Kilas Balik

Mantan Kapolri Bantah Isu Bu Tien Wafat karena Baku Tembak, Terungkap Momen Terakhir Istri Soeharto

Mantan Kapolri Bantah Isu Bu Tien Wafat karena Baku Tembak Tommy Soeharto dan Bambang Trihatmodjo, Terungkap Momen Terakhir Istri Soeharto

Istimewa/Tribun Timur
Mantan Kapolri Bantah Isu Bu Tien Wafat karena Baku Tembak, Terungkap Momen Terakhir Istri Soeharto 

SURYA.co.id - Setelah Bu Tien wafat, sempat beredar isu yang menyebut penyebab meninggalnya istri Soeharto itu adalah gara-gara baku tembak antara Tommy Soeharto dan Bambang Trihatmodjo

Isu tersebut menyebutkan kalau Tommy dan Bambang saling berebut proyek mobil nasional, sehingga terjadi aksi baku tembak yang kemudian menewaskan Bu Tien

Namun, isu tersebut dibantah dengan tegas oleh mantan Kapolri Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories"

"Itu adalah rumor dan cerita yang sangat kejam dan tidak benar sama sekali.

Saya saksi hidup yang menyaksikan Ibu Tien terkena serangan jantung mendadak, membawanya ke mobil, dan terus menunggu di luar ruangan saat tim dokter RSPAD melakukan upaya medis.

VIRAL VIDEO Tanpa Busana Mama Muda Cantik di Kulon Progo,  Pelaku Ngaku Polisi Memeras Korban

Takut Ditilang Polisi, Suami Pengendara Motor Kabur Tinggalkan Istri, Video Viral di IG & WhatsApp

Jokowi Naikkan Iuran BPJS 100 Persen, Peserta Mandiri Kelas 1 Harus Bayar Rp 160.000 per Bulan

4 Fakta Viral Masjid Sukoharjo Akan Dilelang Bank: Warga Ramai-ramai Datang, Ini Duduk Perkaranya

Kecemburuan Bu Tien saat Soeharto Diam-diam Temui Istri Soekarno, Presiden Pertama RI juga Marah
Kecemburuan Bu Tien saat Soeharto Diam-diam Temui Istri Soekarno, Presiden Pertama RI juga Marah (Dok. Istimewa Intisari)

Oleh karena itu, Sutanto pun berharap agar masyarakat tidak termakan rumor tersebut.

"Saya harap jangan sampai rumor tidak benar itu tetap dipercaya oleh sebagian orang yang hingga kini terus menganggapnya benar,"ujar Sutanto.

Di samping itu, Sutanto juga menceritakan momen terakhir Bu Tien menjelang wafat

Sutanto memang pernah menjadi ajudan Soeharto dari tahun 1995 hingga 1998.

Satu di antara kenangan yang masih diingat oleh Sutanto adalah saat dia menjadi saksi detik-detik wafatnya Bu Tien Soeharto.

Saat itu, dia baru saja menemani Soeharto memancing di Anyer, pada Jumat, 26 April 1996.

Ketika Soeharto sedang memancing, rupanya Bu Tien sedang berada di sentra pembibitan buah Mekarsari.

Menurut Sutanto, saat itu Bu Tien terlalu asyik, dan bergembira melihat sejumlah tanaman yang sedang berbuah di tempat itu.

Sehingga, dia pun kurang memperhatikan kesehatannya.

Padahal, sebenarnya Bu Tien tidak boleh berjalan terlalu jauh dan lama.

Alasannya, Bu Tien memang sedang mengidap penyakit gangguan jantung.

Saat Soeharto kembali ke rumah, dan bertemu sang istri pada sore harinya, menurut Sutanto, suasana berlangsung seperti biasanya.

Meski demikian, kala itu Bu Tien tetap harus terus beristirahat karena kelelahan.

Namun, sesuatu tiba-tiba terjadi pada Minggu (28/4/1996) dini hari.

Tepatnya, sekitar pukul 04.00 WIB.

"Baru pada Minggu dini hari sebelum subuh, sekitar pukul 04.00, Ibu Tien mendapat serangan jantung mendadak," kata Sutanto, seperti dikutip dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories".

Saat itu, sang Ibu Negara terlihat sulit bernapas.

Oleh karena itu, Bu Tien kemudian dibawa ke RSPAD Gatot Subroto.

"Saya melihat dokter Kepresidenan, Hari Sabardi, memberi bantuan awal pernapasan dengan tabung oksigen.

Saya sendiri turut membawa Ibu Negara dari rumah ke mobil dan selanjutnya ke RSPAD.

Saat itu, selain Pak Harto, Mas Tommy dan Mas Sigit ikut mendampingi," sambung Sutanto.

Sejumlah upaya medis untuk menyelamatkan Bu Tien pun dilakukan oleh tim dokter, meski pada akhirnya Bu Tien wafat.

"Sekitar pukul 05.10, Ibu Tien menghembuskan napas terakhir dan meninggalkan berbagai kenangan kepada seluruh rakyat Indonesia," kata Sutanto.

Sutanto juga menjadi saksi kesedihan Soeharto saat itu

"Saya menyaksikan langsung bagaimana Pak Harto mengalami kesedihan yang amat mendalam,"kata Sutanto

Menurutnya, bagaimanapun seseorang pasti akan sedih saat kehilangan pendamping hidupnya selama puluhan tahun.

"Ibu Tien telah banyak berkorban dan menemani Pak Harto dalam suka dan duka.

Namun, dalam keadaan itu Pak Harto tetap nampak tegar, tenang, dan tabah,"ujar Sutanto.

Pesan Terakhir Bu Tien Sebelum Wafat

Bu Tien sempat menyampaikan pesan terakhir sebelum wafat. 

Pesan terakhir Bu Tien disampaikan kepada Menteri Negara Urusan Peranan Wanita saat itu, Ny Mien Sugandhi.

Dituliskan Mien Sugandhi dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories", pada tahun 1996, dalam sebuah upacara partai Golkar.

Kala itu, Ny Mien Sugandhi, duduk berdampingan dengan Bu Tien.

Tiba-tiba Bu Tien bilang ke Ny. Mien "Tolong katakan kepada...(menyebut salah satu petinggi Partai Golkar), agar pak Harto jangan menjadi presiden lagi. Sudah cukup, sudah cukup, beliau sudah tua."

Mendengar perkataan Bu Tien, Ny Mien menjawab dengan agak keheranan.

"Lo, kalau begitu siapa yang mumpuni untuk menggantikan beliau?" ujarnya.

"Biarlah itu diserahkan dan ditentukan oleh Pemilu saja. Aku sudah tidak mau lagi. Aku mau pergi, aku lungo (pergi). Pokoke aku lungo," kata Bu Tien.

Suharto dan Bu Tien
Suharto dan Bu Tien (WIKIMEDIA.ORG)

Ny Mien Sugandhi lantas menyampaikan pesan Bu Tien ke petinggi Partai Golkar yang dimaksud.

Tak peduli dengan pesan yang dimandatkan bu Tien, petinggi Partai Golkar itu kukuh menjadikan Soeharto presiden lagi.

Dua tahun setelah wafatnya Bu Tien, tepatnya tanggal 28 Maret 1998 Soeharto dilantik jadi presiden (lagi).

Belum genap tiga bulan menjabat presiden Indonesia untuk kesekian kalinya, Reformasi Mei 1998 berkobar.

Soeharto tumbang, stabilitas nasional jomplang, Indonesia diambang menjadi negara bangkrut saat itu.

Mien Sugandhi didalam hati berkata "Seandainya orang-orang yang dulu diberi pesan oleh Ibu Tien mendengarnya."

Presiden Soeharto
Presiden Soeharto (Dok. Soeharto)

Tragedi tumbangnya rezim Orde Baru juga tak lepas dari sosok yang menjadi sahabat dekat Soeharto, Benny Moerdani.

Sejak masih berpangkat Kapten di TNI AD, Benny Moerdani sudah berhubungan akrab dengan Presiden Soeharto yang pada pada tahun 1960-an berpangkat Mayor Jenderal.

Pak Harto sangat mengagumi Benny Moerdani karena piawai dalam strategi tempur dan memecahkan masalah secara intelijen.

Sehingga masalah rumit baik di dalam maupun di luar negeri selalu dipercayakan kepada Benny Moerdani yang dikenal sangat loyal terhadap Soeharto.

Misalnya saja ketika Indonesia terlibat konflik politik dan militer dengan Malaysia (1964).

Pak Harto merasa kalau penyelesaian secara militer tidak menguntungkan Indonesia, lalu ia memutuskan untuk mengambil langkah intelijen serta diplomasi.

Tugas yang sebenarnya sangat berat dan tidak dikehendaki oleh Presiden Soekarno itu, diam-diam diserahkan kepada Benny Moerdani dan berhasil gemilang.

Indonesia dan Malaysia pun kembali berdamai serta terhindar dari bentrok militer yang bisa sangat merugikan kedua negara.

*Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Penyebab Kematian Bu Tien Soeharto Sebenarnya Dibongkar Jenderal Polisi, Rumor Tertembak Terpatahkan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved