Berita Sidoarjo
Cerita Cinta Umar Patek dan Ruqayyah, Tetap Setia Sejak di Camp Teroris Filipina hingga Lapas Porong
Umar Patek mengisahkan cerita cintanya bersama Ruqayyah saat di Lapas Porong Sidoarjo.
Dari situ, Patek dan Gina pun resmi jadi suami istri.
Mereka tinggal bersama, sampai pada 2009 Umar Patek ke Indonesia dan ikut terlibat aksi terorisme di tanah air.
"Dan tahun 2010 saya ke Pakistan. Saya ditangkap di sana," sebut dia.
Umar Patek ditangkap di Kota Abbotabad, Pakistan, akhir Januari 2011.
Selain melakukan teror bom di Indonesia, dia dianggap terlibat rangkaian teror bersama kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
Umar Patek diyakini sebagai asisten koordinator lapangan pada insiden peledakan bom di Bali 2002.
Dia juga ditengarai berperan sebagai komandan lapangan pelatihan Jamaah Islamiyah di Mindanao, Filipina.
Terkait berbagai aksinya, ketika itu Amerika bahkan pernah menjanjikan hadiah sebesar 1 juta dolar AS kepada siapa saja yang bisa menangkapnya atau memberikan informasi untuk menangkapnya Patek.
Setelah melalui serangkaian proses, pada Juni 2012, Umar Patek divonis 20 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat dalam perkara tindak pidana terorisme.
Nah, selama menjalani berbagai proses hukum di Indonesia, sang istri Ruqayyah ternyata selalu mendampinginya.
Bahkan di mana Umar Patek ditahan, perempuan bercadar itu tinggal di sekitar tahanan.
Seperti saat menjalani hukuman di Lapas Kelas I Surabaya di Porong Sidoarjo, Ruqayyah juga ngekos di dekat Lapas.
Setiap jam besuk, dia datang ke lapas untuk menemui suaminya yang sedang menjalani hukuman.
"Biasa seminggu dua kali atau tiga kali besuk. Dia juga sudah bisa berbahasa Indonesia lho, kalau Bahasa Jawa hanya paham ketika mendengar tapi tidak bisa mengucapkan," ungkap Patek sambil bergurau dengan istri.
Patek biasa memanggil istrinya Habibati, sementara sang istri memanggilnya Bang Hisyam.