Viral Guru Sejarah Nyaris Bunuh Diri lalu Diselamatkan Muridnya, Kostum saat Ngajar Bikin Semangat
Viral Guru Sejarah Nyaris Bunuh Diri lalu Diselamatkan Muridnya, Kostum saat Ngajar Bikin Semangat
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Beredar kisah viral di Twitter mengharukan di media sosial yang menceritakan perjuangan guru Sejarah yang selamat berkat siswanya.
Guru yang diketahui bernama Safwan Jebat mengaku menjadi guru sejarah bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi pelajaran ini tidak terlalu diminati siswa.
Dengan keterbatasan berbahasa Inggris, Safwan Jebat sempat kesulitan mendapati hidup yang stabil hingga membuatnya menemui titik depresi.
Depresi yang dialaminya semakin parah setelah kepergian sang ayah untuk selamanya.
Alhasil dengan sederet permasalahan hidup yang ia alami, Safwan jebat dihantui rasa ingin bunuh diri.
Berikut cerita lengkap seorang guru sejarah yang nyaris bunuh diri tapi selamat berkat muridnya.
• Viral Cewek & Cowok SMA Duel di Kelas Sampai Pingsan Setelah Dada Ditendang, Tak Ada Guru Datang
• 5 Fakta Video Viral Pria Wonogiri Kencani Istri Orang Didenda 20 Juta, Kasus Lain Seret Oknum Polisi
• Kejanggalan Lokasi KKN Desa Penari Versi YouTuber, Tanggapan Joko Anwar, hingga Tawaran Diskon
1. Awal Mula Kisah Safwan Jebat Ingin Bunuh Diri

melalui akun Twitter pribadinya @awanjebat, guru sejarah ini menceritakan bagaiaman kisah hidup yang ia jalani hingga menemui titik depresi.
Diceritakan Safwan dirinya mengidap gangguan kepribadian obsesif.
Melansir laman halosehat.com, Obsesive Kompulsif personality (OCPD) diartikan sebagai kepribadian yang menyebabkan seseorang memiliki pola pikir perfeksionisme berlebihan dan memiliki keinginan untuk mengendalikan semua aspek hidupnya
Hal ini akan menimbulkan kecemasan yang berlebihan bagi penderitanya.
Gangguan mental yang dialami Safwan ini timbul karena dirinya memiliki keterbatasan bahasa Inggris.
Meski dirinya lulusan dari Kolej Polytech Mara dan Management Science University (MSU) dan memiliki sertifikat bahasa kedua (bahasa Inggris), namun Safwat tampak kurang puas dengan hal tersebut.
karena keterbatasan tata bahasa tersebutlah, Safwan kesusahan mencari pekerjaan yang stabil hingga membuatnya depresi.
Depresinya kian memburuk setelah ditinggal sang ayah untuk selama-lamanya.