5 FAKTA Virus Corona di Korea Utara, 180 Tentara Meninggal & Kim Jong Un Tetap Tak Pakai Masker
Berikut 5 Fakta Virus Corona di Korea Utara, 180 Tentara Meninggal Dunia dan Kim Jong Un Tetap Tak Pakai Masker.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id - Wabah virus corona menyerang sejumlah negara di dunia, tak terkecuali negara paling tertutup sekalipun yakni Korea Utara.
Meski Kim Jong Un memberlakukan kebijakan ekstrim seperti menembak mati warga China yang melewati perbatasan, wabah virus corona tetap tak terbendung.
Bahkan, kabar terbaru menyebutkan 180 tentara Korea Utara meninggal dunia karena virus corona.
Rezim Kim Jong Un juga dilaporkan sudah mengeksekusi pejabat yang terbukti melanggar aturan karantina, setelah diketahui baru kembali dari China.
Meski demikian, Kim Jong Un malah tampak tak memakai masker saat memantau pasukannya.
Melansir dari Kompas.com (grup SURYA.co.id), berikut rangkuman fakta virus corona di Korea Utara.
1. Membunuh 180 tentara

Wabah virus corona dilaporkan membunuh 180 tentara Korea Utara, di tengah dugaan wabah sudah menjalar di negara itu.
Berdasarkan laporan Daily NK yang mengutip sumber internal militer, terdapat banyak sekali jenazah yang harus mendapat disinfektan dan dikremasi.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Virus Corona Bunuh 180 Tentara di Korea Utara'.
Kebanyakan dari pasukan yang meninggal akibat Covid-19 adalah mereka yang berjaga di perbatasan China. Adapun 3.700 lainnya dikarantina.
Selama ini, Korea Utara bersikukuh mereka bebas dari virus corona, di mana otoritas setempat menerapkan kebijakan ketat sebagai bentuk pencegahan.
Di antaranya adalah memperketat perbatasan, dan memaksa setiap diplomat hingga pekerja asing untuk menjalani karantina selama satu bulan.
Namun berdasarkan keterangan sumber dikutip Daily Mirror Senin (9/3/2020), virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu sudah menyebar.
Rezim Kim Jong Un dilaporkan sudah mengeksekusi pejabat yang terbukti melanggar aturan karantina, setelah diketahui baru kembali dari China.