Isi Diary Siswi SMP yang Tewas di Gorong-gorong, Ungkap Nasib Pilu & Cita-cita Tuntaskan Kejahatan

Isi Diary Siswi SMP yang Ditemukan Tewas Digorong-gorong, Ungkap Nasib Pilu & Cita-cita Tuntaskan Kejahatan

Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
Ilustrasi via Tribunnews & Kompas.com/Irwan Nugraha
Isi Diary Siswi SMP yang Tewas Digorong-gorong, Ungkap Nasib Pilu & Cita-cita Tuntaskan Kejahatan 

SURYA.CO.ID - Seorang siswi SMP, DS (13) ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya dalam kondisi masih berseragam pada Senin (27/1/2020).

Seminggu setelah ditemukan tak bernyawa, ibu korban menemukan sebuah diary yang berisikan curhatan anaknya pada Senin (3/2/2020).

Dalam diary tersebut, DS mengungkapkan kondisi kehidupannya yang serba berkecukupan dan cita-citanya untuk menuntaskan kejahatan.

Diwartakan sebelumnya, DS ditemukan tewas secara misterius di gorong-gorong di depan sekolahnya di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

Ia diketahui masih mengenakan seragam pramuka dan membawa tas berisi buku dan identitasnya.

Jasad gadis malang tersebut berhasil dievakuasi Tim Inafis Polres Tasikmalaya Kota dengan cara membongkar tembok beton saluran drainase.

Satreskrim dan tim Inafis Plres Tasikmalaya saat mengevakuasi jasad korban
Satreskrim dan tim Inafis Plres Tasikmalaya saat mengevakuasi jasad korban (Kompas.com /Irwan Nugraha)

Hingga kini, Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota masih belum menetapkan tersangka terkait kasus ini.

Setelah seminggu berlalu, ibu korban, Wati menemukan buku diary buah hati tercintanya.

Ketika ditemui oleh awak media, terlihat wanita paruh baya tersebut ragu untuk menunjukkan hasil goresan tangan putrinya.

Kendati masih diliputi suasana duka, Wati masih mempersilahkan masuk wartawan yang berkunjung ke kediamannya.

Di rumah sempit berukuran 3x4 meter yang berlokasi di sebuah gang, Wati membesarkan anak-anaknya sendirian.

Kabarnya, suaminya meninggalkan ia dan keluarga demi wanita lain.

Sementara itu, ditanyai lebih lanjut perihal buku diary DS, Wati pun bersedia menunjukkan curahan hati putrinya itu.

Melalui tulisan tangan DS di buku diarynya, siswi SMP yang dikenal periang tersebut mengisyaratkan  kehidupannya yang pas-pasan.

Meski usianya masih remaja, namun DS sudah bertekat untuk membantu orangtuanya mencari kehidupan yang lebih layak.

Tidak hanya itu, DS juga mengungkapkan cita-citanya sebagai Polwan agar dapat menuntaskan kejahatan.

Namun sayang, belum tercapai cita-citanya, DS telah terlebih dahulu meninggal dunia secara misterius.

Isi diary DS, siswi SMP yang ditemukan tewas digorong-gorong di depan sekolahnya
Isi diary DS, siswi SMP yang ditemukan tewas digorong-gorong di depan sekolahnya (Kompas.com/ Irwan Nugraha)

Berikut isi diary DS yang ia beri judul 'CITA-CITA KU':

CITA-CITA KU

Pertama, Saya ada di kelas 6 sebentar lagi saya akan melaksanakan perpisahan dan keluar dari SDN 2 Lewo.

Setelah saya keluar dari SDN 2 Lewo, saya akan meneruskan ke SMP bila diterima, mengapa Saya akan meneruskan ke sana Kerena jaraknya dekat dari rumah dan tidak perlu buang-buang uang untuk biaya ongkos angkutan umum.

Dan tidak perlu diberi uang yang hanyak oleh orang tua cukup uang saku saja. Bila besar nanti saya ingin menjadi Polwan.

Mengapa saya ingin menjadi Polwan karena saya ingin memberantas kejahatan dan kejahatan akan berkurang.

Di SMP saya akan belajar dengan tekun agar tercapai cita-cita saya saat besar nanti dan bila di kelas saya akan mendengarkan bila ibu guru menerangkan

Bila bu guru memberi tugas di rumah saya akan mengerjakannya dengan senang hati agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

Saya memilih ke SMP itu karena saya ingin mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan ingin mendapatkan banyak teman-teman.

Dugaan Korban Perundungan, Diejek Bau Lontong

Foto ilustrasi siswi SMP dibully
Foto ilustrasi siswi SMP dibully (TRIBUNNEWS)

Sementara itu, informasi lain dari kerabat korban, Ade (56) mengungkapkan adanya perubahan sikap pada DS akhir-akhir ini.

Saat mendampingi ibu kandung korban di rumah sakit, Ade mengatakan korban dikenal sosok yang senang di rumah dan jarang main sampai sore apalagi sampai tak pulang.

Namun, berdasarkan keterangan ibunya, korban terlihat murung dan senang berdiam diri sepekan sebelum diketahui hilang.

"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah," kata Ade. 

"Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," jelas Ade. 

Setelah lulus dari Sekolah Dasar (SD), DS ingin masuk ke SMP yang karena dekat dari rumahnya untuk menghemat ongkos dan ingin sekali memiliki banyak teman.

Ternyata harapan dan angan DS memiliki banyak teman itu pupus, sebab selama satu semester menjalani sekolah, DS sering mengaku ke keluarganya diejek bau lontong.

Sebab, ibu DS sehari-hari berkerja sebagai pedagang lontong dan berasal dari keluarga kurang mampu. 

Ia pun mengungkapkan keinginan sang anak yang ingin memiliki handphone namun belum sempat terwujud karena terkendala ekonomi.

"Anak saya pun sempat ingin punya handphone, tapi saya belum bisa membelikannya karena penghasilan saya hanya cukup untuk makan saja selama ini," kata Wati saat dimintai keterangan wartawan di rumahnya, Senin siang.

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved