Kiat Sukses UMKM
Sandal Lucu Sancu, Menyasar Anak-anak Malah Disukai Orang Dewasa
Alas kaki untuk anak-anak ini sudah bisa ditemui di seluruh Indonesia bahkan merambah ke Singapura dan Malaysia.
Diakui Eko, awalnya mengurus bisnis Sancu ini cukup ribet karena rumah produksi, gudang dan pemasaran berbeda kota,bahkan beda provinsi. Apalagi Eko juga punya pekerjaan tetap sebagai Wakil Ketua Bulog Kota Malang. "Kendati sibuk saya tetap komitmen menjalankan usaha yang sudah kami rintis sejak lulus kuliah, 10 tahun lalu," tegas Eko.
Akhirnya mereka membagi tugas. Eko mengontrol segala sesuatu yang berhubungan dengan produksi. Sedangkan pemasaran, administrasi dipercayakan kepada Firmansyah di Jakarta. "Karyawan kami di Jakarta ada 50 orang. Untuk memudahkan kontrol, kami menerapkan manajemen waktu dan aturan di setiap ada pesanan. Jadi saya menambah karyawan, dan batasan pengiriman barang kami atur. Di situlah pekerjaan mulai terasa lebih ringan," ucapnya.
Pernah merugi
Namanya usaha, tidak selamanya berjalan mulus. Eko mengaku pernah mengalami kerugian yang cukup besar hingga ratusan juta rupiah. Faktornya, ia pernah keliru dalam memilih karakter desain sandal.
Eko mengaku mencipta karakter sandal, berdasarkan tren yang berkembang saat itu.Misalkan, yang ngetrend saat ini serial anak Upin Ipin, Sancu memberanikan diri untuk membuat cetakan tokoh kartun tersebut. Yang dicetak pun tidak banyak. tapi ketika di jual ke pasar ternyata laku keras, Sancu berani mencetak lebih banyak desain sandalnya.
"Nah, rugi yang kami alami ketika kami bikin desain Sopo Jarwo, tokoh kartun televisi asli Indonesia. Saya telanjur produksi banyak, namun di pasaran malah tidak laku. Di situ saya merugi hingga ratusan juta," terangnya.
Sejak itu Eko dan Firmansyah lebih hati-hati ketika hendak mengeluarkan desain baru. Ke depan, Sancu akan terus berinovasi, lantaran sudah banyaknya saingan bisnis sandal di Indonesia. (Rifky Edgar).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/sancu.jpg)