Kondisi Dokter & Perawat yang Tangani Pasien Corona, Wajahnya Memprihatinkan dan Menikah 10 Menit
Kondisi dokter dan perawat yang menangani pasien virus Corona di China menjadi berita viral di media sosial.
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Tri Mulyono
SURYA.CO.ID - Kondisi dokter dan perawat yang menangani pasien virus Corona di China menjadi berita viral di media sosial.
Foto-foto wajah mereka yang memprihatinkan mengundang simpati netizen.
Ada pula kisah haru seorang dokter terpaksa menikah hanya 10 menit demi melanjutkan tugas merawat pasien Corona.
Di artikel ini Anda juga bisa menyimak cara perawatan pasien Corona.
Seperti diberitakan Surya.co.id, beredar penampakan tangan dan wajah petugas medis di China yang terus menerus menangani pasien virus corona.
Karena membeludaknya pasien virus corona, petugas medis sampai kewalahan hingga bekerja ekstra keras sampai tangan mereka keriput.
Tak hanya itu, mereka pun diharuskan untuk mengenakan masker setiap saat sampai meninggalkan bekas di wajah mereka.
Seperti diketahui, China tengah mengalami keadaan pelik dimana ribuan warga mereka diketahui terjangkit virus corona.
Diupdate terakhir kali pada Minggu (2/2/2020), sudah ada 14.568 kasus virus corona yang menyebar di seluruh dunia, di mana pasien terbanyak ada di China.
Sementara itu, sejak kemunculannya di akhir bulan Desember 2019 lalu, virus Corona telah menewaskan 305 orang hingga kini.
Jumlah pasien virus corona yang terus meningkat membuat petugas medis harus bekerja ekstra keras untuk memberi penanganan terbaik.
Bahkanpetugas medis di kota-kota tertentu di China tidak mendapatkan istirahat yang cukup karena harus bekerja.
Hal ini banyak menyedot perhatian warganet, terlebih lagi setelah beredarnya potret kondisi tangan dan wajah petugas medis di sana.
Dari foto-foto yang beredar melalui media sosial, tampak jari-jari petugas medis sampai keriput, bahkan beberapa luka-luka.
Hal ini diketahui melalui akun Twitter resmi China Global Television Network atau CGTN, @CGTNOfficial pada (2/2/2020).
"Pictures of nurses' hands shriveled and scarred after days of fighting the #coronavirus on the front lines are going viral on social media." tulis @CGTNOfficial.
(Foto tangan perawat yang keriput dan terluka setelah bertarung melawan corona virus berhari-hari viral di media sosial).
Berikut foto-fotonya:


Tak sampai di situ, akun Twitter yang sama juga menampilkan foto wajah perawat yang telah menggunakan masker selama berhari-hari.
Hasilnya terdapat bekas masker di wajah perawat wanita tersebut.
Akibat hal ini, sejumlah selebriti dan ribuan warga China diketahui memberikan dukungan mereka melalui media sosial Weibo.
Bahkan tagar #WeGotYourBack (Kami Mendukungmu) menjadi trend di media sosial tersebut.
Bahkan mereka dikabarkan sampai harus menggunakan popok sekali pakai karena keterbatasan waktu ke toilet.
Terlebih para petugas medis tersebut mengenakan pakaian khusus agar tak mudah terkontaminasi virus corona dari para pasien.
Mengenakan popok juga bisa mengurangi resiko pakaian pelindung mereka robek karena sering dilepas hanya untuk keperluan sekresi urin maupun feses.
Di sisi lain, sejak wabah terjadi di Wuhan, pakaian pelindung untuk petugas medis memang mengalami kelangkaan.
Sehingga apapun akan mereka lakukan agar apa yang dimiliki sekarang tidak menjadi sia-sia.
“Kami tahu bahwa pakaian pelindung yang kami kenakan bisa menjadi yang terakhir yang kami miliki, dan kami tidak mampu untuk membuang apa pun,” kata seorang dokter di Rumah Sakit Union Wuhan.
Melansir Oriental Daily, akibat perjuangan keras para dokter dan perawat, istirahat mereka pun jauh dari kata memadai.
Tampak foto-foto para dokter juga perawat yang kelelahan dibagikan staf medis, di laman Weibo.
Beberapa orang mengklaim bahwa staf medis tersebut kelebihan beban dengan pekerjaan setiap hari.
Dalam foto tersebut mereka mengklaim bahwa mereka semua tidur meringkuk di lantai bahkan bangku.
"Mereka bekerja keras setiap hari dan membawa popok ke kantor, mereka bisa beristirahat, dan mereka hanya bisa tidur di tanah atau di kursi.
Mereka adalah pahlawan sejati negara ini," tulis dalam caption unggahan foto.
Foto-foto yang ternyata diambil dari rekaman CCTV tresebut juga mengundang komentar banyak netizen.
Satu di antaranya menuliskan, "Terima kasih kepada para pekerja yang berada di garis depan, telah bekerja keras, benar-benar terima kasih."
Menikah 10 Menit
Satu lagi kisah dedikasi petugas medis yang menangani pasien virus Corona.
Kali ini cerita seorang dokter yang rela menggelar pernikahan hanya 10 menit.
Pernikahan dokter di Heze, China ini menjadi viral karena hanya berlangsung selama 10 menit.
Pernikahan sang dokter digelar pada 30 Januari 2020 dengan hanya dihadiri lima orang.
Lima orang yang hadir itu sudah termasuk, sang dokter dan mempela wanitanya.
Saat menikah, kedua mempelai juga tampak memakai masker demi mencegah tertular virus Corona.
Tak ada baju pengantin glamour dalam pernikahan sang dokter.
Mempelai pria terlihat memakai setelan jas dan dasi, sedangkan mempelai wanita mengenakan jaket berwarna merah dan celana panjang hitam.
Seperti dikutip dari World of Buzz, pernikahan sang dokter digelar begitu singkat karena wabah virus Corona yang terjadi di Wuhan.
Sang dokter disebutkan harus segera kembali ke rumah sakit untuk kembali bekerja setelah pernikahannya.
Dia bahkan tidak sempat makan bersama pengantin wanitanya setelah pernikahan karena sudah ditunggu pasien di rumah sakit.
Dokter yang menikah kilat itu bertugas di sebuah rumah sakit di kota Jinan.
Sementara pernikahannya diadakan di Heze, yang berjarak sekitar 2,5 jam berkendara dengan mobil.
Dokter yang identitasnya tak disebutkan itu mengungkapkan pada China Times, dia dan sang mempelai wanita seharusnya menikah pada 31 Januari.
Namun karena penyebaran virus Corona, mereka ingin menunda pernikahan tersebut.
Pada akhirnya, pernikahan mereka malah dimajukan karena permintaan kedua orangtua mereka.
Oleh karena itulah kedua mempelai menikah dengan sangat sederhana.
Sang dokter dan istrinya memutuskan tidak mengundang teman atau saudara lain pada pernikahan mereka karena untuk meminimalisir penularan virus Corona.
Demi mengatasi penyebaran Corona ini, sang mempelai wanita pun rela suaminya kembali bertugas sesaat setelah menikah.
Bagaimana perawatan terhadap pasien terjangkit?

Virus ini merupakan jenis virus corona yang baru dikenali.
Manusia yang terjangkit menunjukkan gejala-gejala seperti flu, termasuk demam, batuk, dan masalah pada pernapasan.
Banyak orang yang tertular virus baru ini hanya menampilkan gejala ringan, dan sebagian besar diperkirakan akan sembuh.
Namun, seperti Sars (yang juga sejenis virus corona) dan influenza, virus baru ini tampak menghadirkan risiko lebih besar terhadap lansia dan mereka yang sudah mengidap penyakit lain.
Sejauh ini belum ada obat penyembuh, seperti halnya tidak ada obat penyembuh untuk flu biasa.
Apa yang terjadi di rumah sakit?

Mereka yang dirawat inap diberikan perawatan untuk melawan gejala-gejala penyakit, selagi sistem kekebalan tubuh mereka memerangi virus.
Rawat inap juga bertujuan mengisolasi para pasien dan menghentikan penyebaran virus, kata Prof Jonathan Ball selaku ahli virus dari Universitas Nottingham.
Dalam kasus-kasus parah, virus ini bisa menyebabkan pneumonia—peradangan paru-paru.
Dalam kasus-kasus tersebut, pasien harus mendapat alat bantu agar bisa bernapas, kata Prof Ball.
Para pasien juga diberikan oksigen dan dalam kasus terburuk, dipasangi ventilator. Sekitar satu dari setiap empat kasus diperkirakan tergolong parah.
"Jika seorang pasien menunjukkan gejala [kesulitan] bernapas, mereka [pihak rumah sakit] akan memberi bantuan untuk bernapas.
Jika ada tekanan pada organ tubuh, mereka akan mencoba mendukung tubuh untuk meringankan tekanan," kata Prof Ball.
Dalam kasus-kasus yang lebih ringan, pasien kesulitan mempertahankan tekanan darah sehingga bisa diberikan cairan infus.
Cairan juga bisa diberikan dalam kasus diare dan ibuprofen tersedia untuk meredakan nyeri.
Zhang Dingyu, direktur Rumah Sakit Wuhan Jinyintan, mengatakan kepada stasiun televisi pemerintah China CCTV bahwa pasien-pasien yang pulih berada dalam "kondisi baik".
Beberapa pasien mungkin punya masalah paru-paru, namun menurutnya "saya optimistis mereka bisa pulih". (*)