Keampuhan Avigan, Obat Flu Jepang Atasi Virus Corona Terkuak, 4 Hari Pasien Positif Jadi Negatif
Ramai dikabarkan Favipiravir atau Avigan, obat flu dari Jepang mampu mengatasi virus corona yang berkembang. Begini keampuhannya!
SURYA.CO.ID - Ramai dikabarkan Favipiravir atau Avigan, obat flu dari Jepang mampu mengatasi virus corona yang berkembang.
Otoritas kesehatan di China bahkan menyebut obat yang diproduksi pabrikan Jepang, Fujifilm Toyama Chemical ini cukup efektif.
Hla ini berdasarkan hasil uji klinis terhadap 340 pasien yang berasal dari Wuhan serta Shenzhen.
Zhang Xinmin, pejabat di kementerian teknologi dan sains menuturkan, favipiravir, obat yang dikembangkan Fujifilm, menunjukkan hasil positif.
"Tingkat keamanannya terbukti tinggi, dan jelas efektif untuk digunakan," ucap Zhang mengomentari obat Jepang itu pada Selasa (17/3/2020).
Dilansir The Guardian Rabu (18/3/2020), pasien yang mendapat obat flu di Shenzhen menunjukkan hasil negatif rata-rata empat hari sejak dinyatakan positif.
Dilaporkan NHK, hasil itu kemudian dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapat favipiravir, di mana mereka baru negatif 11 hari setelah didiagnosa tertular.
Hasil Sinar X juga memperlihatkan adanya peningkatan pada kondisi paru-paru sekitar 91 persen.
Dikutip dari www.pharmaceutical-technology.com, Avigan atau Favipiravir memperoleh persetujuan di Jepang pada tahun 2014.
Pada 2016, Jepang memberikan Favipiravir sebagai bantuan darurat untuk wabah virus Ebola di Guinea.
Bulan lalu, media China melaporkan bahwa obat tersebut mendapat persetujuan sebagai terapi investigasi untuk infeksi coronavirus Covid-19.
Fujifilm Toyama Chemical, pabrikan pembuat obat flu dengan nama lain Avigan tidak berkomentar soal klaim bahwa obat mereka efektif mengatasi virus corona.
Dampak dari komentar Zhang, saham perusahaan itu dilaporkan menguat 14,7 persen, dan ditutup setelah berada di angka 5.207 yen.
Saham Fujifilm dikabarkan sempat berada di titik tertinggi, yakni 5.238 yenk sejak ucapan pejabat China itu menjadi viral.
Dokter di Jepang dikabarkan menggunakan obat yang sama dalam uji klinis terhadap pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang.