Manfaatkan Limbah PLTU, Mahasiswa ITS Rancang Beton Ramah Lingkungan

“Beton yang kami kembangkan berbeda, beton kami ramah lingkungan karena berbahan dasar limbah PLTU atau sisa pembakaran batubara,” tegas Galih.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Eben Haezer Panca
surabaya.tribunnews.com/sulvi sofiana
Tim dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ini diantaranya yaitu Rifqi Nadhif Arrafid, Galih Syifa’ul Ummah, dan Yosi Noviari Wibowo saat menunjukkan proses pembuatan dan pengujian beton berbahan dasar limbah PLTU di ITS Kampus Manyar, Rabu (18/12/2019). 

Galih mengatakan, secara garis besar metode pengolahannya hampir mirip dengan metode pembuatan beton geopolimer lainnya.

Yaitu dengan cara mereaksikan fly ash tipe-C dengan alkali. Namun, untuk beton fly ash tipe-C kadar Ca 27 persen menggunakan metode terpisah, sehingga menghasilkan produk yang tidak cepat mengering dan lebih baik kualitasnya karena dinilai lebih kuat.

Metode yang dipakai tim ini menggunakan takaran yang berbeda dengan takaran beton geopolimer lainnya.

Yaitu dengan takaran semen geopolimer 35 persen dan 65 persen agregat (pasir dan kerikil).

“Metode ini hanya bisa diterapkan pada beton dengan fly ash kadar Ca 27 persen saja,” tutur mahasiswa asal Blitar ini.

Galih menyampaikan, semakin tinggi kadar Ca maka semakin rumit pula metode pengolahannya. Selain itu, setiap perbedaan kadar Ca, berbeda pula metode pengolahannya.

“Hal itulah yang menjadi hambatan dan sampai saat ini kami teliti bagaimana cara mengatasinya,” ungkap Galih lagi.

Jika dilihat dari segi harga, walaupun dinilai lebih murah, namun Galih menyampaikan tidak ada perbedaan yang signifikan.

Akan tetapi, jika dilihat dari segi kekuatan, beton milik timnya dinilai lebih kuat karena faktor lamanya beton mengering seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

“Yang terpenting beton (tim) kami dapat mengurangi masalah lingkungan,” klaim Galih.

Karya inovasi yang mereka hasilkan ini pun telah berhasil menyabet juara pertama dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional BUILDYEAR 2019 di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), awal bulan lalu.

Mahasiswa berperawakan tinggi ini mengatakan,  beton rancangan timnya ini untuk diaplikasikan di dermaga.

Dosen pembimbing CT-Segoro , Ridho Bayu Aji memaparkan karya inovasi dibuat mahasiswanya ini bernama Segoro Konkret, menyesuaikan dengan nama tim mereka.

“Seperti namanya, produk beton ini dibuat untuk dermaga di laut,” terang Ridho.

Rencananya penelitian ini tetap dilanjutkan agar benar-benar dapat diaplikasikan di wilayah pelabuhan, pantai, dan laut.

"Saat ini sedang diupayakan untuk uji resistivity dan uji permeability untuk mengetahui dengan jelas bagaimana dampak beton ini jika diterapkan di laut, akan tetap kuat ataukah menjadi keropos,” pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved