Ogah Baca Cerita Horor KKN di Desa Penari? Bisa Jadi Anda Memiliki IQ Tinggi, Ini Analisisnya!

Bagaimana dengan orang-orang yang tak mau tahu atau enggan membaca cerita horor KKN di Desa Penari tersebut?, ini analisisnya!

Editor: Musahadah
Twitter/istimewa
Ogah Baca Cerita Horor KKN di Desa Penari? Bisa Jadi Anda Memiliki IQ Tinggi, Ini Analisisnya! 

SURYA.CO.ID - Cerita horor KKN di Desa Penari menghebohkan jagad maya beberapa hari terakhir. 

Cerita yang berawal dari cuitan akun Twitter @SimpleMan1378523 pada 24 Juni 2019 lalu itu akan diangkat ke dalam sebuah novel.

Sejumlah pakar psikologi pun menganalisi euforia publik atas cerita KKN di Desa Penari

Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang tak mau tahu atau enggan membaca cerita horor tersebut?

Ternyata, hasil kajian ilmiah menyebutkan ketidakmauan membaca cerita horor yang sedang tren ini bisa menjadi pertanda seseorang mempunyai IQ tinggi.

Hal ini mengacu sebuah penelitian dalam jurnal Evolution and Human Behavior pada 2015 yang menemukan bahwa sikap non-konformis adalah pertanda IQ tinggi.

Menurut temuan tersebut, orang-orang dengan IQ tinggi tidak membuat keputusan dengan mengikuti orang lain.

Akan tetapi, bila mereka memutuskan untuk mengikuti mayoritas, itu dilakukan dengan lebih strategis.

"Dengan kata lain, orang-orang pintar biasanya membuat jalannya sendiri, karena mereka pikir mereka punya jawaban yang benar. Tapi ketika mereka tidak yakin, mereka lebih mau daripada orang-orang dengan IQ biasa untuk mengikuti mayoritas," ungkap penelitian, seperti dilansir dari siaran persnya, 28 Juli 2015.

Para peneliti dari University of British Columbia (UBC) mendapatkan hasil tersebut setelah melakukan eksperimen mengenai informasi sosial atau informasi yang kita dapat dari orang lain terhadap 101 orang.

Dalam eksperimen ini, para partisipan diminta untuk membandingkan panjang berbagai garis.

Namun, sebelum menjawab, mereka diberi tahu jawaban partisipan lain.

Mayoritas partisipan memutuskan dengan mengikuti pilihan mayoritas, apalagi bila pilihannya semakin banyak dan mereka semakin bingung.

Namun tidak dengan orang-orang yang ber-IQ lebih tinggi.

Mereka lebih yakin dengan jawaban mereka sendiri dan tidak mudah dipengaruhi oleh jawaban orang lain.

Meski demikian, para peneliti menegaskan bahwa hasil temuan mereka bukan ingin mengatakan bahwa mengikuti mayoritas, atau dalam kasus ini ikut-ikutan membaca KKN di Desa Penari karena sedang tren, adalah hal yang buruk.

Malah, menurut pemimpin studi Michael Muthukrishna yang mendapat gelar PhD-nya dari departemen psikologi UBC dan kini mengajar di London School of Economics, konformitas atau mengikuti mayoritas bisa jadi hal baik.

"Manusia itu konformis - dan itu adalah sesuatu yang baik untuk evolusi kultural. Dengan menjadi seorang konformis, kita meniru hal-hal yang populer di dunia dan hal-hal itu biasanya baik dan berguna," ujarnya.

Sebagai contoh, mayoritas orang tidak benar-benar mengerti bagaimana kuman bisa menyebabkan penyakit, tetapi mereka tetap cuci tangan setelah buang air karena itu baik untuk kesehatan.

Muthukrishna mengatakan, seluruh dunai kita terdiri dari hal-hal yang kita lakukan karena baik untuk kita, tetapi kita tidak tahu alasannya.

"Kita tidak perlu tahu alasannya, kita hanya perlu tahu bahwa orang lain juga melakukannya," imbuhnya.

Kisah KKN Horor di Desa Penari
Kisah KKN Horor di Desa Penari (Kolase twitter @SimpleM81378523)

Kronologi lengkap

Melansir dari Kompas.com artikel 'Memotret Viral Kisah Horor KKN di Desa Penari..', kisah horor KKN di Desa Penari berawal dari cuitan sebuah akun Twitter @SimpleMan1378523 pada 24 Juni 2019 lalu.

Sang pemilik akun menyebutkan bahwa cerita horor KKN di Desa Penari, ia dapatkan dari cerita rekan ibunya. 

Kisah horor KKN di Desa Penari menceritakan kisah sekelompok mahasiswa yang tengah menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Disebutkan bahwa kisah ini terjadi pada tahun 2009 silam. 

Namun selama menjalankan KKN, mereka justru mengalami berbagai kejadian mistis.

Tangkap layar KKN di Desa Penari
Tangkap layar KKN di Desa Penari (Ist Kompas.com)

Akan Diangkat Jadi Sebuah Novel 

Setelah viral selama sepekan terakhir, cerita horor KKN di Desa Penari dikabarkan akan diangkat menjadi sebuah novel. 

Novel berjudul KKN di Desa Penari akan diterbitkan oleh Penerbit Bukune dan beredar pada September 2019 mendatang. 

Hal ini juga didukung oleh unggahan akun Instagram @bukune, pada Jumat (30/8/2019).

Akun Penerbit Bukune memperlihatkan sebuah lembaran naskah berjudul 'KKN di Desa Penari'.

Pada Sabtu, (31/8/2019), Penerbit Bukune kembali mengunggah informasi yang menyebutkan KKN di Desa Penari akan dibukukan dan terbit pada September 2019.

Saat dihubungi Kompas.com (grup SURYA.co.id), editor Penerbit Bukune, MB Winata, mengatakan bahwa kabar tersebut benar adanya.

“Iya betul. Naskah ini akan diterbitkan Bukune pada Bulan September,” ujar MB Winata, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (31/8/2019).

Viral karena Strategi Pemasaran?

Telanjur Viral, Penulis KKN di Desa Penari Menyesal: Jujur Saja, Saya Merasa Terganggu
Telanjur Viral, Penulis KKN di Desa Penari Menyesal: Jujur Saja, Saya Merasa Terganggu (Tangkapan Layar)

MB Winata mengatakan, penerbit Bukune selama ini memang mencari mereka yang punya bakat kepenulisan terutama di platform-platform media sosial.

“Naskah KKN di Desa Penari sudah kami proses sejak sebulan lalu. Bahwa ini kemudian menjadi viral, mungkin karena memang kami punya visi kolaborasi dengan penulis untuk selalu aktif membagikan cerita dalam bentuk apa pun,” kata Winata.

Mengenai kisah yang akan dituangkan di buku, ia mengatakan, akan ada penyesuaian dari kisah yang dibagikan Simple Man di Twitter.

“Tentu, akan ada penyesuaian narasi adaptasi ke format buku,” ujar dia.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved