Kilas Balik
Ulang Tahun Bu Tien Bawa Berkah Bagi 4 Pengamen Jalanan, Berawal dari Hormat Saat Soeharto Lewat
Ulang Tahun Bu Tien Bawa Berkah Bagi 4 Pengamen Jalanan, Berawal dari Hormat Saat Soeharto Lewat. Berikut kisah mereka
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Di luar rombongan ini, hanya Ketua G-I/S Intel Hankam Mayjen TNI Benny Moerdani yang mengetahuinya.
Panglima ABRI ketika itu bahkan tidak tahu bahwa presiden Soeharto sedang berkeliling dengan pengamanan seadanya ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Di saat yang bersamaan, Indonesia memasuki tahap Pelita II.
Soeharto merasa harus turun langsung memantau pelaksanaan program-program pemerintah.
Dengan melakukan perjalanan rahasia seperti ini, Soeharto bisa melihat kondisi desa secara langsung. Ia pun bisa mendapatkan berbagai masukan dari masyarakat.
Kemudian Try menceritakan, saat blusukan itu kondisi Soeharto cukup memprihatinkan karena rombongan hanya membawa perbekalan sederhana.
Bahkan, untuk makan pun Soeharto hanya memakan bekal yang dibawakan Ibu Tien.
“Kami tidak pernah makan di restoran, menginap di rumah kepala desa atau rumah-rumah penduduk. Untuk urusan logistik, selain membawa beras dari Jakarta, Ibu Tien membekali sambal teri dan kering tempe. Benar-benar prihatin saat itu,” tutur Try.
Meski pejalanan itu berusaha ditutup rapat, kedatangan presiden ke suatu desa akhirnya bocor sampai ke telinga pejabat setempat.
Para pejabat daerah pun geger dan memarahi Try Sutrsino karena merasa tidak diberi kesempatan untuk menyambut presiden.
Try tidak bisa berbuat banyak karena perjalanan ini adalah kemauan Soeharto.
Try yang kemudian menjadi Wakil Presiden ini pun melihat Soeharto begitu menikmati perjalanan keliling berbagai desa.
Dari hasil blusukan itu dicatat dan dijadikan bahan pembahasan dalam rapat kabinet.
Saking menikmatinya perjalanan itu, Soeharto tidak protes atau pun marah saat ajudannya salah mengambil jalan hingga akhirnya tersasar.
Padahal, Soeharto mengetahui betul seluk beluk wilayah itu. Dalam ingatan Try, Soeharto ketika itu hanya tersenyum.
Perjalanan rahasia itu pun berakhir di Istana Cipanas dengan kondisi mereka kelelahan.
Try mengungkapkan, Soeharto mempersilakan para pembantunya untuk makan terlebih dulu daripada dirinya.