Bonek vs Gengster
Sikap Risma soal Bonek Vs Gangster di Surabaya, Beri Imbauan, Ini 4 Fakta Terbaru
Sikap Risma soal Bonek Vs Gangster di Surabaya, Beri Imbauan, Ini 4 Fakta Terbaru
Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Fenomena gangster yang meresahkan warga Surabaya membuat pendukung Persebaya, Bonek Mania geram.
Bonek Mania bahkan berjanji akan membasmi gangster yang berkeliaran, guna menjaga keamanan Kota Surabaya.
Kendati demikian, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini atau yang kerap disapa Risma meminta Bonek tetap tenang dan tidak anarkis.
Berikut rangkuman berita terkait fenomena gangster di Surabaya.

1. Koordinator Bonek bereaksi
Koordinator Bonek Tribun Utara (Green Nord) Husein Gozali menyebut tindakan ini akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan Pemkot Surabaya dan kepolisian.
Lebih lanjut, Husein menyebutkan aksi Bonek vs Gangster sudah diketahui oleh semua koordinator tribun lainnya.
"Iya, semua koordinator sudah tahu. Gerakan itu muncul karena kegemasan Bonek ke Gangster yang membuat situasi di Kota Surabaya tidak nyaman," ujar Husain Gozali.
"Gerakan ini tanpa koordinasi dari kita, tapi kita amini karena Gangster yang isinya anak-anak usia pelajar itu sudah meresahkan dan mencoreng nama Surabaya," imbuhnya.
2. Surabaya terpantau CCTV
Sementara Walikota Risma menyebutkan, warga Surabaya tidak perlu resah lantaran Pemkot bekerjasama dengan berbagai pihak telah berupaya menjaga ketertiban dan keamanan.
Salah satunya dengan memasang CCTV berkekuatan face recognition yang terhubung dengan data kependudukan.
Meski nantinya pelaku masih di bawah umur, Risma mengaku juga sudah mengantongi data anak seluruh Surabaya.
"Baik (data) wajah, sidik jari, punya aku," ungkap Risma.
3. Tanggapan pihak Polrestabes Surabaya

Menanggapi hal tersebut, Kasat Intel Polrestabes Surabaya, AKBP Whimboko pun turut mengomentari aksi peduli kota Surabaya oleh para Bonek tersebut.
"Dulur-dulur Bonek sadar betul betapa pentingnya peduli terhadap keamanan dan ketertiban kota Surabaya. Ini patut diapresiasi. Namun, kami mengimbau, kepada dulur-dulur Bonek untuk menyerahkan segala bentuk penindakan terhadap aparat kepolisian," kata Whimboko, Rabu (5/2/2020).
Hal tersebut telah disepakati dalam pertemuan di Warkop 27, okeh perwakilan Bonek dan kepolisian untuk tidak melakukan tindakan di luar kewenangan masing-masing.
"Sedulur Bonek sepakat agar membantu polisi memberikan info keberadaan gangster untuk kemudian kami tindak sesuai prosedur yang berlaku. Jangan sampai melakukan penindakan sendiri yang bisa saja malah merugikan," tandasnya.
4. Pelaku didominasi anak di bawah umur
Mayoritas pelaku ditengarai masih berumur belasan tahun.
Risma mengaku, pihaknya sudah mengantongi data seluruh anak di Surabaya.
Pendataan itu telah dilakukan Pemkot Surabaya bahkan sejak tahun lalu.
Sehingga, berbekal data itu, para pelaku nantinya akan terekam dengan kamera face recognition yang dipasang Pemkot Surabaya.
Jika nanti tertangkap kamera, tak ada alasan lagi untuk mengelak.
"Gak ada lagi yang bisa ngeles," ucap Risma.
Selain itu, Risma mengatakan, pihaknya rutin melakukan patroli.
Tak hanya petugas dari Pemkot Surabaya, sebab juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
Kata Risma, upaya dirinya untuk memberikan arahan terkait kenakalan remaja juga sudah kerap dilakukan.
Apabila masih terdapat hal serupa yang dilakukan oleh remaja belasan tahun di Surabaya, nantinya untuk tindak lanjut Risma memasrahkan kepada pihak kepolisian.