Telanjur Sebut Game Online Penyebab Kebutaannya, Pemuda 19 Tahun Harus Terima Kenyataan Penyakitnya

Telanjur menyebut game online sebagai penyebab kebutaannya, Surya Utama (19) harus menerima kenyataan pahit penyakit yang dideritanya.

Editor: Musahadah
kompas.com/dewantoro
Telanjur Sebut Game Online Penyebab Kebutaannya, Pemuda 19 Tahun Harus Terima Kenyataan Penyakitnya 

SURYA.CO.ID - Telanjur menyebut game online sebagai penyebab kebutaannya, Surya Utama (19), pemuda dari Dusun I, Desa Pinangripan, Kecamatan Air Batu, Kabupaten Asahan, Sumut harus menerima kenyataan pahit penyakit yang dideritanya. 

Saat ini Surya Utama hanya bisa melihat setitik cahaya. 

Surya mengaku kebutaan yang dialaminya itu akibat sering main game online di ponsel sejak Mei 2019.

Game online itu sering dimainkan di ponsel saat malam hari.

Bahkan dikondisi gelap sekaliam mengisi daya ponsel.

Dalam sehari dia bisa main game hingga lima jam.

"Kalau tidurnya, tergantung. Kadang jam 2 kadang jam 3," katanya.

Surya sering bermain game Mobile Legend, PUBG, hingga FreeFire.

Mei 2019, mata Surya Utama memerah namun dia tidak merasa sakit.

Keesokan harinya pandangannya gelap. Dia hanya bisa melihat sedikit cahaya.

"Kayak ada kabus (kabut) yang menghalangi. ada cahaya sedikit saja. Jalan sendiri tak bisa, kecuali meraba-raba dinding saja di rumah," kata Surya dikutip dari kompas.com (jaringan surya.co.id), Selasa (10/9/2019).

Dengan kondisi yang dialaminya saat ini, Surya tidak bisa melakukan banyak aktivitas.

Untuk ke kamar mandi, Surya harus meraba dinding, termasuk saat berjalan dari kamarnya ke halaman rumah.

"Untungnya saya masih hafal (susunan) di rumah," katanya.

Surya Utama, pemuda yang kecanduan game online dan kini buta.
Surya Utama, pemuda yang kecanduan game online dan kini buta. (kompas.com/dewantoro)

Periksa Mata

Surya sudah mendatangi rumah sakit sebanyak lima kali untuk periksa mata, hingga ia dirujuk ke Rumah Sakit SMEC Medan.

Di rumah sakit khusus mata, Surya menjalani beberapa pemeriksaan mulai dari Ruang Visus untuk mengetahui ketajaman pengelihatan, hingga pemeriksaan oleh dokter spesialis mata.

Untuk memastikan diagnosa awal dari rumah sakit sebelumnya, Surya menjalani beberapa tahap pemeriksaan, hingga matanya di-scanning.

Menurut dr Pinto Yusneni Pulungan SpM yang memeriksa Surya mengatakan, pasien itu datang dengan diagnosa mengalami glaukoma.

" Glaukoma primer itu, penyakit generatif atau tidak sembuh, dengan peninggian tekanan bola mata dan kerusakan pada saraf penglihatan," kata Pinto.

Setelah diperiksa, Surya murni mengalami glaukama.

"Dari hasil scanning, sudah kita dapatkan bahwa saraf dia sudah mengalami atrofi atau kematian saraf," jelasnya.

Tidak ada kaitannya dengan game online

dr Pinto Yusneni Pulungan SpM mengatakan glaukama yang dialami Surya tidak ada kaitannya dengan aktivitasnya yang suka bermain game online.

Tapi, jika disebabkan karena penyakit lain bisa saja mungkin, misalnya keletihan pada mata atau infeksi.

"Pasien itu bisa dengan alasan bermacam-macam. Tapi kami tegakkan diagnosa sesuai hasil pemeriksaan. Dia murni glaukoma, tapi datang terlambat," katanya.

Dalam istilah medis, glaukoma ini bisa disebut pencuri mata.

Sebab, penderitanya tak menyadari bahwa ada penyakit itu.

Gejala penyakit ini sangat samar, bahkan tanpa keluhan. Tiba-tiba pandangan kabur dan mengalami kebutaan.

Hingga kini, pihak medis sendiri belum mampu untuk menyembuhkan penyakit glaukoma, karena penyakit tersebut tak bisa sembuh.

Penanganan paling maksimal yang bisa dilakukan adalah memperpanjang penglihatan sebelum mengalami kebutaan total.

Dokter biasanya memberi obat tetes, konsumsi obat hingga operasi agar pasien bisa kembali pada tekanan atau titik normal.

"Makin normal dia, maka (untuk mencapai) kebutaan makin lama. Karena tak mungkin sembuh. Jadi kita melakukan penurunan tekanan untuk memperpanjang penglihatannya," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Pemuda Alami Kebutaan, Bukan karena Game Online tapi Penyakit Glaukoma"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved