Berita Blitar

Terlalu, Kakek di Blitar Pernah Gauli Cucu Tirinya Satu Ranjang dengan Istrinya yang Derita Stroke

Sobirin mengaku tidak tahu mengapa bisa tega menggauli cucu tirinya itu. Dia hanya mengaku nafsu melihat perkembangan tubuh cucu tirinya

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Cak Sur
SURYA.co.id/Samsul Hadi
Pelaku pencabulan, Sobirin saat diperiksa di ruang Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, Jumat (16/7/2019). 

"Tersangka kini sudah diamankan di Polres Lampung Utara untuk menjalani pemeriksaan secara intensif guna proses hukum lebih lanjut," pungkasnya. 

Korban meninggal dunia seusai melahirkan

Kakek di Bekasi paksa anak asuhnya berhubungan badan hingga hamil dan meninggal dunia usai melahirkan.
Kakek di Bekasi paksa anak asuhnya berhubungan badan hingga hamil dan meninggal dunia usai melahirkan. (IST)

Di Bekasi, kakek berinisial HS (71) tega berbuat asusila pada anak asuhnya, EP (15), hingga hamil. 

Polisi menyebut HS melakukan perbuatannya karena kesepian.

"(Karena) kesepian," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Imron Ermawan di Mapolres Bekasi, Jalan Pramuka, Kota Bekasi, Kamis (4/7/2019).

HS, yang tinggal di kawasan Bekasi, Jawa Barat, disebut tak memiliki istri. Dia bekerja sebagai tukang las.

Imron bercerita dulunya HS hidup bertetangga dengan keluarga EP.

Karena harus bekerja di luar kota, ibunda EP menitipkan anaknya ke HS pada pertengahan 2018.

Tinggal seatap dan tak mampu menahan berahi, HS mencabuli EP sejak Desember 2018. Modusnya, HS menyuruh EP memijatnya.

"Tindak pidana persetubuhan itu sejak Desember 2018 sampai 30 Juni 2019. Modusnya korban disuruh memijat tubuh pelaku, baik tangan, kepala, badan, dan sebagainya. Pelaku ini kemudian terangsang," ujar Imron.

Semenjak itu, HS berulang kali menyetubuhi EP.

"Kemudian, pengakuan dia seminggu sekali atau (seminggu) dua kali korban disetubuhi sejak Desember 2018," ujar Imron.

Korban diancam HS agar tak buka mulut soal perbuatan bejatnya.

Imron menyebut HS tak akan memberi korban makan jika korban buka suara.

"(Korban) tidak berani (buka suara). Karena mereka hanya tinggal berdua dengan tersangka. Karena ibu korban ada di luar (kota). Bujuk rayu ancaman, infonya kalau anak itu tidak melayani, tidak memijat, akan diusir (dari rumah) dan tidak dikasih makan," ujar Imron.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved