UPDATE Pemindahan Ibu Kota Baru ke Kalimantan Timur, Ini Kondisi dan Penampakan dari Google Maps

Simak perkembangan kabar mengenai pemindahan Ibu Kota ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
FACHMI RACHMAN/Tribun Kaltim
UPDATE Pemindahan Ibu Kota Baru ke Kalimantan Timur, Ini Kondisi dan Penampakan dari Google Maps 

SURYA.co.id - Simak perkembangan kabar mengenai pemindahan Ibu Kota ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur

Seperti diketahui, Presiden Jokowi akhirnya mengumumkan lokasi pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur, saat konferensi pers di Istana Negara pada Senin (26/8/2019).

Saat mengumumkan ibu kota baru, Jokowi terlihat didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Selain itu, terlihat juga sejumlah pejabat pemerintahan, di antaranya Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

Hadir juga Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kertangera, Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi.

Berikut sederet fakta pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur yang dirangkum SURYA.co.id dari berbagai sumber.

1. Letak Geografis Ibu Kota Baru serta pantauan dari Google Maps

Dikutip dari Wikipedia, Senin (26/8/2019), Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki ibu kota yang terletak di Kecamatan Penajam.

Kabupaten Penajam Paser Utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah utara, Selat Makassar di sebelah timur, Kabupaten Paser di sebelah selatan, serta Kabupaten Kutai Barat di sebelah barat.

Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki area luas tanah sekitar 27.263.10 kilometer persegi. 

Sedangkan, memiliki luas wilayah perairan sekitar 4,097 kilometer persegi.

Kutai Kartanegara secara geografis terletak antara 115°26'28" BT - 117°36'43" BT dan 1°28'21" LU - 1°08'06" LS.

Di bagian utara, Kutai Kartanegara berbatasan dengan Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara

Sedangkan di bagian timur, berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur, Kota Bontang serta Selat Makassar.

Kemudian di bagian selatan, berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kota Balikpapan

Di bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahakam Ulu.

Kutai Kartanegara terbagi dalam 18 wilayah kecamatan.

Wilayah lain yang disiapkan menjadi ibu kota adalah Kabupaten Penajam Paser Utara.

Penajam Pasar Utara memiliki luas 3.333,06 kilometer persegi.

Kabupaten ini terbagi dalam empat kacamatan.

Penajam Paser Utara bersebelahan dengan Kutai Kartanegara di bagian utara.

Sedangkan, sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar.

Lalu, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Paser.

Di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat.

Sementara jika dipantau dari Google Maps, berikut penampakan Lokasi Ibu Kota Baru

2. Perbandingan dengan luas wilayah DKI Jakarta

Dikutip dari Kompas.com artikel 'Luas Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur Hampir 3 Kali DKI Jakarta', Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, kawasan induk Ibu Kota Baru akan memakan wilayah hinngga 40.000 hektar. 

Nantinya, luas wilayah ini akan dikembangkan menjadi 180.000 hektar dari tanah yang dimiliki pemerintah di sana.

Sedangkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, luas wilayah DKI mencapai 662,33 kilometer persegi.

Adapun 1 kilometer persegi lahan setara dengan 100 hektar.

Ini artinya, luas total wilayah ibu kota saat ini 66.233 hektar.

Jika dibandingkan, luas kawasan induk ibu kota baru sekitar dua pertiga luas DKI Jakarta.

Kemudian luas Ibu Kota Baru secara keseluruhan akan setara hampir dengan 3 kali luas DKI Jakarta.

3. Pemindahan Kantor ASN

Masih dikutip dari Kompas.com dalam artikel yang sama disebutkan bahwa aparatur sipil negara (ASN) yang selama ini berkantor di Jakarta, akan dipindahkan ke lokasi ibu kota baru dengan dua skenario.

Skenario pertama, jika seluruh ASN dari eksekutif, legislatif, yudikatif dengan jumlah 1,5 juta orang dipindahkan, maka lahan yang dibutuhkan adalah 40.000 hektar.

Lalu skenario kedua, apabila memindahkan sebagian ASN melalui skema right-sizing, maka dengan jumlah ASN sekitar 870.000 orang, diperkirakan membutuhkan lahan seluas 30.000 hektar.

Lebih lanjut, kedua kabupaten yang rencananya akan menjadi lokasi ibu kota baru total memiliki luas 3.059.616 hektar, dengan rincian, Kabupaten Penajam Paser Utara seluas 3.333,06 kilometer persegi atau 333.306 hektar dan Kabupaten Kutai Kartanegara dengan luas 27.263,10 kilometer persegi atau 2.726.310 hektar.

4. Hasil Pemekaran

Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan wilayah hasil pemekaran dari Kabupaten Pasir yang kini disebut Kabupaten Paser sejak 2002.

Sebelum adanya pemekaran, wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara masuk ke dalam daerah Kabupaten Paser.

Namun atas inisiatif sejumlah tokoh setempat dan masyarakat dalam Tim Sukses Wilayah Utara Menuju Kabupaten, akhirnya wilayah ini dipisahkan.

Hal tersebut didasarkan atas usulan masyarakat di empat wilayah kecamatan yang ingin hidup lebih aman, makmur, dan sejahtera.

Tim tersebut pun mendesak pemerintah pusat dan DPR RI untuk menetapkan wilayahnya menjadi kabupaten baru.

Setelah memperjuangkan keinginan itu, akhirnya terbentuklah Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara secara yuridis formal.

Keputusan ini didasarkan Undang-Undang nomor 7 tahun 2002 yang berisi tentang Pembentukan Kabupaten Penajam Paser Utara.

Dengan adanya UU tersebut, maka Kecamatan Penajam, Waru, Babulu, dan Sepaku resmi bersatu dalam Kabupaten Penajam Paser Utara.

Setelah terbentuknya Kabupaten Penajam Paser Utara, maka wilayah ini menjadi kabupaten ke-13 di Provinsi Kalimantan Timur.

Jokowi dan Megawati
Jokowi dan Megawati (TRIBUNNEWS)

5. Tak Banyak Penduduk

Dikutip TribunWow.com dari situs resmi penajamkab.go.id, Kabupaten Penajam Paser Utara kini dipimpin oleh Bupati Abdul Gafur Mas'ud dan Wakil Bupati Hamdam.

Luas Kabupaten Penajam Paser Utara adalah 3.333,06 km2.

Populasinya pada tahun 2015 terhitung 190.536 jiwa dengan kepadatan 57,17 km2.

6. Akulturasi Berbagai Suku 

Masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara dalam kehidupan sehari-hari mayoritas menggunakan bahasa Indonesia.

Hal ini disebabkan oleh akulturasi dari berbagai suku yang ada di sana, seperti Banjar, Bugis, Jawa, Nusa Tenggara, Sumatera, Maluku, dan Dayak Paser.

Dari segi perokonomian, Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki kelebihan dengan sumber daya yang beragam mulai dari perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan, pertambangan, hingga kehutanan.

Presiden Soeharto meninjau Bukit Soeharto, Selasa (7/5/2019).
Presiden Soeharto meninjau Bukit Soeharto, Selasa (7/5/2019). (Youtube)

7. Kaya Potensi Wisata dan Budaya

Sementara itu dalam bidang pariwisatanya, Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki beberapa tujuan wisata bahari yang menjadi keistimewaannya.

Di antaranya adalah Pantai Tanjung Jumlai, Pantai Sipakario, hingga Pulau Gusung.

Tak hanya pariwisata, Kabupaten Penajam Paser Utara juga memiliki daya tarik dalam bidang kebudayaan.

Di antaranya adalah berbagai macam pesta adat, mulai dari Pesta Adat Nondoi, Pesta Pantai Sipakario, hingga Pantai Lango.

Selain pesta adat, Kabupaten Penajam Paser Utara juga memiliki kekayaan dalam hal seni tari.

Seni tari tersebut di antaranya Uok Botung, Jepen Amipek Muslimah, Kode Bura, Rentak Penajam, Lenggang Taka, hingga Ronggeng Paser.

Sebelumnya diberitakan TribunKaltim.com, Selasa (20/8/2019), Bupati Penajam Paser Utara sudah merasa optimis wilayahnya akan terpilih menjadi ibu kota baru.

Abdul Gafur mengatakan siap wilayahnya terpilih untuk menjadi ibu kota negara.

"Kalau Bapak Presiden menunjuk Penajam Paser Utara sebagai ibu kota pemerintah RI. hari ini mengeluarkan keputusan besok kami siapkan lahannya," kata Abdul Gafur.

6. Minim Bencana

Sementara itu, dikutip TribunWow.com dari Kompas TV Live, Senin (26/8/2019), Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasannya memilih wilayah untuk ibu kota baru.

Jokowi menyebut bahwa ada beberapa alasan dipilihnya Provinsi Kalimantan Timur menjadi ibu kota baru.

Menurut Jokowi, Provinsi Kaltim memiliki wilayah yang minim risiko bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan dan gunung meletus.

"Hasil kajian tersebut memilih daerah Kabupaten Penajam, Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegera, Provinsi Kalimantan Timur," ucap Jokowi.

"Kalimantan Timur aman dari bencana banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan gunung berapi dan tanah longsor," lanjutnya.

Jokowi juga menyebutkan bahwa Kaltim memiliki lokasi yang strategis yakni di tengah-tengah Indonesia.

"Yang kedua, lokasi Kalimantan Timur strategis di tengah-tengah Indonesia," kata Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan bahwa lokasi ibu kota baru berada tak jauh dari wilayah perkotaan, yakni Samarinda dan Balikpapan.

Kedua kota tersebut disebut Jokowi memiliki infrastruktur yang lengkap.

"Yang ketiga, berdekatan dengan wilayah perkotaan yang sudah berkembang yaitu Balikpapan dan Samarinda memiliki infrastruktur yang lengkap," kata Jokowi.

Jokowi menyebut di Kaltim memiliki jumlah lahan kosong yang luas dan dikuasai oleh pemerintah.

"Dan telah tersedia lahan yang dikuasai pemerintah seluas 180 hektar," tutur Jokowi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved