7 Pelajar SMP Digerebek di Kos Short Time Tulungagung, Kamar Diduga untuk Pasangan Bukan Suami Istri
Lagi menjamur kos short time di Tulungagung. Diduga untuk pasangan bukan suami istri. Tarif kamar murah, mulai Rp 20.000 hingga Rp 70.000.
Penulis: David Yohanes | Editor: Iksan Fauzi
"Perhatikan saja, kalau musim liburan sekolah, unggahan promosi kos short time ini semakin marak," ujar warga bernama Joko.
Kabid Penegakkan Perda Satpol PP Tulungagung, Kustoyo mengatakan, pihaknya masih mendalami informasi kamar kos " short time" ini.
Jika memang ditemui kegiatan yang melanggar Perda, Satpol PP akan melakukan tindakan.
"Jika disalahgunakan, kami akan lakukan penertiban," tegas Kustoyo.
Umur 11 tahun sudah main hubungan badan
Sementara itu, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Tulungagung menemukan anak-anak usia sekolah dengan orientasi seksual sesama jenis atau laki-laki seks laki-laki (LSL).
Menurut Kasi P2M Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, salah satu unsur Pokja KPA, Didik Eka, mengatakan data temuan anak-anak usia sekolah dengan orientasi seksual sesama jenis atau LSL ini mendapat perhatian khusus dari Gubernur Jawa Timur dan Kementerian Pendidikan Nasional.
"Tadi malam saya dihubungi orang Kemendiknas, ditanya soal data itu. Saya membenarkan," ujar Didik, Selasa (23/7/2019).
Didik mengungkapkan, temuan angka orientasi seksual sesama jenis atau LSL siswa Tulungagung itu merupakan hasil penjaringan komunitas di tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Ngantru, Bandung, Sumbergempol, Kedungwaru, Besuki, Tulungagung dan Boyolangu.
Hasilnya ditemukan 498 perilaku seks sesama jenis atau LSL yang 60 persen di antaranya masih di usia pelajar.
"Usia paling muda adalah 11 tahun, dan pernah melakukan seks sesama jenis LSL itu," ungkapnya
Dari temuan LSL itu, sebanyak 175 orang sudah melakukan tes HIV/AIDS.
Hasilnya, sebanyak 21 orang di antaranya positif HIV.
KPA tengah berusaha menjangkau seluruh temuan untuk melakukan tes HIV.
"Terus terang yang bisa menjangkau adalah komunitas mereka sendiri. Untuk membawa mereka mau tes HIV, butuh perjuangan berat," tambah Didik.