Pria Tertular DBD Setelah Berhubungan Sesama Jenis Bikin Gempar, Para Dokter Dibuat Bingung
Beredar kabar yang cukup menggemparkan yakni seorang pria tertular demam berdarah atau DBD setelah berhubungan sesama jenis
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Baru-baru ini beredar kabar yang cukup menggemparkan yakni seorang pria tertular demam berdarah atau DBD setelah berhubungan badan sesama jenis
Kasus pria tertular DBD setelah berhubungan badan sesama jenis ini juga membuat bingung para dokter yang menanganinya
Hal ini lantaran belum pernah terdapat kasus penularan DBD melalui hubungan badan
Dilansir dari Sosok.id dalam artikel 'Pertama di Dunia, Demam Berdarah Menular Lewat Hubungan Badan, Indonesia Lahan Subur Persebarannya, Mematikan Bagi Perempuan dan Anak, Begini Penjelasannya!', kasus ini dialami oleh seorang pria (41) asal Madrid, Spanyol
Ia terjangkit demam berdarah atau DBD setelah berhubungan badan dengan pasangan prianya.
Sebelumnya, si pasangan telah lebih dulu terkena demam berdarah saat digigit nyamuk DBD ketika melakukan perjaanan ke Kuba.

Otoritas Kesehatan Spanyol mengkonfirmasi kasus penyebaran demam berdarah melalui hubungan badan.
"Pria tersebut diketahui terinfeksi demam berdarah pada September.
Ini membingungkan para dokter, karena dia tidak melakukan perjalanan ke luar negeri.
Gejala yang muncul seperti flu parah disertai dimam tinggi dan sakit di sekujur tubuh, yang umum dialami pasien demam berdarah," ungkap Susana Jimenez, dari departemen kesehatan Madrid yang dilansir dari AFP.
"Pasangannya menunjukkan gejala serupa, tapi lebih ringan, sepuluh hari sebelumnya.
Gejala ini dialami setelah dia pulang dari Kuba dan Republik Dominika," imbuh Jimenez dikutip dari AFP.
Dalam email yang dikirim Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (ECDC) Eropa ke AFP, disebutkan kasus ini adalah penularan virus DBD melalui hubungan badan antar pria yang pertama.
Sekadar informasi, dilansir dari laman www.who.int, Demam berdarah dengue atau biasa disingkat DBD adalah penyakit menular akibat virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue.
Sebelum dikenal dengan sebutan Demam Berdarah Dengue (DBD) penyakit jenis ini pernah diberi istilah penyakit "break-bone".
Penyebutan tersebut dikarenakan terkadang penderita demam berdarah merasakan nyeri sendi dan otot yang membuat tulang terasa seperti retak.
Dari data laman www.who.int, jenis penyakit ini terjadi setiap tahun di seluruh dunia.
Bahkan kondisi ini dapat terjadi pada siapa pun tanpa mengenal status, jenis kelamin maupun usia.

Penyakit yang berasal dari gigitan nyamuk ini paling sering menyerang di area sub tropis dan tropis, selama musim hujan dan setelahnya seperti di Indonesia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa kasus demam berdarah di seluruh dunia meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir.
Diperkirakan ada sekitar 50-100 juta kasus demam berdarah setiap tahun, dan sekitar setengah dari populasi manusia di dunia berisiko terkena penyakit ini.
Penyuka Sesama Jenis di Tulungagung
Di samping itu, hubungan badan sesama jenis juga meningkatkan risiko terjangkit HIV
Contohnya saja kasus penyuka sesama jenis di Tulungagung
Pelaksana Program Komisi Penanggulangan Aids ( KPA) Tulungagung, Ifada Nur Imaniar mengatakan, jumlah angka HIV di kalangan pelajar dan mahasiswa di Tulungagung semakin mengkhawatirkan.
Ifada mengatakan, saat ini ada 20 pelajar penyuka sesama jenis yang terjangkit HIV.
"Temuan yang terbaru berusia 19 tahun dan 22 tahun," ungkap Ifada, Senin (22/7/2019).
Diakui Ifada, LSL turut menyumbang angka ini.
Menurutnya, perilaku LSL di Tulungagung cukup marak.
Misalnya saja, dari kalangan waria ada 28 kasus HIV.
"LSL itu kan bisa antara laki-laki dan waria, atau laki-laki dengan laki-laki," sambung Ifada.
Ifada meyakini, angka yang sebenarnya jauh lebih besar.
Perempuan yang juga bekerja sebagai psikolog ini mengatakan, perilaku LSL memang tidak lepas dari konstruksi psikologis sejak anak.

Misalnya anak laki-laki tumbuh tanpa sosok ayah, atau tidak punya figur ayah yang bisa memberikan kasih sayang.
Anak yang merindukan kasih sayang ayah ini, akan rentan jika ada sosok laki-laki yang memberinya perhatian.
Dalam masa puber, pikirannya bisa terkonstruksi bahwa lebih nyaman dengan laki-laki.
Masih menurut Ifada, dalam Skala Kinsey (skala heteroseksual-homoseksual), jika masih dalam pikiran, seseorang masih bisa disembuhkan.
"Jika belum pernah melakukan kegiatan seksual sesama jenis, masih bisa dikembalikan dengan campur tangan psikolog dan psikiater," ujar Ifada.
Namun bagi pelaku LSL yang aktif berhubungan seksual, KPA melakukan pendekatan yang berbeda.
Sebab pelaku akan sulit untuk dipulihkan, untuk menjadi heteroseksual.
KPA akan menekankan pentingnya safe sex, agar tidak terjangkit infeksi menular seksual (IMS), termasuk HIV.
Dari kasus LSL yang ditangani KPA, mayoritas adalah pelaku seksual sejenis yang aktif.
Bahkan ada yang sudah melakukannya sejak SMP.
"Pelaku LSL ini jarang yang hanya punya satu pasangan seks. Biasanya mereka punya tiga sampai empat pasangan seks," pungkas Ifada.
Hubungan badan sesama jenis ternyata cukup berbahaya dan bisa mengakibatka kanker anus
Prof. Dr.dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI, mengungkapkan, kasus kanker anus mulai banyak ditemui pada pria yang melakukan hubungan badan sesama jenis.
"Kanker anus ini mulai jadi perhatian, karena di luar negeri kasusnya tinggi sekali pada laki-laki yang berhubungan badan dengan laki-laki.
Di Indonesia, saat ini sedang kita kumpulkan datanya di Cipto (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo)," kata Samsuridjal dikutip dari Kompas.com, Jumat (16/9/2016).
Dokter yang bergabung dengan Indonesian Working Group on HPV ini mengatakan, saat ini tak hanya wanita yang bisa deteksi dini kanker serviks.
Pada pria juga mulai dilakukan pemeriksaan anus untuk mengetahui apakah positif HPV.
Sebab, 80 persen infeksi HPV bisa menimbulkan kanker anus.
"Kalau ada (HPV), setiap tahun pasien akan diikuti, jadi bisa lebih cepat ditangani," jelas Samsuridjal.
Tanda-tanda seseorang terkena kanker anus, antara lain, anus terasa sakit, pendarahan dari anus atau rektum, anus terasa gatal, hingga muncul benjolan di lubang anus. Jika tidak segera diatasi, kanker anus juga bisa menyebar ke organ tubuh lainnya.
Untuk mencegah kanker ini, vaksinasi HPV adalah cara yang paling ampuh. Vaksin HPV bisa diberikan kepada pria maupun wanita sejak usia 10 tahun.