Berita Jember
Tangis sang Ibu Pecah Saat Melihat Bayi N yang Temani Mayat Ayahnya Selama 3 Hari di Kamar
Tangis ibunda bayi N, Sulastri (35) tidak terbendung saat berbincang dengan bayi berusia 14 bulan pada 22 Agustus mendatang itu.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id | JEMBER - Tangis ibunda bayi N, Sulastri (35) tidak terbendung saat berbincang dengan bayi berusia 14 bulan pada 22 Agustus mendatang itu.
Pemandangan itu terlihat saat ponsel milik sang kakak Setiyanti disodorkan kepada bayi N.
Ketika itu, Yanti bertelepon melalui sambungan video call dengan Sulastri yang ada di Taiwan.
Ketika video call WhatsApp tersambung, Yanti menyodorkan ponsel itu ke bayi N.
Bayi N yang melihat wajah ibunya langsung bergumam 'mam-mam-mam' sambil memegangi ponsel itu. Dia juga menunjuk wajah Sulastri dan sempat menciumnya.
Sulastri tak kuasa menahan tangis.
Air mata perempuan itu langsung berjatuhan.
Sesekali dia memanggil yang anak memakai nama kesayangan 'Cenut'.
Bayi N beberapa kali juga terlihat terkekeh sambil berdiri.
Namun perbincangan itu tidak berlangsung lama karena bayi N kembali meminta minum.
"Mik," katanya.
Ia pun asyik menyedot susu formula di botolnya.
Yanti pun menyudahi panggilan telepon itu.
Kepada Sulastri, Yanti berujar jika anaknya sudah aman dan baik-naik saja.
Begitu juga dengan Kapolsek Rambipuji AKP Sutarjo yang melihat dan mendengar perbincangan itu.
Sutarjo meyakinkan jika bayi N sudah aman dan kondisinya membaik.
"Anak sampeyan baik-baik saja, sudah aman," ujar Sutarjo.
Bayi N merupakan bayi yang ditemukan menunggui jasad ayahnya, Fauzi di dalam kamar rumahnya di Perumahan Kaliwining Asri C-6 Desa Rambipuji Kecamatan Rambipuji, Jember, Rabu (14/8/2019).
Fauzi diduga sudah meninggal selama tiga hari.
Bayi dan jasad ayahnya terkunci di dalam kamar itu.
Bayi N tinggal berdua bersama ayahnya, Fauzi alias Aan Junaidi (40) di rumah tersebut. Sedangkanya ibunya, Sulastri bekerja sebagai TKW di Taiwan. Sulastri baru sekitar tiga bulan bekerja di negara tersebut.
Dirawat tetangga
Sebelumnya, bayi perempuan berusia 14 bulan asal Desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji, Jember yang ditemukan bersama ayahnya yang sudah membusuk tak bernyawa selama 3 hari, kini dirawat tetangganya.
Kapolsek Rambipuji, AKP Sutarjo mengatakan, tetangganya itu siap merawat hingga sang ibu datang.
"Bayi itu kini dirawat tetangga rumahnya sampai ibunya datang.
Nanti kalau ibunya datang, penyerahan juga harus di hadapan petugas," ujar Sutarjo kepada Surya, Rabu (14/8/2019).
Bayi perempuan ini diduga menunggui jasad ayahnya, Aan Junaidi alias Fauzi (40) selama tiga hari.
Jasad Fauzi ditemukan polisi dan warga pada Rabu (14/8/2019).
Sedangkan Fauzi sendiri sudah mulai tidak terlihat sejak Senin (12/8/2019).
Jasad Fauzi ditemukan di dalam kamar rumahnya di Perumahan Kaliwining Asri Blok C-6 Kecamatan Rambipuji, Jember.
Yang membuat kaget polisi dan warga, mereka tidak hanya menemukan jasad, namun juga seorang bayi perempuan dalam kondisi menangis dan lemas.
Bergegas polisi dan warga mengevakuasi bayi malang tersebut.
Akhirnya bayi itu dirawat oleh tetangga rumahnya sampai sang ibu yang bekerja di Taiwan tiba ke Jember.
Polisi sudah mengabari ibu bayi N.
Sementara untuk penyebab kematian Fauzi, polisi masih menunggu hasil visum dan otopsi.
Jenazah Fauzi kini berada di Kamar Mayat RSD dr Soebandi Jember.
Jasad Fauzi ditemukan oleh polisi dan warga, sekitar pukul 14.30 Wib, Rabu (14/8/2019).
Kapolsek Rambipuji, AKP Sutarjo mengatakan, awalnya pihaknya mendapatkan laporan dari warga setempat sekitar pukul 14.00 Wib.
Warga melapor adanya bau menyengat di sekitar rumah tersebut.
"Akhirnya anggota datang ke rumah itu setelah mendapatkan laporan.
Saat kami datang, pintu dalam keadaan tergembok.
Akhirnya kami panggil RT dan RW setempat untuk menyaksikan pembukaan paksa pintu rumah," ujar Sutarjo kepada Surya, Rabu (14/8/2019).
Polisi dan warga menemukan sesosok jenazah di dalam kamar.
Kondisi jenazah sudah memprihatinkan dan mengeluarkan bau menyengat.
Namun yang lebih mengagetkan, polisi menemukan anak perempuan di dekatnya.
"Ada anaknya juga di kasur, di dekat jenazah ayahnya.
Dari keterangan warga sekitar, ternyata bayi itu anak korban dan berusia 14 bulan," imbuh Sutarjo.
Bayi itu ditemukan menangis dan dalam kondisi lemas.
Warga langsung menyelamatkan si bayi itu.
Warga menggendong bayi perempuan itu.
Pertolongan pertama yang diberikan antara lain dengan memberikannya air gula.
"Kondisinya lemas, dan tadi langsung digendong jadi belum tahu apa dia sudah bisa jalan atau belum.
Kemungkinan yang 'menunggui' jenazah ayahnya di kasur itu," imbuh Sutarjo.