Pilbup Gresik 2020
Lima Bacabup dan Bacawabup Gresik dari Partai NasDem Beradu Konsep Perubahan
5 orang dari 7 pendaftar bacabup dam bacawabup yang lolos verifikasi administrasi bergantian beradu konsep perubahan dalam membangun Gresik.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Cak Sur
SURYA.co.id | GRESIK - 5 orang dari 7 pendaftar bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati (bacabup-bacawabup) yang lolos verifikasi administrasi bergantian beradu konsep perubahan dalam membangun Gresik.
Selain itu mereka juga memaparkan visi-misi terbuka yang diusung.
Pemaparan visi dan misi secara terbuka tersebut dilaksanakan di kantor DPD Partai NasDem Gresik, Minggu (03/11/2019) kemarin.
Mantan Bupati Bojonegoro sekaligus pengurus DPP Nasdem, Dr Suyoto M Si yang didapuk sebagai panelis didampingi pengurus DPW NasDem Jatim Iwan Zunaih atau Gus Iwan.
“Ada 7 pendaftar yang kita undang memaparkan visi dan misi. Tapi, Ahmad Nurhamim (ketua DPD Golkar Gresik) secara resmi berkirim surat tak bisa hadir karena ada rapat di DPD Golkar Jatim. Sedangkan Pak A Nadir (ketua DPC PPP Gresik), menyatakan siap hadir, tapi tak kunjung hadir. Kita serahkan kebijakan DPP,” ungkap Sekretaris Bappilu DPD Partai Nasdem Gresik, Hasanudin Farid.
Kelima orang yang memaparkan visi misi adalah mantan Ketua DPRD Gresik sekaligus mantan Ketua DPC PKB Gresik, Ir Ahmad Nadlir, Ketua DPC FSPSI Gresik Ali Muklasin, Direktur BUMD Pariwisata Malang Muhammad Nuh, Bendahara DPD Nasdem Gresik Tri Putro Utomo dan pengusaha sarang walet Effendi Noor.
Mereka diberi waktu lima menit untuk memaparkan visi-misi. Setelah itu, panelis melemparkan tiga pertanyaan. Masing-masing bacabup diberi waktu sebanyak 2 menit saja.
Pertanyaan tersebut Di antaranya tentang pengentasan miskin di Kabupaten Gresik, tenaga kerja, kualitas udara.
"Kabupaten Gresik merupakan penopang Ibu Kota Surabaya bersama Sidoarjo dan Mojokerto. Dari daerah itu, angka kemiskinan tertinggi di Kabupaten Gresik. Bagaimana pengentasan secara revolusioner?,” tanya Kang Yoto, sapaan akrab Suyoto.
Sementara Gus Iwan mempertanyakan strategi yang akan dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Gresik.
“Isu pendidikan tak berimbang, sudah viral termasuk biaya pendidikan yang mahal. Padahal, ada permasalahan lainnya yakni pendidikan bermutu. Bagaimana stateginya?,” tanya Gus Iwan.
Mereka diminta menjawab secara berebut, dengan waktu yang terbatas.
Nadlir yang langsung menjawab pertanyaan dari panelis tersebut, langsung menyodorkan konsep efesiensi birokrasi sekaligus mengkoneksikan birokrasi hingga di tingkat pemerintahan desa.
Menurutnya, ada missing link antara birokrasi di Pemkab Gresik dengan birokrasi di pemerintahan desa.
“Permasalahan utama ada di desa. Apalagi, ada dana desa (DD) maupun alokasi dana desa (ADD). Ini perlu ada sambungan sehingga pembangunan di desa juga menyambung dengan pemerintah daerah. Ini yang belum terasa,” jawabnya.