Sambang Kampung

Mencicipi Nugget Pisang Kreasi Warga  RT 4 RW 1 Jetis Wetan, Margorejo, Surabaya

Warga RT 4 RW 1 Jetis Wetan Margorejo Surabaya memproduksi berbagai jajanan, salah satunya nugget pisang milik Puspa Sari Wardani.

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Parmin
surya.co.id/habibur rohman
DESA BERDAYA - Suasana Kampung Jetis Wetan RT IV RW l Margorejo Surabaya yang asri dengan berbagai tanaman. Selain memiliki bank sampah sendiri, kampung ini juga memiliki beberapa produksi hasil kreasi warga yang berupa makanan serta fashion. diantaranya cake berbahan pisang dan kulit pisang. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Warga RT 4 RW 1 Jetis Wetan Margorejo memproduksi berbagai jajanan, salah satunya nugget pisang milik Puspa Sari Wardani.

Tak seperti nugget pisang pada umumnya, Puspa mengusung konsep minim limbah. Selain daging buahnya, ia juga memanfaatkan kulit buah pisang sebagai bahan baku nugget.

"Saya bikin pisang nugget sejak 2018 gara-gara liburan ke Bandung. Di sana, banyak yang jual pisang nugget. Sayangnya, banyak yang pakai pisang utuh," katanya, Rabu (19/2/2020).

Oleh karena itu, ia melanjutkan, membuat nugget yang pisangnya terlebih dahulu dihancurkan.

"Lalu saya berpikir untuk membuat produk yang tidak meninggalkan sampah. Akhirnya saya juga memanfaatkan kulit pisang sebagai bahan baku nugget. Saya juga mengolahnya menjadi selai," Puspa menerangkan.

Sebelumnya, kulit pisang direndam air kapur terlebih dahulu untuk menghilangkan getahnya.

"Merendamnya selama kurang lebih 30 menit sampai getah benar-benar hilang. Setelah itu diblender dengan dicampur sedikit air," katanya.

Sementara itu, adonan disiapkan. Bahan-bahan yang dibutuhkan di antaranya yaitu gula, telur, tepung, dan susu bubuk.

"Baru kulit pisang yang sudah hancur dimasukkan. Sementara untuk daging buah pisang, tidak perlu direndam air kapur," terangnya.

Biasanya Puspa membuat nugget pisang berdiameter sekitar 18 cm yang diiris menyerupai pizza. Ia juga menyediakannya dalam bentuk irisan yang dikemas dalam kardus kemasan.

"Toppingnya ada macam-macam, mulai dari cokelat, vanila, tiramisu, cappucino, strawberry, taro, greentea, sampai keju. Ada juga tambahan taburan marshmellow, choco chips, almond, sprinkle, dan lainnya," urainya.

Harga yang dibandrol beragam. Mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 28 ribu.

"Saya menjualnya lewat online, ada Instagram dan Facebook. Kalau mau dibawa ke luar kota, biasanya COD di stasiun atau terminal," ungkapnya.

Jajanan yang biasanya dibeli sebagai oleh-oleh ini bisa bertahan sampai dua hari karena tidak menggunakan pengawet buatan.

"Kalau yang frozen, bisa tahan sampai dua minggu. Per hari, biasanya saya bikin tiga sampai empat nugget pisang berbentuk pizza, tergantung pesanan," tandasnya.

Selain nugget pisang, Ketua PKK RT 4 RW 1Jetis Wetan Margorejo, Roimah Nuryati menyampaikan, juga ada produk bumbu pecel, sinom, dan makanan frozen seperti pastel, risol mayo, bakpao, jemblem dan lainnya yang diproduksi warga.

"Bersama-sama kami sudah bikin SIUP. Saat ini kami juga sudah merambah untuk website JW Project, masih dalam tahap pengisian konten," katanya.

Ia pun mengapresiasi dan mendukung para pelaku UMKM di RT 4 RW 1 Jetis Wetan Margorejo. Menurutnya, masing-masing pelaku sudah memiliki media promosi untuk pemasaran.

Aneka jajanan yang diproduksi warga kampung, ungkap Sutini, Ketua RW 1 Kelurahan Margorejo, dapat menjadi media branding kampung kepada masyarakat luar.

"Kalau ada tamu datang, tidak perlu susah-susah mencari jajanan dari luar. UMKM yang ada di kampung dapat dimunculkan, tidak perlu beli yang lain," tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved