Viral Media Sosial

Setubuhi Pendaki Cewek yang Hipotermia Dinilai Sesat, Ini 3 Kasus Pendaki Tewas karena Serangan itu

Kabar adanya pendaki cewek yang disetubuhi di Gunung Rinjani karena terserang hipotermia viral di media sosial.

Editor: Musahadah
dok.pribadi/kompas.com
Shizuko meninggal dunia saat melakukan pendakian di puncak Gunung Gede, Cianjur, Jawa Barat. Pendaki berusia 16 tahun tersebut meninggal karena serangan hipotermia pada Selasa (24/12/2013) malam. 

SURYA.CO.ID - Kabar adanya pendaki cewek yang disetubuhi di Gunung Rinjani karena terserang hipotermia viral di media sosial. 

Hipotermia adalah suatu kondisi ketika mekanisme tubuh mengalami kesulitan untuk mengatur suhu tubuh pada tekanan suhu dingin di mana suhu tubuh di bawah 35 derajat celcius.

Kepala Bagian Humas Badan SAR Nasional (Basarnas), Suhri Sinaga langsung bereaksi dan menganggap sesat cara tersebut. 

Suhri Sinaga lalu membeber cara yang benar untuk mengatasi hipotermia. 

Setelah VIRAL Cowok Setubuhi Pendaki Cewek karena Hipotermia, BTN Gunung Rinjani Beber Fakta Berbeda

Pamit Daftar Kuliah, Amelia Ditemukan Tewas Nyaris Tanpa Busana di Tepi Sawah, Ini Foto Terakhirnya

VIDEO Siswi SMK Ponorogo Nyaris Tanpa Busana Disebar Seusai Tolak Hubungan Badan, ini Kronologinya

VIRAL VIDEO Tangis Prajurit TNI: Dedek Lahir Ayah Nggak Ada, Dedek Pergi Ayah Juga Nggak Ada

Ternyata, sebelum kabar pendaki cewek yang disetubuhi di Gunung Rinjadi viral, ada banyak kasus hipotermia yang berakhir tragis. 

Berikut di antaranya: 

1. Fatur Rohman  

Proses evakuasi pendaki gunung sumbing yang tewas karena hipotermia
Proses evakuasi pendaki gunung sumbing yang tewas karena hipotermia (kompas.com)

Fatur Rohman tewas karena hipotermia saat mendaki Gunung Sumbing, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah pada April 2019.

Saat mendaki Fatur Rohman tidak sendiri, tetapi bersama tiga temannya Disa (13), Wildan (17) dan Sultan (16), semuanya berasal dari Jawa Timur. 

Tim gabungan SAR Jawa Tengah akhirnya berhasil mengevakuasi mereka. 

Fatur Rohman yang berasal dari Kelurahan Kambowa, Kecamatan Kambowa, Kabupaten Buton Utara tak bisa diselamatkan, sementara tiga lainnya selamat. 

Ingat Eyang Subur? Kondisi Pria yang Menikah 25 Kali dan Miliki 8 Istri Kini Misterius

Penampakan Terkini Jefri Nichol di Kantor Polisi, Netizen Masih Tak Percaya Dia Pakai Narkoba

Pengendara Motor Ninja Tabrak Ibu Hamil di Sidoarjo. Begini Kondisi Korban dan Pengendara Motor

Kepala Basarnas Jawa Tengah Aris Sofingi menceritakan keempat remaja itu melakukan pendakian sejak Jumat (5/4/2019) melalui jalur base camp Stickpala atau Garung Reco, Kecamatan Kalijajar, Kabupaten Wonosobo, sekitar pukul 15.50 WIB.

Nahas saat sampai di puncak, cuaca tidak bersahabat dan suhu yang dingin mengakibatkan mereka mengalami hipotermia (panas suhu tubuh menurun drastis akibat suhu dingin).

"Kami menerima informasi pada pukul 11.30 WIB dari rekan potensi SAR bahwa ada pendaki yang mengalami hipotermia, kami langsung memberangkatkan tim untuk melakukan evakuasi bersama tim SAR Gabungan" ujar Aris, dalam keterangan pers yang diterima Sabtu (6/4/2019) malam.

Kemudian Sabtu sekitar pukul 15.30 WIB, tim SAR akhirnya berhasil mencapai posisi tiga pendaki yakni di atas pos 3 tepatnya di Watu Pestan.

Ketiganya kemudian diberi penghangat dan dievakuasi menuju base camp Garung.

Selanjutnya tim melanjutkan pencarian seorang pendaki lainnya, yakni Fatur Rahman, yang akhirnya ditemukan sekitar pukul 17.00 WIB di bawah puncak Rajawali di ketinggian 3.371 mdpl.

" Pendaki sudah meninggal dunia, kami evakuasi ke base camp Garung sekitar pukul 18.55 WIB, lalu di bawa RSUD Wonosobo untuk pemeriksaan lebih lanjut," pungkas Aris.

Tim SAR Gabungan yang terlibat dalam operasi ini antara lain dari Basarnas Pos SAR Wonosobo, Koramil Kalikajar, Polsek kalikajar, BPBD Wonosobo, Stick Pala Garung, Grasindo Kleduny, Pajero Wonosobo, Skydoors dan SAR Wonosobo.

2. Shizuko Rizmadhani (Gunung Gede)

Shizuko Rismadani
Shizuko Rismadani (dok.pribadi)

Shizuko meninggal saat melakukan pendakian di puncak Gunung Gede, Cianjur, Jawa Barat.

Pendaki berusia 16 tahun tersebut meninggal karena serangan hipotermia pada Selasa (24/12/2013) malam.

Menurut tim sukarelawan dari Indonesian Green Ranger, Mahesa Vicky korban mengalami kedinginan.

"Kami (petugas Ranger) dan tim relawan langsung menuju lokasi. Menurut rekan-rekannya, korban mulai kedinginan dari Senin (23/12/2013) malam, dan tim sudah berhasil mengevakuasi (memindahkan) jenazah korban dari atas gunung," tutur Vicky dilansir dari Kompas.com.

 3. Tiga Pendaki di Tampomas

Tiga pendaki Gunung Tampomas, Sumedang, Jawa Barat tewas di dalam tenda diduga mengalami kedinginan pascahujan mengguyur sejak Sabtu (2/3/2019) siang.

Sebelumnya, Basarnas Jawa Barat menerima informasi adanya tiga korban yang merupakan pendaki Gunung Tampomas diduga tewas akibat tersambar petir.

Basarnas Jawa Barat menerima informasi itu pada Minggu (3/3/2019) siang.

Tim Penyelamat Diterjunkan Ketua Komunitas Pecinta Alam SCBR Sumedang Ridwan Feri Permana (28) mengatakan, tiga pendaki yang dilaporkan tewas ini diduga merupakan pendaki pemula.

"Informasi yang kami terima, tiga pendaki ini pemula. Itu terlihat karena mereka tidak membawa perlengkapan safety layaknya pendaki. Tiga korban katanya terbujur kaku di dalam tenda. Kami menduga mereka kedinginan karena hujan mengguyur sejak Sabtu siang," ujarnya kepada KOMPAS.com di Pos 1 Gunung Tampomas, di Desa Cibeureum, Cimalaka, Sumedang.

Feri, Ketua Bidang Lingkungan Hidup Karang Taruna Cibeureum ini menuturkan, ketiga korban juga tidak membawa identitas.

"Menurut informasi, korban asal Indramayu," tuturnya.

Feri menyebutkan, untuk menuju puncak Gunung Tampomas di atas ketinggian 1.684 Mdpl dibutuhkan waktu pendakian hingga 3-5 jam.

"Katanya mereka mendirikan tenda di dekat Pos 4 di wilayah Narimbang, Conggeang Sumedang. Memang ada tiga jalur pendakian menuju Gunung Tampomas ini. Yakni dari Narimbang Conggeang, Cibeureum Cimalaka, dan Padatungan Cimalaka," sebutnya.

Feri menambahkan, hingga saat ini di Gunung Tampomas belum terbentuk tim rescue khusus.

Padahal, tiap akhir pekan, puluhan pendaki datang dari berbagai daerah untuk berkemah di kawah dan puncak Gunung Tampomas.

Hingga Minggu pukul 15.00 WIB, petugas gabungan dari BPBD Sumedang, Basarnas Bandung hingga Polres Sumedang menuju lokasi tenda ketiga korban.

Disetubuhi= Sesat

Sebelumnya, beredar informasil viral mengenai penanganan hipotermia menyebar di media sosial.

Berdasarkan informasi yang beredar, disebutkan bahwa "skin to skin" untuk menangani hipotermia adalah dengan cara disetubuhi.

Dalam unggahan itu, disebutkan bahwa jika seseorang yang dalam keadaan hipotermia berada pada kondisi darurat, maka ia harus disetubuhi.

Hipotermia adalah suatu kondisi ketika mekanisme tubuh mengalami kesulitan untuk mengatur suhu tubuh pada tekanan suhu dingin di mana suhu tubuh di bawah 35 derajat celcius.

Benarkah bisa menangani hipotermia dengan cara ini?

Mengonfirmasi hal ini, Kompas.com (jaringan Surya.co.id) menghubungi Kepala Bagian Humas Badan SAR Nasional (Basarnas), Suhri Sinaga, Senin (22/7/2019).

Ia menegaskan, menghangatkan tubuh seseorang yang mengalami hipotermia dengan cara disetubuhi adalah hal keliru.

"Menurut saya, itu enggak benar cara menanganinya.

Kalau yang kami pernah pelajari, cukup dengan mengganti pakaian dan memakai selimut saja," ujar Sinaga saat dihubungi Kompas.com pada Senin (22/7/2019).

"Tidak ada itu metode menyetubuhi, itu ajaran sesat," ujar Sinaga.

Adapun metode "skin to skin" yang diperbolehkan adalah kulit bersentuhan dengan kulit, bisa dengan saling berpelukan, misalnya di dalam sleeping bag untuk mengembalikan suhu badan ke angka normal.

Sinaga mengatakan, jika korban hipotermia mengenakan baju yang basah, maka ia dilepas bajunya dan diganti dengan pakaian kering.

Cara lain yang bisa dilakukan, dengan melepas semua pakaian basah dan saling berpelukan di dalam sleeping bag antara sesama gender.

Misalnya, jika yang mengalami hipotermia adalah laki-laki, maka penanganan dilakukan oleh laki-laki juga.

"Kalau dia perempuan dengan perempuan dalam satu sleeping bag, itu oke.

Laki-laki dengan laki-laki itu oke. Pasangan suami-istri juga oke.

Bukan, laki-perempuan disetubuhi," jelas Sinaga. (kompas.com/tribunnews)

Setubuhi Pendaki Cewek yang Hipotermia Dinilai Sesat, Ini 3 Kasus Pendaki Tewas karena Serangan itu

4 Fakta Info Viral Pendaki Cewek di Rinjani Disetubuhi untuk Atasi Hipotermia, ini Cara yang Benar

Sosok Driver Gojek yang Viral Beri Jaket ke Remaja Tanpa Busana Terungkap, ini Kronologi Sebenarnya

6 FAKTA VIRAL Bule Prancis Dinikahi Pria Minang, Kisah Cintanya Unik, Tatto ini Simbol Kecintaannya

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved