Berita Surabaya
BERITA SURABAYA POPULER Hari ini, Reka Adegan Pembunuhan di Cafe Penjara & Nasib Driver Ojol Ditusuk
BERITA SURABAYA POPULER Hari ini, Reka Adegan Pembunuhan di Cafe Penjara & Nasib Driver Ojol Ditusuk
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Simak Berita Surabaya Populer hari ini, Kamis, 19 September 2019 yang diantaranya ialah rekonstruksi pembunuhan pengelola Cafe Penjara.
Setelah dilakukan sejumlah rekonstruksi, terungkap bahwa pelaku pembunuhan sebenarnya memendam rasa untuk korban wanita.
Selain itu, adapula berita terkait driver ojol alias ojek online yang ditusuk penumpangnya hingga menembus paru-paru, begini nasibnya sekarang.
Untuk berita selengkapnya, berikut telah SURYA.CO.ID rangkum Berita Surabaya Populer untuk Anda.
1. Kisah Driver Ojol Korban Penganiayaan: Punggung Ditikam Pisau Pria Bertopi hingga Tembus Paru-paru

Seorang driver ojek online Ojol), Deddy Juniar Rapsodi (22), ditusuk pria tak dikenal di Jalan Dr Ir Soekarno, Mulyorejo, Surabaya, Minggu (15/9/2019).
Warga Brebek, Waru, Sidoarjo, ini informasinya ditusuk pria paruh baya mengenakan topi warna merah sekitar pukul 23.00 WIB.
Pria itu menusuk punggung sebelah kanan korban. Akibat tikaman, Deddy mengalami luka sobek selebar 5 sentimeter dengan kedalamam luka lima sentimeter. Luka korban bahkan hingga menembus ke paru-parunya.
Menurut ibu korban, Dinda (44), sesaat setelah ditikam, anak keduanya itu sempat memberikan perlawanan kepada pelaku.
Tujuan pelaku menghujam tikaman ke punggung anaknya itu, lanjut Dinda, untuk merampok motor dan tas anaknya.
• BERITA PERSEBAYA POPULER Hari ini, Jadwal PSIS vs Persebaya & Bonek Dilarang Away ke Magelang
• Reaksi Obib Nahrawi Sang Istri asal Sidoarjo Setelah Menpora Imam Nahrawi jadi Tersangka KPK
• Artis Dangdut Ini Didakwa Berzina dengan Pria Beristri, Xena Zenita Akhirnya Divonis 3 Bulan
"Mau minta kunci sepeda dan tasnya yang isi hp," katanya di Ruang Tunggu ICU RSUD Dr Soetomo, Rabu (18/9/2019).
Deddy disebut sempat bergulat dengan pelaku meskipun pisau yang dihunuskan masih menancap dan darah segar mengalir dari pungungnya.
"Terus anakku ngelawan, dipegangnya leher orang itu, cuma anakku lagi kesakitan lalu dilepas orangnya. Tapi anakku sempat teriak-teriak; rampok-rampok," ujar perempuan berkerudung itu.
Seraya bergumul dengan si pelaku, Deddy berteriak kencang. Entah mungkin panik atau ada hal lain, pelaku sontak melarikan diri.
"Habis itu anakku lepas, dan orangnya lari loncat pagar RSIA," ujarnya.
Namun, anaknya sempat menyingkap topi merah yang dikenakan pelaku.
"Waktu itu sebelum kabur, topinya diambil sama anakku, soalnya topinya itu buat nutupin wajah," kata ibu lima anak itu.
Setelah pelaku lari tunggang langgang tak diketahui jejaknya, Deddy yang masih dalam keadaan sadar, berinisiatif mencabut pisau yang masih menancap di punggunnya.
"Anakku kan kesakitan, pisaunya dicabut sendiri, nah itu tembus sampai paru-paru lebarnya 5 cm, dalamnya 5 cm," katanya.
Lalu, dengan kondisi bersimbah darah, anaknya langsung bergegas menuju Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) yang letakknya tak jauh dari lokasinya penikaman.
"Waktu itu, dia naik motor sambil megangi punggungnya yang berdarah," jelasnya.
Setibanya di RSIA, ungkap Dinda, anaknya mendapat pertolongan pertama dengan diberi perban pada bagian luka.
"Habis itu diberi rujukan ke RSUD Dr Soetomo," tuturnya.
Menurut Dinda, anaknya sempat dirawat di RSIA tersebut selam 2 jam. Kemudian, pukul 01.00 dini hari, Senin (16/9/2019), dirujuk ke RSUD Dr Soetomo.
"Sampai RS soetomo, sempat minta makan dan minum jam 03.30. Itu masih sadar lho, masih bisa bicara sama teman- temannya," ungkapnya.
Semula kondisi Deddy stabil. Namun, sekitar pukul 04.00 WiB mengeluh sesak napas dan memuntahkan makanan lalu tak sadarkan diri.
Hingga pukul 07.00 WiB, ungkap Dinda, anak keduanya itu ternyata harus menjalani operasi penutupan luka.
Kendati keputusan operasi dan segala perosedurnya telah dilampaui, ternyata ada satu hal yang membuat proses operasi itu tak kunjung dimulai.
Ternyata, Deddy dalam kondisi kehabisan darah, sehingga pihak dokter belum bisa melakukan operasi.
"Sampai jam 07.00 pagi, dokternya bingung, mau dioperasi ternyata darahnya kan habis, lalu dikasih 5 kantong darah," tuturnya.
Dinda mengaku hanya pasrah pada Tuhan terkait kondisi anaknya. Pasalnya, melihat kondisi anak keduanya itu tergolek lemas dalam keadaan pucat dan tak berdaya.
"Saya tahunya anak saya sudah kayak gitu, nafasnya juga sulit," tukasnya.
Pukul 07.15 WIB itu merupakan momen terkahir yang mendebarkan bagi Dinda sebelum anaknya itu akan dioperasi.
Operasi berjalan tujuh jam, pihak dokter lantas memindahkan Deddy yang tergolek lemas tak sadarkan diri ke Ruang ICU Terpadu lantai 2, sekitar pukul 14.00 WIB.
Kondisi kritis tak sadarkan diri pasca operasi berlangsung hingga pukul 04.00 WIB, Selasa (17/9/2019).
"Dua hari setelah operasi baru sadar minta minum, tapi gak bisa ngomong, cuma gerak- gerak aja," jelasnya.
Dinda menuturkan, kini kondisi anaknya berangsur-angsur membaik bahkan sudah bisa berbicara.
2. Rekonstruksi Pembunuhan Pengelola Cafe Penjara di Gresik, Pelaku Ternyata Pendam Cinta pada Korban

Rekontruksi pembunuhan oleh tersangka Shalahuddin Al Ayyubi (24) warga Perumahan Banjarsari Asri Gang 6 Nomor 18 RT 01 RW 01 Desa Banjarsari, Cerme, Gresik, mengungkap fakta baru.
Dalam rekontruksi di Cafe Penjara Jl Raya Banjarsari, Cerme ditemukan adegan orgasme di depan jenazah korban yang sudah terkapar.
Kapolsek Cerme AKP Iwan Hari Poerwanto mengatakan, dalam rekonstruksi tersangka memeragakan 37 adegan dan ditemukan fakta-fakta baru.
Yaitu tersangka mempunyai perasaan cinta terhadap korban Hadryil Choirun Nisa'a (25).
Tersangka juga mengaku sudah akrab dengan korban sejak kecil dan korban juga pernah berjualan makanan di Cafe Penjara yang dikelola tersangka.
• Driver Ojek Online yang Punggungnya Ditusuk Penumpang hingga Tembus Paru, Deddy Niatnya Menolong
• 10 Lokasi di Surabaya Rawan Pelanggaran Lalu Lintas, ini Jenis Pelanggarannya
Selain itu, terlihat adegan keempat yang dilakukan tersangka Ayub, panggilan akrab Shalauddin Al Ayyubi, yaitu memeluk erat korban dari belakang.
Kemudian korban meronta-ronta sehingga keduanya terjatuh di lantai belakang pagar area Cafe Penjara.
Setelah keduanya roboh, tersangka bergegas membekap warga Dusun Ngering Desa Sukoanyar Kecamatan Cerme Gresik itu, karena takut korban berteriak.
Korban dibekap dan dicekik menggunakan kedua tangan tersangka sebanyak dua kali sampai akhirnya korban tidak bernyawa.
Hal itu terlihat pada adegan ke 9.
Setelah itu, pada adegan ke 10, 11 dan 12, saat kondisi korban sudah terkapar tidak bernyawa, tersangka melepas kedua celana korban.
Selanjutnya tersangka meraba-raba tubuh korban sambil berfantasi hingga meneteskan sperma ke tubuh korban.
Untuk memuluskan aksi kejahatannya, tersangka mengambil barang-barang berharga milik korban berupa telepon seluler, gelang emas, dan cincin emas.
Setelah itu, korban diseret ke bawah pohon jambu dekat dengan pos penjagaan.
Dalam rekontruksi juga terlihat bahwa tersangka sudah menyiapkan karung sak, cangkul, dan serbuk kopi di pos penjagaan untuk menyembunyikan jasad korban.
Selanjutnya, tersangka mengambil tas korban dan dimasukan dalam jok motor.
Baru setelahnya korban mandi di area cafe sebelum kabur ke rumah membawa barang berharga hasil rampasan.
“Dari hasil rekontruksi sebanyak 37 adegan, ditemukan bukti baru bahwa tersangka ada rasa, ada hati dengan korban.
Namun, tersangka tidak menyampaikan langsung pada korban, tapi pada teman korban,” kata Iwan, Rabu (18/9/2019).
Lebih lanjut Iwan menandaskan bahwa dugaan pembunuhan terkait utang piutang itu tidak benar.
Sehingga penyidik akan memeriksakan kejiwaan tersangka ke rumah sakit Polda Jatim.
“Motif kejahatan utang tidak ada.
Di antaranya karena ada hubungan hati yang tidak tersampaikan,” imbuhnya.