Berita Trenggalek
Larung Sembonyo, Nelayan Prigi Kabupaten Trenggalek Lepas Tumpeng 3 Meter di Tengah Laut
Pelarungan tumpeng diiringi belasan perahu nelayan hias dengan penumpang ratusan orang.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id | TRENGGALEK - Warga Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek menggelar acara budaya Larung Sembonyo, Rabu (24/7/2019).
Dua tumpeng dilarung ke tengah laut berjarak sekitar 2 mil dari Pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan Prigi.
Satu tumpeng agung nasi kuning lengkap dengan lauk pauk setinggi sekitar 3 meter (m).
Satu tumpeng lain merupakan tumpeng sesaji berhias janur kuning.
Pelarungan tumpeng diiringi belasan perahu nelayan hias dengan penumpang ratusan orang.
Tumpeng dibawa ke tengah laut dengan pelampung dari pelepah pisang dan kayu.
Tumpeng dijaga beberapa orang sepanjang perjalanan di laut.
Setelah sampai lokasi, kedua tumpeng dilepas.
Perahu-perahu nelayan yang mengiringi kembali ke dermaga.
Proses pelarungan itu berlangsung sekitar dua jam.
Larung Sembonyo ini merupakan kegiatan budaya yang sudah digelar sejak 1985 saban bulan Selo kalender Jawa, menurut Buku Informasi Pariwisata dan Budaya Kabupaten Trenggalek.
“Ini agar nelayan Prigi dilimpahi kesehatan dan keselamatan serta rezeki,” kata Nur Kawit, Ketua Panitia Larung Sembonyo.
Untuk menyambut Larung Sembonyo, para nelayan Prigi rehat dari aktivitasnya.
Tak melaut, mereka fokus mempersiapkan acara adat tersebut.
Nur bilang, apabila ada nelayan yang nekat mencari ikan, mereka akan didenda. Hasil tangkapan juga disita.
“Ini sebagai bentuk penghormatan acara adat ini,” tambah dia.
Sebelum dilarung, tumpeng terlebih dulu diarak sejauh kira-kira 1 kilometer (km) dari Kantor Kecamatan Watulimo.
Berbagai penampilan persembahan juga turut dihadirkan dalam arak-arakan itu.
Ada juga tiga perempuan yang didandani layaknya calon pengantin berpakaian hijau.
Menurut Nur, menghadirkan “pengantin” dalam aksi budaya itu merupakan tradisi.
“Istilahnya, para nelayan ngunduh mantu,” ujarnya.
Turut hadir dalam Labuh Sembonyo, Bupati Trenggalek M Nur Arifin beserta istri dan jajaran Forkompimda.
Ajak Jaga Laut
Bupati Trenggalek M Nur Arifin mengajak para nelayan untuk menjaga kebersihan laut dalam acara adat Larung Sembonyo, Rabu (24/7/2019).
Larung Sembonyo adalah acara budaya para nelayan Prigi yang sudah berlangsung sejak 1985.
Sebagai wujud syukur, nelayan melarung tumpeng agung dan tumpeng sesaji di tengah laut
“Laut sudah memberi rezeki, sekarang mari menjaga laut. Laut jangan diberi sampah,” kata Mas Ipin, sapaan akrabnya.
Dalam acara itu, ia mengajak para nelayan untuk membentuk Aliansi Masyarakat Penjaga Laut.
Merekalah yang nantinya berperan besar terhadap kebersihan laut dan pantai di kawasan Watulimo.
Larung Sembonyo, kata dia, bukan berarti para nelayan mengagungkan laut, itu tak lebih dari ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.
“Kenapa simbolnya melarung ke laut, karena laut selama ini telah memberi rezeki kepada para nelayan di Trenggalek,” ungkapnya.
Mas Ipin berharap, acara budaya semacam ini bisa dikembangkan dan dikemas lebih meriah ke depannya.
Harapannya, kegiatan itu bisa menarik minat orang luar Trenggalek untuk datang menilik.
Sesepuh Larung Sembonyo, Yaman, mengatakan, acara adat itu untuk melestarikan budaya Jawa yang selama ini dilaksanakan oleh para nelayan.
“Ada juga simbol kemanten, yakni pernikahan antara Adhipati Yudha Negara dan Gambar Inten. Mereka yang membabat wilayah sini dulu,” tutur Yaman.