Single Focus
Surabaya Banjir Usaha Kekinian, Pengamat Ekonomi Kreatif: Jangan Main-main soal Rasa
Surabaya saat ini makin dibanjiri usaha kekinian yang digandrungi anak muda. Tidak saja menyajikan citra rasa, namun juga citra suasana.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Surabaya saat ini makin dibanjiri usaha kekinian yang digandrungi anak muda. Tidak saja menyajikan citra rasa, namun juga citra suasana. Tidak sekedar nyama untuk kongkow-kongkow tapi juga puas begitu memesan produk kekinian itu.
Salah satunya adalah menjamurnya kedai kopi di setiap sudut kota. Mereka menawarkan sensasi baru baik rasa maupun kemasan. Bahkan tampilan dan layout kedai juga menawarkan hal baru. Ini yang bikin orang tergoda untuk mencoba. Tidak perlu cangkir atau gelas khusus.
Pengamat Ekonomi Kreatif Ubaya Bertha Silvia Sutaji menyebut saat-saat ini adalah saatnya anak muda tampil di setiap sisi kehidupan. Termasuk sisi bisnis juga anak-anak muda itu akan tampil mengisi ruang yang ada.
"Menjamurnya kedai kopi kekinian atau sejenisnya menunjukkan adanya euforia bisnis. Semua orang mencoba di bisnis yang sama dan memilih ramai-ramai buka kedai kopi," ucap Bertha.
Dosen di Fakultas Ekonomi Ubaya ini menyebutkan bahwa dirinya merasakan sendiri atmosfer dan suasana euforia di sepanjang jalan Surabaya. Maklum perempuan yang bersuamikan pemilik kedai kopi ini tinggal di Surabaya.
Namun, euforia membuka bisnis itu positif. Kecendrungannya memang demikian. Ada yang sukses di bisnis tertentu, orang akan cenderung mengikuti. Mengikuti yang sukses itu bukan sesuatu yang salah.
Yang unik tapi kreatif adalah menjamurnya kedai kopi itu mengambil posisi yang tepat. Mereka mengincar segmen kelas midle dan tidak sampai kelas bawah. Kelas atas akan tergoda mencoba dan kelas bawah bisa menjangkau suasana berkelas.
"Inilah life style yang sudah masuk dalam kedai kopi. Tidak saja menjual minuman dan rasa kopi semata tapi juga menjual suasana. Merasakan pengalaman berbeda untuk diunggah di IG adalah hal paling dicari pembeli saat ini," kata Bertha.
Ya begitulah sifat dasar anak muda. Saat ini pasar anak muda begitu melimpah di Surabaya. Kedai kopi itu bukan sekelas Starbuck tapi juga bukan warung kopi tepi jalan. Anak muda dengan kantungnya bisa menjangkaunya.
Bertha memprediksi hingga beberapa tahun ke depan bahkan dalam waktu yang relatif lama, bisnis kedai kopi akan tetap diminati dan dicari pembeli. Tidak saja karena penghobi kopi itu banyak. Tapi bumbu life style yang menghiasi kedai kopi bikin bisnis ini bisa berlangsung lama.
Berbeda dengan fenomena minuman yang sebelumnya pernah booming dan kini tidak terdengar lagi kabarnya. Salah satunya adalah Es Milo Kepal yang tidak bisa bertahan lama. Berbeda dengan kopi yang punya komunitas pencinta kopi hingga memang peminat kopi.
Selain itu, faktor digitalisasi saat ini memberi kontribusi pada penyebaran pasar yang begitu luas. Tidak mengenal lingkup dan masa. Semua akan menjangkau saat ada kedai kopi buka. Orang juga akan mengunggah di medsos saat mencoba tempat baru.
Terutama anak muda dan yang hidup dengan gadget. Mereka akan melakukan aktualisasi diri dengan mengunggah pengalaman atau IG mereka saat mencoba kedai kopi. Belum lagi era digitalisasi dengan pemesanan kopi via aplikasi.
Namun, tetap harus diwaspadai bahwa ancaman titik jenuh pasar itu akan menghampiri. Usaha pasti tidak selamanya terus jaya. Tinggal sejauh mana pelaku bisnis ini bisa menghindar dan menjauh dari titik jenuh itu.
"Kafe kekinian setidaknya 2 tahun ke depan prediksi saya masih tetap diminati. Termasuk pengembangan kedai kopi yang kini bisa dilayani secara online," kata Bertha.