Buntut Kebrutalan KKB Papua Tembak Mati Warga Selandia Baru, Dubes Kecam Aksi Kelompok Separatis

Kebrutalan KKB Papua Tembak Mati Warga Selandia Baru Berbuntut Panjang, Dubes Indonesia untuk Selandia Baru Kecam Aksi Kelompok Separatis.

Foto Jerry Omona/Metromerauke
KKB Papua 

SURYA.co.id - Kebrutalan kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua yang menembak mati warga negara Selandia Baru, masih berbuntut panjang.

TNI-Polri langsung melakukan pengejaran dan penyisiran di area tersebut untuk memburu KKB Papua.

Aksi keji KKB Papua itu juga mendapat kecaman dari Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya.

Diketahui, KKB Papua Joni Botak melakukan penembakan terhadap 7 pegawai PT Freeport Indonesia di wilayah OB 1, kawasan perkantoran dan pemukiman karyawan.

Graeme Thomas Weal (57), yang merupakan warga negara New Zeland atau Selandia Baru tewas dalam penembakan tersebut.

TNI Balas Serangan KKB Papua & Berhasil Kuasai Markasnya, Buntut Penembakan Pesawat CASA CN A-2909

KRONOLOGI Kebrutalan KKB Papua Tembak 7 Karyawan Freeport, Kini Dikejar TNI/Polri, Ini 3 Faktanya

Dia berprofesi sebagai konsultan layanan pusat.

Sebagau Dubes Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya menyampaikan belasungkawa atas kejadian tersebut.

Tantowi mengaku siap membantu keluarga korban bila diperlukan.

“Belasungkawa kami yang sebesar-besarnya kepada keluarga korban. Kami siap membantu bila diperlukan," kata Tantowi, Selasa (31/3/2020), dilansir dari Kompas dalam artikel 'WN Selandia Baru Jadi Korban Penembakan KKB di Papua, Dubes Sampaikan Belasungkawa'

Di samping itu, Tantowi juga mengecam aksi keji KKB Papua yang menembaki karyawan PT Freeport Indonesia.

Menurut Tantowi, KKB Papua selama ini kerap berdalih bahwa serangan yang mereka lakukan ditujukan kepada aparat bersenjata.

Namun dalam kenyataannya tidak sedikit masyarakat sipil yang menjadi korban jiwa.

Ia pun berharap agar seluruh pihak dapat semakin membuka mata untuk melihat wajah asli KKB Papua yang kerap meresahkan masyarakat.

“Penembakan di Kuala Kencana ini menambah beban masyarakat Papua dan aparat keamanan yang tengah bekerja keras menanggulangi wabah Covid-19.

Ini memperlihatkan bahwa kelompok kriminal bersenjata tidak mempedulikan dampak perbuatannya terhadap masyarakat Papua sendiri," ucapnya.

Sebelumnya, KKB Papua Joni Botak diduga melakukan penembakan terhadap 7 pegwai PT Freeport Indonesia di wilayah OB 1, kawasan perkantoran dan pemukiman karyawan.

Pasca-penembakan tersebut, TNI-Polri melakukan pengejaran dan penyisiran di area tersebut dan melakukan razia.

Dari hasil investigasi sementara, aparat keamanan mendapatkan informasi, bahwa penembakan itu dilakukan sedikitnya delapan orang.

Akhir-akhir ini, beberapa KKP Papua terpecah dan diisukan akan merebut kekuasaan yang selama ini dipegang oleh Goliat Tabuni.

Kondisi Goliat yang semakin renta membuat para KKB itu menjadikan area Freeport lahan peperangan.

Mengingat, di kawasan itu Goliat Tabuni tinggal. 

Namun, selama ini kawasan tersebut didiami oleh KKB Joni Botak.

Graeme Thomas Weal (57), yang merupakan warga negara New Zeland tewas. Dia berprofesi sebagai konsultan layanan pusat.

"Dari aksi tersebut ada tiga korban, satu WNA asal New Zeland meninggal dunia dan dua WNI terluka," kata Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata, kepada wartawan di Kantor Polsek Kuala Kencana, Senin sore.

Sementara itu, dua korban luka-luka adalah Jibril MA Bahar (49) dan Ucok Simanungkalit (57).

Jibril mengalami luka tembak di perut dan paha bagian kanan.

Sedangkan ucok tertembak di bagian siku tangan dan punggung belakang.

Sementara itu, Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw, aksi penembakan di kawasan penambangan emas Freeport itu diduga ulah gerombolan pimpinan Joni Botak.

Saat ini aparat keamanan tengah dikerahkan untuk melakukan pengejaran ke gerombolan tersebut.

"KKB dilaporkan melakukan penyerangan dengan menembaki karyawan saat berada di OB 1 Kuala Kencana.

Belum ada laporan terkait pengejaran yang dilakukan tim gabungan, karena anggota masih di lapangan," kata Waterpauw, dilansir dari Antara.

Sementara itu, lokasi penembakan langsung dijaga ketat aparat keamanan bersenjata.

Berdasar keterangan yang diperoleh, beberapa saksi mata mengaku sempat melihat delapan orang memasuki area Kantor OB PT Freeport Kuala Kencana dengan menenteng senjata api.

"Pelaku diperkirakan lebih dari delapan orang.

Saksi-saksi melihat ada delapan orang membawa senjata api," jelas Era.

Sementara itu, saat penyerangan terjadi, Kantor OB PT Freeport Kuala Kencana dijaga oleh enam anggota Brimob yang tergabung dalam Satgas Amole.

Usai melakukan penembakan, para pelaku melarikan diri ke arah hutan di belakang Kuala Kencana tembus ke arah Mile 39.

"Upaya yang kami lakukan yaitu bersama Satgas Amole memperketat pengamanan di area Kuala Kencana dan terus berkoordinasi dengan semua satuan untuk melakukan pengejaran.

Malam ini juga kami akan melakukan razia skala besar di daerah-daerah rawan yang diduga menjadi perlintasan kelompok ini," kata Era.

Sementara itu, menurut juru bicara PT Freeport Reza Pratama, korban kebrutalan anggota KKB itu berjumlah tujuh orang, satu di antaranya meninggal dunia.

"Kami sangat berduka atas kehilangan satu orang rekan karyawan yang meninggal dalam kejadian penembakan di area perkantoran PT Freeport Indonesia, di Kuala Kencana, Timika," kata Reza dalam keterangan pers yang diterima di Jayapura, Senin malam waktu Papua.

Empat orang korban lain dalam insiden penembakan mengalami cedera ringan dan telah mendapatkan perawatan di lokasi.

TNI Balas Serangan KKB Papua & Berhasil Kuasai Markasnya

Sementara itu, penembakan pesawat CASA CN A-2909 milik TNI AU oleh KKB Papua masih ditangani oleh TNI.

Meski tak sampai rusak parah, TNI langsung membalas serangan KKB Papua itu dengan mengerahkan pasukan ke lokasi penembakan.

Aparat TNI disiagakan di Distrik Serambakon yang merupakan lokasi penembakan pesawat CASA CN A-2909.

Ternyata benar, di lokasi tersebut TNI langsung terlibat baku tembak dengan KKB Papua pada Minggu (29/3/2020) pagi.

Tak butuh waktu lama, TNI berhasil memukul mundur KKB Papua.

"Anggota yang kita siagakan telah memukul mundur KKB dari Distrik Serambakon," ujar Komandan Korem 172/PWY Kolonel Inf Binsar Parluhutan Sianipar, Senin (30/3/2020), melansir dari Kompas dalam artikel 'TNI Pukul Mundur KKB dari Distrik Serambakon, Pegunungan Bintang'

Pergerakan aparat TNI di lokasi tersebut bertujuan mengamankan jalur udara karena Distrik Serambakon dekat dengan Bandara Oksibil.

Arus lalu lintas manusia dan barang dari dan menuju Pegunungan Bintang hanya bisa diakses melalui moda transportasi udara.

Di samping itu, Binsar juga menyebut TNI sudah menguasai markas KKB Papua di lokasi tersebut.

"Diharapkan penerbangan di Bandara Oksibil dapat berjalan aman seperti biasanya.

Dan sampai saat ini kami telah menguasai markas mereka," kata Binsar.

Ia memastikan keberadaan aparat TNI di Pegunungan Bintang untuk menjaga situasi keamanan tetap kondusif.

"Sementara itu dengan disiagakannya pasukan TNI di Kabupaten Pegunungan Bintang diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat yang akhir-akhir ini banyak mendapat teror dari KKB Papua," kata Binsar.(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved