UPDATE 5 Fakta Baru Kerusuhan di Deiyai yang Melibatkan KKB Papua, Korban dari TNI & Polri Bertambah

Berikut sejumlah Fakta Baru Kerusuhan di Deiyai yang Melibatkan KKB Papua, Korban dari TNI dan Polri Bertambah

Youtube Tribun Jakarta
Ilustrasi: Kerusuhan di Deiyai yang Melibatkan KKB Papua 

Eks Panglima TNI menyebut ada upaya masif gerakan yang dilakukan kelompok bersenjata di Papua.

Salah satu upaya masif itu adalah provokasi kepada masyarakat hingga terjadi kerusuhan di Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019) sekitar pukul 09.00 WIT.

Eks Panglima TNI yang menyebut ada upaya provokasi dari kelompok bersenjata di Papua adalah Jenderal (Purn) Moeldoko.

Jenderal Moeldoko
Jenderal Moeldoko (TRIBUNNEWS)

Kepala Staf Kepresidenan ini menyebut poros gerakan politik di Papua sedang masif.

"Kemarin saya juga katakan ada ruang gerak yang sangat ditakutkan oleh kelompok bersenjata maupun poros politik dengan pembangunan yang masif di Papua," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (28/8/2019).

Ia mengatakan aparat keamanan tak perlu emosional dalam menghadapi kelompok bersenjata ini.

Ia mengingatkan aparat keamanan untuk tidak terpancing provokasi yang sengaja dibuat oleh kelompok bersenjata.

"Karena nanti kalau kita ikut larut dalam emosi itu, maka langkah-langkah tindakan menjadi tidak terkontrol. Memang sengaja provokasi untuk itu, tujuannya apa? Agar kita melakukan tindakan. Apalagi TNI-Polri itu sungguh sangat diharapkan," katanya.

Menurut Moeldoko saat ini beredar kabar ada enam warga yang tewas akibat kerusuhan di Deiyai.

Kabar ini bahkan diwartakan oleh media luar negeri.

Moeldoko mengatakan kabar tersebut belum terkonfirmasi kebenarannya.

"Tadi saya cek ke lapangan, ke Pangdam, benar atau tidak ada enam orang yang tertembak. Justru yang meninggal dari TNI satu orang. Luka dari kepolisian dua orang, tapi beritanya sampai media di luar negeri enam masyarakat sipil diberondong oleh aparat keamanan," ujar Moeldoko.

"Memang ada upaya masif membentuk opini di luar yang dilakukan dan konfirmasi kebenarannya masih belum jelas," imbuhnya. 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved