Mengintip Produk Kuliner Hasil Panen KRPL KWT di RT 6 RW 3 Tambak Segaran Tambakrejo

SURYA.co.id | SURABAYA - Masa panen di Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Kelompok Wanita Tani (KWT) Segaran Asri menjadi momen yang ditunggu oleh warga RT 6 RW 3 Tambak Segaran Kelurahan Tambakrejo Surabaya.

Warga yang datang akan membawa pulang berbagai sayuran hijau yang masih segar dan tentunya sehat karena tanpa menggunakan pestisida.

Hal ini pun membawa warga berpikir kreatif. Selain menjualnya dalam bentuk sayuran segar, mereka juga mengolahnya menjadi beragam produk makanan dan minuman.

"Niatnya memang untuk menambah penghasilan. Sementara ini, kami lakukan untuk kesehatan warga sendiri. Kalau warga sudah merasakan manfaatnya, baru dipasarkan ke luar," ungkap Luluk Hidayah, salah satu anggota KRPL KWT Segaran Asri RT 6 RW 3 Tambak Segaran.

Lanjutnya, warga ingin memanfaatkan potensi yang ada di dalam kampung untuk diolah menjadi berbagai produk.

"Ibu-ibu kampung bagi-bagi tugas, ada yang bikin jus, puding, keripik, dan lain-lain. Semuanya bisa bikin, tapi memang dibagi per orang," Luluk menambahkan.

Seperti dirinya yang bertugas memproduksi puding berbahan dasar sawi. Hidangan ini bisa menjadi alternatif jika anak-anak tidak doyan sayur.

"Anak-anak suka makan ini jadi bisa buat mengakali kalau mereka tidak suka sawi. Mereka tetap bisa mendapatkan nutrisinya dengan memakan puding ini," Luluk mengungkapkan.

Membuatnya tidak susah. Waktu yang diperlukan tidak sampai satu jam. Awalnya, sawi dikukus terlebih dahulu, kemudian diblender sampai halus.

"Setelah itu dicampur dengan bahan-bahan lainnya seperti santan, agar-agar, dan telur. Lalu dimasak sampai mendidih," terangnya.

Jika sudah, baru dimasukkan ke dalam cup apabila ingin dikemas. Kalau ingin dimakan sendiri, Luluk menyarankan mencetaknya ke dalam wadah yang lucu agar semakin disukai anak-anak.

Dalam membuatnya, beberapa kali warga mengalami trial error. Sebelumnya, pernah mencoba sawi tanpa dikukus.

"Aromanya terlalu langu. Akhirnya kami coba untuk mengukus dulu. Selain itu kami juga coba pakai santan dan pakai susu. Kami cari yang pas," katanya.

Karena tidak menggunakan pengawet buatan, puding sawi KRPL KWT Segaran Asri RT 6 RW 3 Tambak Segaran ini bertahan selama dua hari di lemari es.

"Kalau suhu ruang bisa satu hari. Kalau bikin pagi, malam masih bisa dimakan. Tapi kalau dimakan pagi besoknya sudah tidak bisa," ungkapnya.

Selain puding, juga ada yang menjadi favorit warga yakni keripik sawi dan kangkung. Menurut Syarifah, anggota KRPL KWT Segaran Asri RT 6 RW 3 Tambak Segaran lainnya, sawi dan kangkung sangat cocok dibuat keripik.

"Lebih krenyes rasanya. Pernah bikin dari bayam juga, tapi rasanya lebih enak sawi dan kangkung, ungkapnya.

Cara membuatnya, tak jauh berbeda dengan membuat peyek. Bahan-bahan yang digunakan di antaranya tepung beras, tepung tapioka, dan santan.

"Minyaknya harus banyak supaya lebih kriuk. Karena juga tidak pakai bahan pengawet, keripik bisa tahan tujuh sampai sepuluh hari jika kemasannya rapat," ungkapnya.

Warga berharap, produk mereka dapat dijual ke masyarakat luas. Mereka pun berencana membuat inovasi-inovasi jajanan lainnya.

"Kami memang ada rencana untuk menjual nanti. Tapi sementara ini di lingkup warga dulu. Nanti secara perlahan akan kami kembangkan," kata Luluk.

Korcam Simokerto, Indah Winarni, menyambut baik antusias warga dalam memajukan kampung. Menurutnya, warga sangat aktif dan terbuka dengan berbagai saran.

"Saya sangat senang. Saat kami melakukan sharing, saya menyarankan untuk tidak menjual dalam bentuk sayuran segar, lebih baik dibuat olahan. Alhamdulillah warga bisa melaksanakannya," kata Indah.

Menurutnya, sayur segar sudah banyak di pasaran. Oleh karena itu lebih baik mengolahnya menjadi produk yang bisa menjadi potensi kampung.

"Kalau dibuat produk seperti ini, nilai jual akan lebih tinggi. Antusias warga menunjukkan bahwa mereka bersemangat untuk lebih maju lagi. Semoga bisa menjadi destinasi kampung wisata di Surabaya," pungkasnya