Berita Jember
Jatim Masih Punya PR Kasus Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Malang, Ini Kata Emil Dardak
Sebab DBD juga menjadi potensi ancaman jika tidak ditangani serius, dan diputus penyebarannya.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id | JEMBER - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengingatkan Pemda di Jawa Timur tidak melupakan penanganan demam berdarah dengue (DBD) di tengah merebaknya Coronavirus Disease (Covid-19).
Sebab DBD juga menjadi potensi ancaman jika tidak ditangani serius, dan diputus penyebarannya.
"Jangan lupa ada DBD juga, di tengah masalah Covid. Di tengah rumah sakit yang menangani Covid, juga ada penanganan DBD, meskipun tidak perlu ada isolasi. Ini juga penting diperhatikan," ujar Emil ketika diwawancarai di Kantor East Java Super Corridor (EJSC), Bakorwil V Jatim di Jember, Rabu (18/3/2020) malam.
Emil mengapresiasi adanya trend penurunan angka DBD di Kabupaten Jember dalam tiga bulan terakhir.
Berdasarkan data yang dipaparkan Bupati Jember Faida kepada Wagub Emil, ada 300 kasus DBD di Jember mulai Januari - Maret 2020.
Rinciannya, 121 kasus di bulan Januari, 157 kasus di bulan Februari, dan 22 kasus sampai pertengahan Maret.
Melihat angka tersebut, Emil melihat ada trend penurunan.
Emil juga meminta paparan dari pihak Pemkab Jember upaya penurunan kasus tersebut.
"Ada trend penurunan kasus di Jember. Kebijakan yang dipakai bisa dijadikan role model, tentunya saya akan bertanya lebih detil kepada Kadinkes provinsi. Karena saat ini, saya masih punya PR (pekerjaan rumah) di Kabupaten Malang untuk DBD," lanjut Emil.
Menurutnya, ada 587 kasus DBD di Kabupaten Malang, yang harus dicarikan solusi dan diputus penyebaran penyakit tersebut.
Untuk penekanan angka DBD, Emil mengingatkan kembali peran Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang memiliki peran usaha kesehatan masyarakat (UKM).
"Ingat Puskesmas itu punya peran UKM. Peran itu yang harus dioptimalkan," tegasnya.
Di Kabupaten Jember, dari 300 kasus mulai Januari - Maret tersebut ada dua kasus kematian.
Mereka yang meninggal dunia karena datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi sudah mengalami dengue shock syndrome (DSS) alias drop.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Jember Dyah Kusworini mengatakan, Dinkes Jember bersama petugas di tingkat Puskesmas, dan kader kesehatan terus memantau kasus DBD di masyarakat.
Pihaknya juga meningkatkan upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai penyebaran DBD.
"Kami lakukan fogging yang fokus. Juga peningkatan pemberantasan sarang nyamuk. Juga ada pemeriksaan jentik ke rumah-rumah," ujar Dyah.
Pembahasan tentang DBD ini menjadi salah satu pembahasan antara Wagub Emil dengan jajaran Forkopimda Jember.
Emil mampir ke Jember setelah mengunjungi kawasan banjir bandang di Kecamatan Ijen Kabupaten Bondowoso.
Menurutnya, jarak Bondowoso - Jember yang tidak terlalu jauh sehingga dia menyempatkan mampir ke Jember.
Di Jember, dia bertemu Bupati Jember Faida, Kapolres Jember AKBP Aris Supriyono, Dandim 0824 Jember Letkol Inf La Ode M Nurdin, dan sejumlah pejabat Pemkab Jember, dan jajaran Bakorwil V Jatim di Jember.
Pertemuan itu membahas sejumlah isu, antara lain tentang penanganan Covid-19, bencana alam, dan DBD.