Sambang Kampung
Warga RW 1 Tenggilis Mejoyo Surabaya Rintis UMKM hingga Menangkan Penghargaan Paramakarya Presiden
Membuat sambal awalnya hanya hobi dan mengisi waktu luang bagi Susilaningsih, warga RW 1 Tenggilis Mejoyo.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Membuat sambal awalnya hanya hobi dan mengisi waktu luang bagi Susilaningsih, warga RW 1 Tenggilis Mejoyo.
Namun, banyaknya peminat membuat usahanya berkembang hingga memiliki banyak karyawan.
Bahkan lima tahun terakhir ia juga mendapat pendampingan dari Universitas Surabaya (Ubaya).
Susi, panggilan akrabnya mengungkapkan usahanya di jalan Tenggilis Timur VI Blok DD No 1 itu kini berjalan dengan stabil meskipun harga cabai kerap naik turun secara drastis.
Strategi dalam memasok sambal dan memulai produksi sesuai dengan harga cabai membuat stok sambalnya terbilang stabil.
“Saat proses produksi saya bisa mengajak 20 warga kampung sekitar sini buat bantu ngupas dan menyiapkan bahan,” urai ibu tiga anak ini.
Usaha yang dimulainya sejak 2011 inipun menghasilkan berbagai produk sambal.
Mulai dari Sambal Surabaya yang jadi ikon, ada pula 18 macam sambal lainnya.
Ada sambal ikan roa, sambal ikan teri, ikan klotok, ikan peda, ikan jambal roti, sambel sereh, sambal rujak manis dan masih banyak lainnya. Tak hanya sambal, Susi juga produksi bumbu masakan.
“Dulu awal bikin saya jual Rp 9.000, sekarang harganya beragam mulai Rp 25 ribu sampai Rp35 ribu. Saya kasih merk DD1 atau Dede Satoe supaya lebih mudah ingat sesuai alamat rumah saya,”ujar perempuan kelahiran Kroya, 5 Februari 1955.
Tak hanya memasarkannya sendiri, Susi juga mencari ilmu dengan bergabung dengan komunitas-komunitas UMKM yang ada di Kota Surabaya.
Hingga Susi menerima banyak masukan untuk memperbaiki kualitas produknya.
Seiring bertambahnya permintaan, kesuksesan Susi pun bertambah. Tak hanya sambal sehat tanpa MSG yang laris manis di pasaran, tapi juga penghargaan demi penghargaan yang dia dapatkan.
Tahun 2013 lalu dia sempat menjadi juara Pahlawan Ekonomi, dan mendaptkan hadiah pembinan Rp 30 juta rupiah.
"November lalu bahkan saya menerima penghargaan Paramakarya dari Presiden RI, saya yang dari UMKM,”ujarnya.