Natal dan Tahun Baru

Alasan Malam Pergantian Tahun di Pamekasan Madura Dipastikan Tak Terompet

Menjelang pergantian malam Tahun Baru, tidak satu pun penjual trompet menjajakan dagangannya di Pamekasan, baik di dalam maupun di pinggiran kota.

Penulis: Muchsin | Editor: Parmin
surya/Iksan Fauzi
Foto ilustrasi: Wahyudi (40) menunjukkan terompet andalannya bentuk rajawali. Di Pamekasan Madura tidak dijumpai penjual terompet untuk menyambut Tahun Baru tahun ini. 

SURYA.co.id | PAMEKASAN – Menjelang pergantian malam Tahun Baru 2020, tidak satu pun penjual trompet menjajakan dagangannya di Pamekasan, baik di dalam maupun di pinggiran kota.

Padahal, tahun-tahun sebelumnya banyak pedagang trompet yang sudan menggelar dagangannya di pinggir jalan.

Dipastikan, dengan tidak adanya penjual trompet ini, maka suasana pergantian malam Tahun Baru di Pamekasan yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Para penjual trompet umumnya warga luar Pamekasan beralasan tidak laku dan sisa tahun lalu masih banyak menumpuk di rumahnya. 

Sebab bisa jadi, di malam tahu baru, tidak akan terlihat warga yang merayakan malam tahun baru membawa trompet dan meniupnya.

 Melihat suasana seperti ini, sejumlah warga Pamekasan, terlihat kurang ceria menyambut pergantian malam Tahun Baru dan mereka memilih untuk tinggal di rumah bersama keluarga dari pada keliling kota Pamekasan, seperti yang dilakukan di Malam Tahun baru sebelum-sebelumnya.

Seperti yang diungkapkan Herman, warga Kelurahan Barurambat Kota, Pamekasan. Di malam Tahun Baru kali ini terasa kurang bergairah untuk keliling kota bersama keluarganya.

Sebab diperkirakan tidak akan terdengar lagi suara terompet yang saling bersahutan di sepanjang jalan.

 “Sejak seminggu lalu saya keliling mencari terompet untuk ditiup bersama keluarga di malam pergantian tahun nanti. Tapi karena tidak ada seorang pun yang berjualan terompet, saya putuskan untuk tinggal di rumah saja, bersama keluarga,” ungkap Herman, Selasa (31/12/2019).

Herman mengaku heran, karena sejak 2001 lalu, menjelang Tahun Baru, banyak penjual terompet menjajakan dagangannya di Pamekasan. Tapi untuk pergantian malam Tahun Baru 2020 ini, tidak ada penjual terompet di Pamekasan. Padahal katanya, tidak ada larangan dari pemerintah untuk meniup terompet di malam Tahun Baru.

Narso (50), penjual terompet asal Wonogiri, Jawa Tengah, yang kini lebih fokus ke jual mi ayam, mengatakan, tidak adanya penjual terompet menjelang pergantian malam Tahun Baru 2020 di Pamekasan, lantaran penjual terompet dari kampung halamannya kapok dan jera, berjualan terompet.

Sebab, selain biaya mahal dan pembuatannya membutuhkan waktu lama, ketika dijual pembelinya sepi, sehingga bukannya untung yang didapat malah bunting.

Sehingga dirinya dan teman-teman dari Wonogiri yang tahun lalu masih berjualan, tahun ini tidak lagi.

 “Keluarga dan teman-teman dari kampung di Wonogiri yang tahun-tahun sebelumnya menyerbu Pamekasan  berjualan terompet, tahun ini memilih tidak berjualan, karena tidak laku," ujar Darso.

"Bahkan ratusan terompet sisa tahun lalu masih menumpuk tidak laku dan sudah saya bakar kemarin,” lanjut dia yang kini mengontrak rumah di Kelurahan Parteker, Pamekasan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved