Tembakan KKB Papua Sia-sia, Pesawat TNI AU Tak Sampai Rusak Parah, Begini Kehebatan CASA CN A-2909
Tembakan KKB Papua Sia-sia, Pesawat TNI AU Tak Mengalami Kerusakan Berarti, Begini Kehebatan CASA CN A-2909.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Aksi kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua menembaki pesawat TNI AU tampaknya sia-sia saja.
Pesawat CASA bernomor registrasi A-2909 milik TNI AU itu tak mengalami kerusakan berarti setelah diberondong tembakan oleh KKB Papua.
Saat dilakukan pengecekan, setidaknya ada lima lubang bekas tembakan ditemukan di sayap bagian kanan pesawat.
Tapi pesawat tersebut tak mengalami kerusakan berarti.
Lalu, seperti apa kehebatan pesawat CASA CN A-2909 milik TNI AU yang ditembaki KKB Papua itu?.
CASA CN A-2909 merupakan pesawat TNI AU jenis CASA C-295M bernomor registrasi A-2909.
Melansir dari Wikipedia, pesawat ini diawaki 2 kru.
Mampu mengangkut 73 pasukan dengan bobot normal 7.050 kg dan bobot maksimal 9.250 kg.
Pesawat ini mengandalkan mesin 2 × Pratt & Whitney Canada PW127G turboprop engines.
Dengan bobit normal, pesawat ini mampu terbang sejauh 1.555 km
Di Indonesia, pesawat ini biasanya digunakan sebagai pengangkut pasukan dan logistik.
Varian C-295M merupakan buatan PT Dirgantara Indonesia yang sudah memiliki lisensi dari CASA.
Melansir dari laman tni-au.mil.id, C-295 generasi baru ini merupakan pesawat yang ideal untuk misi militer maupun sipil bagi masyarakat – seperti misi kemanusiaan, pengawasan maritim dan pengawasan lingkungan.
Berkat kekuatan, keterandalan dan sistem modern yang sederhana, pesawat taktis berukuran medium ini mempunyai kemampuan beragam dan fleksibilitas yang diperlukan untuk mengangkut personil, pasukan dan kargo dalam bentuk palet ataupun jumlah besar, evakuasi korban bencana, penugasan logistik dan komunikasi, serta kemampuan air-dropping tersertifikasi.
Kombinasi peralatan sipil/militer teknologi ganda memastikan sukses dalam menjalankan misi taktis, potensi pengembangan sistem peralatan di masa depan, serta kesesuaian dengan persyaratan lingkungan dirgantara sipil dewasa ini.
Pesawat C295 merupakan bagian dari keluarga Airbus Military bagian pengangkut udara ringan dan medium, termasuk dengan pesawat yang lebih kecil seperti C212 dan CN235.
Airbus Military telah bekerjasama dengan industri penerbangan Indonesia sejak 1976 melalui kemitraan dengan PT Dirgantara Indonesia dan pendahulunya.
Diketahui, kebrutalan kembali dilakukan KKB Papua dengan menembaki Pesawat CASA CN A-2909 milik TNI AU.
Pesawat tersebut mengangkut 3 ton bahan makanan (sembako) dan bahan bangunan untuk gereja.
Penembakan terjadi di kawasan Pegunungan Bintang saat saat TNI hendak mendarat di Oksibil.
Menurut Komandan Lanud Silas Papare Marsekal Pertama Tri Bowo, pesanan tersebut diminta secara resmi oleh Bupati Pegunungan Bintang.
Seperti diketahui, pesawat TNI-AU dengan pilot Mayor (P) Ari Wicaksono, ditembaki orang tak dikenal saat hendak mendarat di Oksibil.
"Pesawat ditembaki saat hendak mendarat dan saat ini sedang dilakukan pengecekan menyeluruh terhadap kondisi pesawat, " jelas Marsekal Pertama Tri Bowo, dilansir dari Antara.
Selain itu, setidaknya lima lubang bekas tembakan ditemukan di sayap bagian kanan pesawat.
Namun, pesawat tersebut tak mengalami kerusakan berarti.
Dilansir dari Antara, aksi penembakan tersebut terjadi saat pesawat melintas di wilayah Distrik Serambakon pada ketinggian 4.800 kaki, pada pukul 08.50 WIT.
Menurut Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin siang, aparat menemukan lima lubang bekas tembakan di sayap bagian kanan pesawat.
Namun, setelah diperiksa secara menyeluruh, pesawat CASA CN A-2090 tersebut tidak mengalami kerusakan berarti.
Eko mengakui, saat ini prajurit TNI tengah melakukan pelacakan dan pengejaran pelaku penembakan di Distrik Serambakon.
"Kita belum tahu pelakunya, ini sedang didalami," kata dia.
Sementara itu, Eko menjelaskan, aksi teror penembakan bukan pertama kali terjadi.
Sebelumnya, pada 2 Maret 2020, iring-iringan truk milik BUMN ditembaki kelompok bersenjata di Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Diakui, intensitas gangguan keamanan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) di Provinsi Papua sejak awal tahun semakin meningkat.
Sejumlah daerah yang sudah mendapat terori antara lain, Kabupaten Nduga, Intan Jaya, Mimika, Pegunungan Bintang, dan Keerom.
Menurut Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi, ulah KKB memiliki tujuan yang jelas, yaitu untuk menggagalkan dua agenda nasional yang akan dilaksanakan di Papua pada tahun ini, yaitu PON dan Pilkada Papua.
Goliat Tabuni akan Dilengserkan KKB Papua
Sementara itu, TNI menduga adanya perebutan kekuasaan antar kubu KKB Papua.
KKB Papua disebut kini sedang berlomba-lomba untuk mendapatkan jabatan panglima TPNPB yang masih dipegang oleh Goliat Tabuni.
Golita Tabuni yang sudah renta membuat KKB Papua mulai unjuk kekuatan untuk menentukan siapa yang pantas menggantikan sang panglima TPNPB.
Meski sudah renta, Goliat Tabuni nyatanya sudah melakukan banyak aksi teror yang menewaskan puluhan TNI-Polri.
Berikut rangkuman fakta tentang kabar Goliat Tabuni akan dilengserkan KKB Papua.
1. Goliat Tabuni sudah renta
Dugaan ini pertama kali diungkapkan oleh Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf. Dax Sianturi.
Dax menduga saat ini KKB Papua sedang berebut untuk melengserkan panglima TPNPB yang masih dipegang oleh Goliat Tabuni (GT).
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Perebutan Posisi Panglima Tertinggi Diduga Jadi Alasan Pergerakan Sejumlah KKB ke Tembagapura'.
Dax menyebut kalau Goliat Tabuni saat ini sudah berumur dan tak sekuat dulu, itulah yang menyebabkan KKB Papua berusaha untuk menggesernya.
"Sebenarnya GT sudah cukup berumur dan secara fisik tidak lagi sekuat dulu.
Namun, ketokohannya GT masih cukup berpengaruh bagi generasi di bawahnya.
Kedudukan GT yang sudah semakin renta dijadikan peluang bagi pimpinan yang ada dibawahnya untuk menggeser GT," kata Dax, di Jayapura, Kamis (19/3/2020).
2. Saling unjuk kekuatan
KKB Papua yang bergeser ke Tembagapura adalah kelompok pimpinan Lelagak Telenggen (LT), Militer Murib (MM), Selcius Waker (SW), dan Gusbi Waker (GW).
Sedangkan wilayah Tembagapura merupakan wilayah operasi KKB Papua pimpinan Jhony Botak.
Menurut Dax, Tembagapura yang di dalamnya ada kawasan operasional PT Freeport Indonesia (PTFI), dianggap KKB bisa menaikan pamor, sehingga peluang menjadi pimpinan tertinggi TPNPB sangat terbuka.
"Saat ini isu Tembagapura sedang memanas dan mereka berharap itu bisa menaikkan nama mereka sehingga keberadaan GT bisa semakin dilupakan," kata dia.
"Bisa jadi pergerakan KKB Papua ke Tembagapura untuk menggeser kedudukan GT yang selama ini kita dengar sebagai Panglima Tertinggi TPNPB," sambung Dax.
3. Propaganda menakuti masyarakat
Beberapa informasi mengenai pergerakan KKB Papua ke Tembagapura juga dianggap sebagai sebuah propaganda untuk menakut-nakuti masyarakat.
Termasuk informasi mengenai Egianus Kogoya (EK), Pimpinan TPN OPM di wilayah Ndugama, yang ikut bergerak ke Tembagapura dianggap tidak sesuai fakta.
"Apa yang selama ini dipropagandakan TPNPB itu tidak sesuai fakta di lapangan, sebagian besar menggunakan nama EK untuk propaganda bahwa sudah terjadi penggabungan kekuatan," kata Dax.
4. Persaingan antar kubu
Dax menegaskan bila antar KKB Papua masih ada persaingan yang antar pimpinannya masih menyimpan ego yang tinggi.
Bahkan dalam satu kelompok kini sudah mulai ada ketidakpatuhan antara pimpinan dan anggotanya.
Hal ini seperti yang terjadi saat kelompok Selcius Waker membakar sebuah gereja di Kampung Opitawak, Distrik Tembagapura, pada 12 Maret 2020.