Demi Mirip Artis Film Dewasa Favorit Pacarnya, Cewek ini Jalani 30 Kali Oplas Tapi Endingnya Miris

Seorang cewek rela melakukan 30 operasi plastik demi memiliki wajah mirip seperti artis film dewasa yang disukai pacarnya

news.cgtn.com
Demi Mirip Artis Film Dewasa Favorit Pacarnya, Cewek ini Jalani 30 Kali Oplas 

SURYA.co.id - Seorang cewek rela melakukan 30 operasi plastik demi memiliki wajah mirip seperti artis film dewasa yang disukai pacarnya

Dilansir dari SUAR dalam artikel 'Padahal Aslinya Sudah Cantik, Wanita Ini Lakukan 30 Operasi Plastik demi Punya Wajah Mirip Artis Film Dewasa Favorit Mantan Pacarnya', tapi pengorbanan cewek bernama Barry Ng ini berakhir miris

Sang pacar justru kini menjadi mantan setelah Barry Ng menjalani 30 operasi plastik demi dirinya

Barry Ng kali pertama menjalani operasi bedah plastik ketika ia berusia 17 tahun.

Pria ini Temukan Mayat Bayi Dalam Kulkas Milik Ibunya, Baru Ketahuan Setelah Sang Ibu Meninggal

Berry Ng setelah melakukan operasi plastik
Berry Ng setelah melakukan operasi plastik (cgtn.com)

Berry mengklaim bahwa kecanduannya akan operasi bedah plastik dimulai ketika ia melihat sebuah pusat kecantikan.

Ia mendapat penawaran paket untuk pelajar seharga 799 dolar HK atau setara Rp1,3 juta untuk tiga kali suntikan.

Ternyata, setelah beberapa jam melakukan prosedur itu, sang ahli kecantikan membujuknya untuk mengambil sebuah paket yang lebih mahal seharga 17.000 dolar HK atau setara Rp28 juta.

Berry sangat senang dengan hasil operasinya sehingga ia mulai melihat terapi-terapi kecantikan lainnya.

Dalam waktu singkat ia pun menjadi kecanduan akan operasi bedah plastik.

Kecanduannya makin menjadi ketika ia berumur 22 tahun.

Saat itu ia menjalin sebuah hubungan romantis dengan seorang pria yang 9 tahun lebih tua darinya.

Pacarnya suka memakai kata-kata kasar dan terus menerus menghina penampilannya.

Sang pacar membandingkan dirinya dengan wanita dalam film dewasa.

Berry Ng
Berry Ng (news.cgtn.com)

Berry menanggapi hinaan itu dengan menjalani sebuah operasi bedah plastik yang berlangsung dalam periode lebih dari 6 bulan.

Periode waktu dimana ia menjalani mayoritas dari 30 prosedur operasi bedah kosmetiknya.

Beberapa jenis operasi yang dijalaninya adalah blepharoplasty atau operasi kedua kelopak mata dan rhinopasty atau operasi bentuk hidung.

Dia juga melakukan suntik di dahi agar terlihat lebih bundar, juga suntikan di bibir, pipi, dan dagunya.

“Jika saja ia bilang ‘kamu cantik’ sekali saja, aku akan berhenti operasi,” kata Berry pada situs China Press, beberapa waktu lalu.

Terakhir yang dikeluhkan oleh pacarnya adalah payudara Berry yang dianggap terlalu kecil.

Karena keluhan itu, Berry jadi terdorong untuk menjalani prosedur pembesaran payudara.

Saat menjalani masa penyembuhan dari operasi terakhirnya itu, ia menjadi sadar ketika ibunya mengkhawatirkan akan kecanduan putrinya itu.

“Kamu sudah cantik sebelum semua operasi itu, tetapi kini kamu jadi rusak,” kata ibu Berry.

Akhirnya Berry mengakhiri hubungannya yang tidak sehat itu.

Beberapa wanita yang punya masalah sama menghubunginya lewat email.

Mereka bilang bahwa suami atau pacar mereka menghina penampilan mereka dan menekannya untuk menjalani operasi kecantikan.

“Sebenarnya, pacar punya pengaruh besar kepada pasangan mereka. Banyak dari mereka mengatakan seperti ‘Pacarku bilang hidungku tidak mancung’ atau ‘wajahku terlalu besar’,” cerita Berry Ng.

Ia menambahkan, kebanyakan dari mereka bodoh seperti dirinya pula.

Itu sebabnya, Berry ingin membuat video dan menceritakan pengalamannya.

Ia mengatakan bahwa dirinya menyesali telah begitu banyak menjalani operasi bedah plastik untuk penampilannya.

Ia berharap bisa mendapatkan wajah lamanya kembali.

Ia juga tidak mau lagi menjalani prosedur operasi bedah plastik apapun di masa depan.

Operasi atau bedah plastik kini marak dilakukan untuk memperindah dan memperbaiki beberapa bagian tubuh tertentu terutama bagian wajah.

Masyarakat semakin mengenal bedah plastik untuk memperbaiki kelopak mata atas dan bawah serta alis, membentuk pipi, dagu, dan hidung, face lift, neck lift, membuang tato, tummy tuck, liposuction atau sedot lemak, hingga memperbesar maupun mengecilkan payudara.

Banyak anggapan yang muncul bahwa risiko bedah plastik tidaklah sebesar tindakan bedah lainnya seperti operasi organ-organ bagian dalam tubuh.

Namun faktanya, risiko bedah ini sama besarnya dengan jenis operasi lainnya.

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Jangan Sepelekan Risiko Operasi Plastik', peringatan akan besarnya risiko dari bedah plastik ditegaskan para ahli kesehatan belum lama ini.

Ilustrasi
Ilustrasi (shutterstock)

Mereka pun menekankan bahwa bedah plastik seharusnya hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang berbadan sehat.

Direktur Bedah Plastik pada University of Texas Southwestern Medical Center, Dr. Rod Rohrich, seperti dikutip kantor berita Xinhua, Sabtu (12/1), mengatakan bedah plastik memiliki risiko yang sama besar dengan bedah-bedah lainnya.

Seiring dengan makin tingginya jumlah orang yang ingin melakukan bedah plastik, khususnya di Amerika Serikat, para pakar kesehatan berupaya memberikan edukasi yang tepat tentang bedah plastik kepada masyarakat.

"Saya melihat konsumen AS menganggap operasi plastik itu seperti suatu kebutuhan pokok. Padahal, menjalani operasi plastik bukan seperti membeli sebuah sepatu. Anda bisa mengembalikannya (bila tidak cocok). Sedangkan Anda tidak bisa mengembalikan hidup Anda," terang Dr. Rohrich.

"Bedah plastik hanya dapat dilakukan bagi para pasien yang sehat. Jika mereka tidak sehat, maka jangan sekali-kali memaksakan diri menjalani bedah plastik," tegasnya lagi.

Menurut data American Society of Plastic Surgeons, sebanyak 11 juta orang menjalani bedah plastik pada 2006, atau meningkat 48 persen dibanding tahun 2000.

Sebuah studi yang dipublikasikan baru-baru ini oleh jurnal Plastic and Reconstructive Surgery mengungkapkan bahwa komplikasi serius terjadi dalam satu di antara 298 kasus, dan kematian terjadi dari satu di antara 51.459 kasus.

Dr Rohrich mengatakan, gencarnya pemberitaan media yang memfokuskan kepada kehidupan para selebritis dan tayangan reality shows di televisi menjadi penyebab utama meningkatnya popularitas bedah plastik.

Riset yang dipublikasikan oleh jurnal Plastic and Reconstructive Surgery pada Juli 2007 lalu itu juga mengungkapkan, penayangan reality shows di televisi dapat mempengaruhi orang secara langsung dalam mengambil keputusan menjalani operasi plastik.

Sumber: Suar.id
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved