Kabar Tulungagung

Bahaya Makan Bangkai Daging Sapi yang Marak Dijual Rp 3 Juta di Tulungagung, Ini 5 Faktanya

Bahaya Makan Bangkai Daging Sapi yang Marak Dijual Rp 3 Juta di Tulungagung, Ini 5 Faktanya

Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
Ilustrasi tribun Pekanbaru/Donny Putra & Surya.co.id/David Yohannes
Bahaya Makan Bangkai Daging Sapi yang Marak Dijual Rp 3 Juta di Tulungagung, Ini 5 Faktanya 

"Warga takut orang yang menebar racun ini masih keliling cari mangsa. Makanya warga terus curiga dan berjaga-jaga," ungkap Sabar.

Matinya sapi-sapi para warga ini sudah dilaporkan ke polisi. Namun polisi juga kesulitan, karena bangkai sapi tidak ditemukan.

"Setiap kejadian baru dilaporkan ke saya lima atau tujuh hari setelah kejadian. Jadi saya juga tidak tahu detailnya," katanya.

Kepala Dusun Puthuk, Desa Nyawangan, Sutikno membenarkan ada enam sapi di wilayahnya mati mendadak dengan ciri-ciri seperti keracunan.

Sebelumnya sapi dalam kondisi sehat, tiba-tiba melenguh sangat keras, kemudian ambruk, berdiri lagi, ambruk lagi kemudian mati.

"Ada yang mulutnya berbusa atau lidahnya keluar. Ciri-ciri itu biasanya karena racun," ucap Sutikno.

Ciri-ciri ini berbeda dengan sapi yang sakit, biasanya perutnya dalam kondisi melembung berisi udara.

Atau kasus kematian yang paling banyak ditemui warga, yaitu broyongen (prolapsus uteri).

5. Mengapa Mengonsumsi Bangkai Berbahaya?

Ilustrasi bangkai sapi yang mati secara misterius
Ilustrasi bangkai sapi yang mati secara misterius (Tribun Pekanbaru/Dony Putra)

Melansir artikel yang diterbitkan Pusat Riset dan Pengembangan Produk Halal Universitas Airlangga berjudul 'KAJIAN ILMIAH DAN TEKNOLOGI SEBAB LARANGAN SUATU MAKANAN DALAM SYARIAT ISLAM' mengonsumsi bangkai hewan dapat berbahaya bagi tubuh.

Bangkai diartikan sebagai hewan yang meninggal tanpa ada proses penyembelihan terlebih dahulu.

Hal ini rupanya menyimpan bahaya jika nantinya daging tersebut dikonsumsi oleh manusia.

"Tidak adanya proses penyembelihan menyebabkan darah masih banyak memenuhi otot sehingga bisa menjadi media pertumbuhan mikroorganisme yang dapat membahayakan manusia.

Ketika hewan yang masih hidup disembelih, maka hewan tersebut akan mengeluarkan darah secara sempurna karena jantung yang memompa darah masih berfungsi dengan normal.

Namun ketika sudah mati dan menjadibangkai, walaupun dilakukan penyembelihan, darah tidak bisa keluar dengan sempurna karena kerja jantung sudah berhenti. Darah menjadi beku dan terkumpul dalam otot."

Halaman
1234
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved