Virus Corona di Tulungagung

Kisah Para Sopir di Tulungagung, Mengeluh Tak Dapat Job Selama Pandemi Covid-19

Sebelum terjadi pandemi corona, dalam satu bulan Kari bisa bisa melakukan pejalanan 10 kali Tulungagung-Jakarta bolak-balik.

Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/david yohannes
Kari (46) (paling kanan) sopir bus Tulungagung-Jakarta, menerima bantuan sebagai warga terdampak pandemi virus corona. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Kari (46), salah satu sopir bus trayek Tulungagung-Jakarta semringah, saat menerima bantuan dari Kapolres Tulungagung dan BRI.

Warga Kecamatan Ngantru ini adalah satu dari 800 sopir dan awak angkutan umum terdampak pandemi corona.

Sudah dua bulan ini, Kari kehilangan pendapatan karena jumlah perjalananya berkurang.

Sebelum terjadi pandemi corona, dalam satu bulan Kari bisa bisa melakukan pejalanan 10 kali Tulungagung-Jakarta bolak-balik.

Setiap perjalanan bolak-balik ayah dua anak ini bisa mengantongi pendapatan Rp 500.000.

Namun kini dalam satu bulan ayah dua anak ini hanya melakukan satu sampai dua kali perjalanan.

"Jadi pendapatannya berkurang sangat banyak. Kini dapatnya hanya Rp 500.000-Rp 1.000.000 per bulan," ungkap Kari.

Jumlah itu cukup memberatkannya, karena ia harus menanggung anak sulungnya kuliah di Malang.

Sebagai warga terdampak, Kari mendapatkan bantuan Rp 600.000 per bulan.

Jumlah itu dianggap sangat membantu untuk pengadaan kebutuhan pokok selama masa pandemi virus corona.

"Saya sangat-sangat terima kasih dengan bantuan ini. Uangnya bisa buat beli beras, minyak, gula dan kebutuhan lain," ucapnya.

Keluhan serupa juga diungkapkan Sunardi (49), sopir travel asal Desa Beji, Kecamatan Boyolangu.

Menurutnya, sebelum pandemi virus corona pihaknya selalu dapat job setiap dua hari sekali.

Namun kondisi saat ini, Sunardi sama sekali tidak pernah dapat orderan.

"Jadi sama sekali tidak ada pemasukan, karena tidak ada yang order," ujarnya.

Sunardi biasa membawa mobil ke kota-kota di seluruh Jawa Timur.

Kadang juga sampai antar provinsi, tergantung permintaan pemesan.

Dalam masa sulit ini, Sunardi mengaku tidak punya pilihan selain mengandalkan bantuan.

"Mau diatur bagaimana, wong sekarang tidak ada pemasukkan. Sekarang hanya mengandalkan bantuan ini," tandasnya. (David Yohanes)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved