Virus Corona di Surabaya
IDENTITAS Penyebar Diagnosa Pasien (PDP) Virus Corona di RSUD dr Soetomo Terungkap, Diproses Hukum
Identitas penyebar foto permintaan pemeriksaan laboratorium pasien PDP covid-19 di RSUD Dr Soetomo yang viral di media sosial akhirnya terungkap.
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID I SURABAYA - Identitas penyebar foto permintaan pemeriksaan laboratorium pasien PDP covid-19 di RSUD Dr Soetomo yang viral di media sosial akhirnya terungkap.
Saat menyebarkan foto ini, pelaku menyebut bahwa pasien yang namanya tertera di kertas itu didiagnosa covid-19 dan sesak nafas.
Foto ini menjadi heboh karena dianggap sudah positif virus corona.
Direktur Utama RSUD Dr Soetomo Joni Wahyuadi memastikan penyebar foto itu sudah dipertemukan dengan keluarga pasien.
Dia diminta untuk meminta maaf karena sudah menyalahi aturan dengan mengekspos data diri pasien yang seharusnya tidak boleh dilakukan.
“Kami sudah mempertemukan dengan keluarga pasien dengan yang menguploadnya. Yang bersangkutan sudah meminta maaf ke keluarga pasien,” kata Joni saat diwawancara di Grahadi, Kamis (19/3/2020).
Saat dimintai keterangan oknum tersebut mengatakan bahwa ia melakukan hal tersebut tanpa ada unsur kesengajaan.
Dia hanya takut atau panik terhadap wabah virus corona yang kini tengah mewabah.
Meski sudah diselesaikan secara kekeluargaan, dikatakan Joni bahwa proses hukum tetap berlaku.
Oknum tersebut akan tetap dikenai sanksi sesuai dengan aturan yang belaku.
“Sanksi harus ada. Tetap berjalan. Tapi bukan orang dari RSUD Dr Soetomo,” kata Joni.

Sebagaimana sempat viral di grup grup whats app, data diri seorang pasien dari RSUD Dr Soetomo PDP covid-19 menyebar dan diisukan sebagai pasien positif covid-19.
Berdasarkan informasi yang didapatkan, pasien tersebut ialah laki-laki berusia 55 tahun.
Dia melakukan pemeriksaan secara mandiri dengan datang sendiri ke RSUD dr. Soetomo pukul 20.35 WIB, Senin, 16 Maret 2020.
Pada foto yang beredar tersebut, tertulis diagnosa pasien ialah covid-19 dan gagal nafas.
Kabar ini pun langsung ditanggapi Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo, dr Joni Wahyuhadi.
"Itu foto bukan hasil laboratorium. Tapi permintaan untuk diperiksa ke laboratorium, "ungkapnya menjelaskan lembaran kertas Yang berkop RSUD DR Soetomo tersebut, Selasa (17/3/2020).
Saat ini pasien itu dinyatakan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) dan dirawat di ruang isolasi.
"Isolasi pasti ada pasiennya, pasiennya PDP," tambahnya
Terkait hasil laboratorium pasien tersebut, Joni belum dapat memastikannya.
Namun, Dr Joni memastikan hasilnya masih diproses dan menunggu waktu beberapa hari.
Kalaupun dinyatakan positif virus corona, maka akan diumumkan oleh pemerintah pusat.
"Hasilnya nanti Kemenkes yang mengumumkan," ucapnya.
Lebih lanjut, Joni menginstruksikan jajarannya agar melacak oknum yang menyebar foto atau informasi terkait pasien terdiagnosa COVID-19 itu.
Dia menduga, foto itu dapat diambil dan disebarkan oleh orang dalam rumah sakit maupun pihak luar. Bisa juga pasien sendiri.
"Kami sedang mencari siapa yang memfoto, dari luar bisa dari dalam bisa. Kami minta bantuan kawan-kawan untuk treking," ujarnya.
Dinkes Kota Blitar Sebut Ada 11 ODP Jalani Karantina Mandiri di Rumah

Di bagian lain, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar menyebutkan ada 11 orang dalam pantauan (ODP) di Kota Blitar.
Sebanyak 11 ODP itu baru pulang dari beberapa negara yang terpapar virus Corona.
"Ada 11 ODP di Kota Blitar. Mereka baru dari beberapa negara terpapar virus Corona seperti Malaysia, Singapura, dan Korea Selatan," kata Kepala Dinkes Kota Blitar, M Muchlis, Selasa (17/3/2020).
Muchlis mengatakan sebagian ODP itu mengalami sakit seperti batuk, pilek, dan sesak napas, setelah pulang dari beberapa negara terpapar virus Corona.
Tetapi, dari hasil pemeriksaan petugas, para ODP negatif dari virus Corona.
"Mereka kami minta karantina mandiri selama 14 hari di rumah dan dalam pantauan petugas kesehatan," ujarnya.
Dikatakannya, masa karantina mandiri 11 ODP masih berjalan.
Jika dalam 14 hari masa karantina mandiri para ODP tidak menunjukan gejala sakit, maka mereka bisa beraktivitas normal kembali.
"Kondisinya semakin membaik, Insyaallah semua sehat kembali," kata Muchlis.
Menurut Muchlis, awalnya ada 12 ODP di Kota Blitar.
Satu ODP sudah menjalani masa karantina selama 14 hari dan dinyatakan sehat oleh Kementerian Kesehatan.
Satu ODP itu mahasiswa dari Kota Blitar yang kuliah di Wuhan, China.
Satu ODP itu menjalani karantina selama 14 hari di Natuna. Dari hasil karantina, satu ODP itu dinyatakan sehat dan sudah mendapatkan surat pernyataan sehat dari Kementerian Kesehatan.
"Sekarang tinggal 11 ODP yang masih menjalani karantina mandiri di rumah dengan pantauan petugas kesehatan," katanya.
• Anggap Wabah Virus Corona Sebagai Pagebluk, Warga Tulungagung Membangkitkan Tradisi Thethek Molek
• VIDEO Panduan Cek Mandiri Covid-19 tanpa Harus ke Rumah Sakit, Ikuti Langkah-langkah Berikut Ini!
• BREAKING NEWS - Pria Pasuruan Ngaku Bisa Gandakan Uang dan Emas, Tipu Korban Ratusan Juta Rupiah