman belakang Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Tuban.
Berikut Surya merangkum fakta-fakta mengengai patung Dewa Kwan Kong
1. Awal Mula Diresmikan
Patung Dewa Kwan Kong mulai diresmikan pada bulan 17 Juli 2017 oleh ketua MPR kala itu, Zulkifli Hasan.
Patung ini didirikan dengan biaya yang diperkirakan mencapai 2,5 Milyar Rupiah.
Ketua pemilik klenteng, Alim Sugiarto adalah inisiator pembangunan Patung Dewa Kwan Kong di Tuban
Pembangunan monumen patung dewa Kwan Kong ini ditujukan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Yang Mulia Kongco Kwan Sing Tee Koen Ke-1857

2. Terletak di Klenteng terbesar di Asia Tenggara
Patung Dewa Kwan Kong terletak di halaman belakang klenteng Kwan Sing Bio yang memiliki luas 4-5 hektar.
Klenteng Kwan Sing Bio didirikan pada tahun 1773. Berbeda dengan klenteng pada umumnya yang menggunakan simbol naga, di dalam klenteng Kwan Sing Bio terdapat simbol seekor kepiting yang berukuran besar.
Klenteng Kwan Sing Bio, artinya adalah rumah pemujaan Dewa Kwan Kong. Seperti namanya klenteng ini memang dipersembahkan bagi Dewa Kwan Kong, dewa pelindung utama yang sosoknya digambarkan sebagai panglima perang jaman Dinasti Han.
Setiap tahun, tepatnya di tanggal 24 bulan keenam pada penanggalan Tionghoa, banyak peziarah yang datang ke Tuban untuk memperingati ulang tahun Dewa Kwan Kong. Dahulu kala, dewa ini merupakan jenderal perang yang cukup terkenal
Klenteng terbagi menjadi tiga ruangan di bangunan utamanya. Ruang pertama, di bagian depan, digunakan sebagai tempat membakar hio. Ruang kedua, berada di bagian tengah, kerap digunakan sebagai tempat sembahyang dan tempat meletakkan buah-buah persembahan. Ruang ketiga, berada di bagian belakang merupakan tempat arca atau patung Dewa Kwan Kong dan arca lainnya yang dikeramatkan.