Berita Surabaya

Senasib dengan Pemuda Maluku Dikeroyok hingga Koma di Surabaya, 3 Kasus Sebelumnya Berujung Maut

Senasib dengan Pemuda Maluku Dikeroyok hingga Koma di Surabaya, 3 Kasus Serupa Sebelumnya Malah Berujung Maut.

Kolase surya/Firman Rochmanudin dan ahmad zaimul haq
Ilustrasi: Senasib dengan Pemuda Maluku Dikeroyok hingga Koma di Surabaya, 3 Kasus Sebelumnya Berujung Maut 

Kapolsek Tamansari AKBP Ruly Indra Wijayanto mengungkapkan kejadian tersebut berawal ketika Nanda bertemu dengan temannya di Monas.

Korban menumpang kereta commuter line untuk menuju kawasan Monas dari Bogor.

Setelah bertemu temannya, Nanda hendak kembali pulang ke Bogor.

Karena sudah terlalu malam, dia kehabisan kereta commuter line jurusan Bogor karena kereta terakhir sudah berangkat.

Korban kemudian memutuskan menginap di kediaman salah satu temannya di kawasan Tamansari.

Korban dan temannya lalu berjalan kaki menuju ke sana.

Belum sampai ke kediaman sang teman yang dituju, dalam perjalanan mereka berjumpa dengan pemuda lain yang sedang bermain bola.

"Saat sedang jalan, tiba-tiba ada orang yang melempar botol air mineral ke arah korban. Karena itu pandangan korban dan temannya langsung tertuju ke segerombolan ABG tersebut yang sedang bermain bola," ujar Rully saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (18/1/2019).

Nanda dan temannya tak membalas lemparan.

Namun tiba-tiba saja salah satu dari pemuda yang bermain sepak bola itu tiba-tiba mendekat dan mengeluarkan senjata tajam pisau.

Melihat hal tersebut sontak Nanda dan temannya lari mencoba menyelamatkan diri.

Namun, Nanda terjatuh. Para pemuda yang mengejar langsung menghujani Nanda dengan bogem mentah.

Ternyata para pelaku ternyata hendak merampas barang berharga milik Nanda dan temannya.

Bukan hanya dihujani pukulan, Nanda juga dihujani tusukan dengan sajam yang dibawa pelaku. Nanda pun meregang nyawa.

"N menderita luka bacok di pinggang kiri, siku tangan kiri, kaki kiri, punggung, dan paha. Termasuk di kepala terkena pukulan baru. Korban sempat hendak dibawa ke RS Husada tapi dalam perjalanan meninggal dunia," jelas Rully.

Meski sempat dalam pelarian, tak perlu waktu lama polisi menciduk para pelaku.

Berbekal olah Tempat Kejadian Perkara hingga keterangan saksi dan rekaman kamera Closed Circuit Television, para pelaku berhasil diciduk di beberapa lokasi berbeda.

Para tersangka rata-rata masih anak di bawah umur. Hanya satu yang sudah dewasa. Polisi menitipkan anak yang di bawah umur di Dinsos. Dari para tersangka itu hanya satu yang berstatus pelajar.

Dan kasus terbaru, pengeroyokan menimpa empat pemuda asal Maluku di diskotik Pentagon, Tegalsari, Surabaya, Kamis (6/2/2020). 

Empat korban penganiayaan itu adalah, Glenn Puttiray, Billy Puttiray, Henrico Pututuhu dan satu yang belum diketahui namanya.

Akibat penganiayaan tersebut seorang korban harus mengalami luka parah pada bagian kepala hingga koma dan dirawat di RSI Jemursari.

Kapolsek Tegalsari, Kompol Rendy Surya Aditama, membenarkan kejadian tersebut.

"Iya benar. Satu korban alami koma," singkat Rendy saat dihubungi, Kamis (6/2/2020).

Selain terluka hingga koma (kritis) di rumah sakit, barang-barang berharga milik korban juga dirampas pengeroyok. 

Hal ini diungkapkan Marsekan Ibrahim Lating, Wakil Ketua Maluku Satu Rasa. 

Lating menyebut para korban tak hanya mengalami luka pada tubuhnya usai dikeroyok beberapa orang.

Menurut keterangan Lating yang didapat dari korban menyebut jika, barang berharga mereka juga dirampas.

"Ada handpone, dompet, kalung emas juga ditarik. Semuanya hilang," kata Lating, Kamis (6/2/2020).

Lebih lanjut, Lating mengatakan jika korba ditendang dan dipukul mengguanakn botol serta benda tumpul lainnya ke arah kepala.

"Satu adik kami sampai koma di RSI Jemursari. Tiga lainnya luka pada bagian kepalanya. Tapi masih bisa diobati dan sekarang membuat laporan ke Polsek Tegalsari," tambahnya.

Tak terima empat pemuda Maluku yang jadi korban pengeroyokan, ratusan anggota organisasi Maluku Satu Rasa mendatangi Mapolsek Tegalsari,Kamis (6/2/2020) sekitar pukul 18.30 WIB.

Mereka mendatangi Mapolsek Tegalsari lantaran mendesak kepolisian agar cepat mengejar para pelaku yang mengeroyok empat pemuda Maluku tersebut.

Marsekan Ibrahim Lating, mengatakan jika pihaknya hanya ingin memastikan jika proses hukum terhadap para pelaku pengeroyokan itu benar-benar ditangani secara profesional.

"Kami kesini (polsek Tegalsari) meminta kepada kepolisian agar cepat mengejar para pelaku pengeroyokan terhadap adik-adik kami. Satu orang luka parah pada kepala dan mengalami koma akibat pengeroyokan tersebut," kata Lating saat ditemui di Mapolsek Tegalsari Surabaya, Kamis (6/2/2020).

Sejumlah orang mendatangi diskotek Pentagon, Surabaya, terkait aksi pengeroyokan pada Kamis (6/2/2020) dini hari.
Sejumlah orang mendatangi diskotek Pentagon, Surabaya, terkait aksi pengeroyokan pada Kamis (6/2/2020) dini hari. (surya.co.id/firman rachmanudin)

Ratusan massa itu kemudian bergeser ke diskotik Pentagon Surabaya setelah mendatangi polsek Tegalsari yang letaknya tak jauh, Kamis (6/2/2020) sekitar pukul 21.22 WIB.

"Kami mau kesini minta pertanggungjawaban dari dia (Pentagon) karena adik kami sampai koma. Mau tidak mau pemicunya sudah dari dalam," kata salah seorang anggota Maluku Satu Rasa.

Sementara itu, perwakilan atau tetua dari organisasi tersebut tengah berdiskusi dengan manajemen Pentagon untuk mencari solusi dan informasi terkait pelaku pengeroyokan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved