Cerita Horor KKN di Desa Penari Akan Buku Novel? Ini 5 Fakta Menarik & Tanggapan Penerbit
Benarkah Cerita Horor KKN di Desa Penari Akan Jadi Novel? Ini 5 Fakta Menarik & Tanggapan Penerbit
Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Cerita horor KKN di Desa Penari meninggalkan banyak fakta menarik yang perlu diketahui.
Kisah horor KKN di Desa Penari berawal dari cuitan sebuah akun Twitter @SimpleMan1378523 pada 24 Juni 2019 lalu.
Sang pemilik akun menyebutkan bahwa cerita horor KKN di Desa Penari, ia dapatkan dari cerita rekan ibunya.
Melansir dari 3 artikel Kompas.com, berikut fakta-fakta cerita horor KKN di Desa Penari.
1. Kronologi lengkap
Melansir dari Kompas.com artikel 'Memotret Viral Kisah Horor KKN di Desa Penari..', kisah horor KKN di Desa Penari berawal dari cuitan sebuah akun Twitter @SimpleMan1378523 pada 24 Juni 2019 lalu.
Sang pemilik akun menyebutkan bahwa cerita horor KKN di Desa Penari, ia dapatkan dari cerita rekan ibunya.
Kisah horor KKN di Desa Penari menceritakan kisah sekelompok mahasiswa yang tengah menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Disebutkan bahwa kisah ini terjadi pada tahun 2009 silam.
Namun selama menjalankan KKN, mereka justru mengalami berbagai kejadian mistis.
2. Tanggapan Pakar Psikologi
Cerita horor di masa KKN rupanya bukan kali pertama terjadi, sebab sebelumnya juga sempat terjad di berbagai wilayah.
Menurut Guru Besar Psikologi Universitas Gadjah Mada Prof Koentjoro, kisah horor yang viral di media sosial ini menunjukkan bahwa media sosial dapat menimbulkan efek echo chamber.
"Akibatnya, apabila ada echo chamber, berarti ada saling penguatan antara kelompok yang percaya. Akhirnya yang tidak terjadi menjadi terjadi (ada)," kata Koentjoro, saat dihubungi Kompas.com dikutip dari artikel yang sama.
Ia menilai, kisah horor yang ramai di media sosial adalah permainan fiksi atau permainan kognitif (dua penafsiran berbeda).

Hal ini menyebabkan kisah horor mudah diterima oleh masyarakat Indonesia yang menyukai rasa penasaran dan rasa takut.
Meski demikian, Koentjoro menganggap rasa penasaran itu sebagai sesuatu yang wajar dalam ilmu psikologi.
"Barangkali ada displacement atau pengalihan obyek, dengan sesuatu yang tidak biasa. Sementara yang di vlog kan suatu yang biasa," ujar Koentjoro.
Berbeda dengan Hening Widyastuti, psikolog asal Solo, yang menganggap cerita horor selalu menarik lantaran ada rasa sensasional yang didapatkan ketika mengonsumsi cerita horor tersebut.
Cerita horor, menurut Hening, bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi stres dan menetralisir keruwetan masalah kehidupan.
Jika masih dalam batas wajar, menurut dia, tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Hal serupa juga dikatakan psikolog Dr Rose Mini Agoes Salim.
Ia mengatakan, cerita horor biasanya menampilkan hal berbeda di luar kebiasaan manusia sehingga menimbulkan rasa penasaran.
Selain itu, Rose Mini menuturkan jika perasaa takut seusai membaca atau menonton film horor itu merupakan reaksi wajar.
"Kan kalau misalnya kain kalau kena pintu terbuka kan ada angin, terus kemungkinan bergoyang. Nah kalau itu dianggap sebagai ada setan kan itu jadi enggak logis, sudah enggak benar," kata Rose Mini, Sabtu (31/8/2019).
"Tapi kalau masih bisa membedakan ini realitasnya memang gini kena angin ya goyang, berarti tidak masalah," lanjut dia.
Guru Besar Psikologi Universitas Gadjah Mada, Prof Koentjoro menambahkan tingginya respons masyarakat terhadap kisah-kisah horor diakibatkan karena adanya rasa percaya terhadap hal gaib.
"Jin itu menurut agama itu ada. Tetapi, apakah yang ada dalam vlog atau kisah horor ini beneran bisa disebut jin?" ujar Koentjoro dikutip dari Kompas.com dalam artikel 'KKN di Desa Penari, Viral di Medsos hingga Dijadikan Sebuah Novel'.
Ia pun memberikan permisalan, yakni adanya sepeda Nabi Adam di Jeddah, Arab Saudi.
Beberapa orang ada yang percaya bahwa sepeda itu benar ada dan dipakai Nabi Adam pada masanya.
Di sisi lain, ada yang beranggapan bahwa menurut logika, zaman Nabi Adam belum ada teknologi atau penemuan sepeda.
"Nah, karena sudah percaya, akhirnya masyarakat secara langsung sudah ada dua golongan, dari kelompok percaya dan kelompok tidak percaya," ujar Koentjoro.

3. Akan Diangkat Jadi Sebuah Novel
Setelah viral selama sepekan terakhir, cerita horor KKN di Desa Penari dikabarkan akan diangkat menjadi sebuah novel.
Novel berjudul KKN di Desa Penari akan diterbitkan oleh Penerbit Bukune dan beredar pada September 2019 mendatang.
Hal ini juga didukung oleh unggahan akun Instagram @bukune, pada Jumat (30/8/2019).
Akun Penerbit Bukune memperlihatkan sebuah lembaran naskah berjudul 'KKN di Desa Penari'.
Pada Sabtu, (31/8/2019), Penerbit Bukune kembali mengunggah informasi yang menyebutkan KKN di Desa Penari akan dibukukan dan terbit pada September 2019.
4. Apa Tanggapan Penerbit Bukune?
Saat dihubungi Kompas.com (grup SURYA.co.id), editor Penerbit Bukune, MB Winata, mengatakan bahwa kabar tersebut benar adanya.
“Iya betul. Naskah ini akan diterbitkan Bukune pada Bulan September,” ujar MB Winata, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (31/8/2019).
5. Viral karena Strategi Pemasaran?
MB Winata mengatakan, penerbit Bukune selama ini memang mencari mereka yang punya bakat kepenulisan terutama di platform-platform media sosial.
“Naskah KKN di Desa Penari sudah kami proses sejak sebulan lalu. Bahwa ini kemudian menjadi viral, mungkin karena memang kami punya visi kolaborasi dengan penulis untuk selalu aktif membagikan cerita dalam bentuk apa pun,” kata Winata.
Mengenai kisah yang akan dituangkan di buku, ia mengatakan, akan ada penyesuaian dari kisah yang dibagikan Simple Man di Twitter.
“Tentu, akan ada penyesuaian narasi adaptasi ke format buku,” ujar dia.