Berita Surabaya
BERITA SURABAYA POPULER Hari ini, Temuan Jasad Bayi di Kali Genteng & Imbauan Kendaraan Berplat L
BERITA SURABAYA POPULER Hari ini, Temuan Jasad Bayi di Kali Genteng & Imbauan Kendaraan Berplat L
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Simak Berita Surabaya Populer hari ini, Rabu 18 September 2019 yang diantaranya ialah penemuan jasad bayi di Sungai Kali Genteng yang menghebohkan warga.
Penemuan jasad bayi di Sungai Kali Genteng ini pertama kali diketahui oleh anak-anak dan warga sekitar lokasi pada Selasa (17/9/2019).
Selain itu, adapula berita terkait himbauan bagi warga Surabaya untuk menggunakan kendaraan berplat L, ini alasannya.
Untuk berita selengkapnya, berikut telah SURYA.CO.ID rangkum Berita Surabaya Populer untuk Anda.
1. Warga Bubutan Heboh, Anak-anak Temukan Jasad Bayi Mengapung di Sungai Kali Genteng

Warga Jalan Gemblongan Gang 2, Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan, Surabaya, digemparkan penemuan sosok bayi di Sungai Kali Genteng, Selasa (17/9/2019). Jasad bayi itu mengapung dipinggir sungai, pukul 13.00 Wib.
Salah satu saksi mata, Khotiyah mendengar teriakan anak-anak yang sedang bermain, bahwa ada bayi mengapung.
Warga langsung mendatangi dan melihat jasad bayi yang dibungkus kantong plastik berwarna hitam itu.
Warga berusaha membawa jasad ke tepi sungai. Kondisi bayi malang itu sangat memprihatinkan, bagian wajahnya dikerubuti lalat dengan aroma menyengat.
Dia tidak mengetahui pasti jenis kelamin bayi yang baru saja ditemukan itu.
"Cuman kelihatan tangan dan kepala saja," kata wanita berusia 60 tahun itu.
• BERITA PERSEBAYA POPULER HARI ini, Strategi Khusus Jelang Kontra PSIS & Pergantian Pemain Asing
• Cara Baru dan Mudah Pindah Domisili, Kini Syaratnya Tak Lagi Surat Pengantar dari RT/RW
• Bayi yang Ditemukan di Sungai Genteng Kali Diduga Sudah Tewas Sebelum Dibuang
Sementara saksi mata lainnya, mengira bangkai ayam yang berada di dalam sungai. Saat melihat langsung ternyata sesosok bayi.
"Yaa Allah, kok tega, banyak orang ingin punya anak tapi belum dikasih, ini malah dibuang di sungai," tambah Sunarti.
Petugas langsung mengevakuasi bayi malang itu, kemudian dibawa menuju RSUD Dr Soetomo.
2. Tidak Betah, PRT Asal Pasuruan Kabur Dari Rumah Majikan Sambil Bawa Sejumlah Barang
Seorang perempuan pembantu rumah tangga kabur dari rumah majikannya di Gayungan, Surabaya, karena tidak betah.
Masalahnya, saat kabur dari rumah majikannya, dia turut membawa sejumlah barang.
Pelaku adalah seorang perempuan berinisal LEY, warga Purwodari, Pasuruan.
Aksi kaburnya sambil membawa beberapa barang berharga milik majikannya, sempat terekam CCTV yang terpasang di dalam rumah.
Video rekaman CCTV itu memudahkan kepolisian Polsek Gayungan untuk mengidentifikasi ciri-ciri pelaku yang ternyata pembantu di rumah tersebut lalu menangkapnya.
Kanit Reskrim Polsek Gayungan, Ipda Hedjen Oktianto menuturkan, aksi kabur pelaku dilakukan sekitar pukul 03.00 WIB, Senin (16/9/2019) silam.
Pelaku mengambil beberapa barang berharga di dalam rumah majikannya, yaitu laptop, sepatu, dan sepeda angin.
Barang-barang itu diambil pelaku secara acak.
Dia langsung saja mengambil benda-benda berharga yang tampak berdekatan dengannya, tanpa banyak memilih.
"Spontanitas dibawa sama dia," katanya.
Bahkan beberapa barang curian seperti sepasang sepatu Nike, langsung dikenakan pelaku untuk kabur.
"Ga pakai tas, yang dibawa ya cuma tas laptop aja, kemudian pas lihat ada sepatu dipakai sepatunya," tuturnya.
Setelah memastikan bahwa aksi kaburnya tak diketahui sang majikan yang masih terlelap tidur, pelaku kemudian kabur meninggalkan rumah.
"Tidak merusak apa-apa, dia hanya keluar pakai kunci kemudian dikembalikan lagi," jelasnya.
Hedjen mengungkapkan, pelaku itu lalu pergi ke terminal Purabaya dengan mengayuh sepeda milik majikannya.
"Kemudian sepeda angin itu dia pakai ke Bungurasih, diletakkan begitu saja di area terminal," ungkapnya.
Sesampainya di Pasuruan, ungkap Hedjen, pelaku tak langsung pulang ke rumah orangtuanya.
Namun, singgah terlebih dahulu ke kediaman rekannya di Pasuruan. Selama singgah disana, pelaku sempat menggadaikan laptop hasil curiannya.
"Cuma laptop itu sudah digadaikan laptop aja, uangnya buat makan," tambahnya.
Hedjen mengungkapkan, pelaku bekerja sebagai PRT di rumah tersebut belum genap sebulan, tapi hanya 22 hari.
"Jadi direkomendasikan sama seseorang dia bisa bekerja disitu," jelasnya.
Kepada polisi, pelaku mengaku nekat kabur dari rumah majikannya lantaran tidak betah.
"Dia hanya enggak kerasan, enggak betah, pelapor spontan sambil membawa barang-barang yang saat itu terlihat oleh terlapor," pungkasnya.
3. Pemkot Imbau Kendaran Warga Surabaya Harus Plat L, Ini Alasannya

Warga Surabaya yang tinggal dan menetap di Kota Surabaya diimbau untuk menjadikan plat kendaraan mereka bernopol sesuai tempat tinggal. Baik motor maupun mobil warga Surabaya, sebaiknya berplat L.
Imbauan tersebut dimaksudkan untuk menaikkan pendapatan daerah dan memaksimalkan Program pemutihan yang digelar Pemprov Jatim, khususnya menyangkut pajak kendaraan bermotor.
"Jika ada kendaraan warga Surabaya yang masih bernopol luar Surabaya sebaiknya balik nama sehingga berplat L. Tapi ini sifatnya imbauan," kata Kabid Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah Badan Pengelola Keuangan dan Pajak Daerah (BPKPD) Surabaya Anang Kurniawan, Selasa (17/9/2019).
Imbauan ini terkait hasil pendapatan pajak kendaraan. Sebab, pembagian hasil pendapatan pajak kendaraan itu 30 persen untuk Kota Surabaya dan 70 persen untuk Pemprov Jatim.
"Total penerimaan pajak kendaraan di Surabaya setelah sharing diperkirakan mencapai Rp 331 miliar. Kalau semua kendaraan warga Surabaya sudah Plat L, pasti akan naik lagi," sambungnya.
Anang memprediksi ada ribuan kendaraan di Surabaya yang dimiliki warga Pahlawan ini yang belum berplat L.
Mereka membeli kendaraan second dari luar kota sehingga bukan bernopol Surabaya.
Ada pula yang membawa kendaraan dari daerah, namun sudah punya rumah di Surabaya.
Anang menyebut akan lebih baik jika kendaraan itu dibalik nama dan berplat L.
"Selain akan mempermudah mengurus administrasi saat membayar pajak juga akan dipermudah," ujarnya.
Anang tidak tahu berapa jumlah persis warga Surabaya yang kendaraannya belum plat L.
Sebab, semua urusan pajak kendaraan itu wewenang provinsi.
Surabaya dan semua daerah di Jatim berlaku sharing pendapatan pajak kendaraan.
Hingga saat ini total pendapatan Pajak bermotor di Surabaya masih belum maksimal.
Anang menyebut hingga saat ini penerimaan pajak kendaraan baru 42 persen.
Sementara itu, Populasi kendaraan yang terus meningkat dalam tiap tahun.
Kondisi ini berimplikasi pada besaran kebutuhan anggaran pembiayaan untuk fasilitas berlalu lintas.
"Seperti pembiayaan jalan dan fasilitas rambu-rambu lalu lintas. Pembiayaan ini salah satunya diambilkan dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) yang dibayar oleh pemilik kendaraan bermotor,” paparnya.
Anang menjelaskan, sumber-sumber pendapatan itu masuk dan dikelola Pemprov Jatim.
Namun dari pendapatan tersebut, sekitar 30 persen adalah menjadi hak pemerintah atau kabupaten kota untuk penyelengaraan fasilitas-fasilitas di jalan.
Sedangkan, pemilik kendaraan di Surabaya masih banyak yang menggunakan plat nomor dari luar Surabaya.
“Akibatnya, risiko kebutuhan biaya penyelenggaran tertib berlalu lintas di Surabaya juga meningkat,” ujarnya.