Testimoni Ibu yang Sembuh dari Kanker Payudara Ganas Berkat Akar Bajakah di Palangkaraya
Testimoni seorang ibu yang sembuh dari kanker payudara ganas berkat akar Bajakah di Palangkaraya, Kalimantan.
"Ya kita tahu cerita-cerita berikutnya pada waktu kedatangan obat, bapak cuma ngasih 'nih kayu ini, pakai'. Alhamdulilah, hampir 99 persen sembuh," katanya.
Seperti diketahui, tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya menjadi juara dunia setelah memilih khasiat Bajakah sebagai topik karya ilmiah yang dilombakan di ajang World Invention Creativity Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan di bidang sains.
Ketiga siswa tersebut adalah Yazid, anak kandung Daldin, lalu Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani.
Cerita di Balik Siswa SMA Palangkaraya Temukan Obat Kanker Mujarab
Tiga orang siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, meraih juara dunia atas temuan obat kanker mujarab, dengan bahan baku alami berupa batang pohon tunggal, atau dalam bahasa dayak disebut dengan Bajakah, yang diperoleh di hutan Kalimantan Tengah, Senin (12/08/2019).
Keberhasilan ketiga siswa tersebut berawal dari informasi dari Yazid, salah seorang siswa yang ikut dalam tim tersebut, bahwa ada salah satu tumbuhan di hutan Kalimantan Tengah yang kerap digunakan keluarganya menyembuhkan kanker, bahkan kanker ganas stadium empat sekalipun.
Di bawah bimbingan Ibu Helita MPd, guru biologi, ketiga siswa SMA Negeri 2 Palangkaraya ini memutuskan untuk memulai pembahasan awal yang lebih serius mengenai kayu bajakah.
Penelitian diawali dengan uji pendahuluan dilakukan ketiga siswa dan guru pembimbing pada laboratorium sekolah mereka.
Lalu penilitian dilanjutkan dengan uji sampel lanjutan yang menggunakan dua ekor mencit betina atau tikus kecil berwarna putih yang sudah diinduksi atau disuntikkan zat pertumbuhan sel tumor atau kanker.
Sel kanker pun menyebar di tubuh mencit dengan ciri-ciri banyaknya benjolan, mulai dari ekor hingga bagian kepala.
“Kami memberikan dua penawar atau obat yang berbeda terhadap kedua mencit tersebut, satu mencit diberikan bawang dayak dalam bentuk cairan yang diminumkan, sementara satu ekornya diberi air rebusan yang berasal dari kayu bajakah tersebut.
Setelah memasuki hari kelima puluh, mencit yang diberikan air penawar dari bawang dayak tewas, sementara mencit yang diberikan cairan kayu Bajakah tetap sehat, bahkan justru bisa berkembang biak," jelas Helita.
Setelah melalui pembuktian terhadap media uji sampel melalui dua ekor mencit tersebut, maka pada awal Mei 2019, penilitian dilanjutkan dengan memeriksa kadar dalam kayu bajakah tersebut melalui uji laboratorium.
Uji kadar tersebut dilakukan dengan bekerjasama pihak laboratorium di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Berdasarkan hasil uji laboratorium, kayu bajakah tersebut memiliki kandungan yang cukup kaya dan anti-oksidan.