Potret
Kurnia Kusuma Dewi: Memulai dari Nol di Tempat Baru
“Ibu saya kan seorang perias, jadi sejak kecil saya melihat dan ikut ikutan main rias,” ujar Kurnia Kusuma Dewi sambil tertawa.
Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Parmin
Hijrah Ke Riasan Muslim Syar'i
Dalam perjalanan profesi MUA, Nia tidak ingin setengah setengah, setelah mencoba beberapa tren, kini ia memantapkan diri untuk berada di jalur wedding Muslim Syar'i.
Begitu pula dengan riasan dan busana yang ia terapkan, sebelum ada deal untuk sebuah resepsi, ia akan ngomong dulu ke calon pengantin perihal riasan dan busana yang akan dikenakan
“Diantaranya pengantin wanitanya harus berhijab, dan tanpa cukur alis,” tukasnya.
Untuk riasan, ia mengambil tema
Thailand look dengan riasan natural dan flawless. Sementara untuk kebaya ia ganti dengan gaun.
Selama ia menerapkan hal ini bagi calon pengantin tidak ada masalah. “Bahkan ada senang karena bertambah jadi lebih cantik setelah memakai hijab,” katanya.
Begitu juga dengan busana yang awalnya kebaya, ia ganti agar mengenakan gaun, tapi khusus untuk busana Nia masih memberikan kelonggaran.
“ Ada yang ingin ala tradisional dengan kebaya, masih boleh tapi harus tetap berhijab,” tegas Juara II olimpiade make up (APHCA). Even Asia Pasifik.
Menurutnya apa yang ia lakukan selain bekerja juga sekaligus berdakwah. “Inginnya pekerjaan juga sekaligus beribadah, "Inginnnya pekerjaan juga sekaligus ibadah,” lanjutnya.
Berbagi Ilmu Buka Sekolah Make Up Murah
Selain menjadi MUA profesional, Nia juga ingin menularkan ilmu yang ia miliki ke siapa saja yang berminat dan memiliki semangat untuk maju.
“Saya ingin menularkan dan mengajarkan ilmu, agar lebih bermanfaat bagi orang lain,” kata Nia.
Di workshopnya di kawasan Buduran, selain tempat rias dan wedding organizer, ia juga mulai membuka kursus make up.
“Dengan biaya yang terjangkau, saya ingin mengamalkan ilmu merias yang saya punya,” ujarnya.
Termasuk salah satu putrinya yang kini juga menjadi MUA. Dua putrinya Fifi dan Salsa, keduanya adalah seorang dokter, tapi bakat merias pada diri Fifi, anak yang pertama cukup kental.
“Fifi juga sudah bisa MUA, namun ia harus membagi waktunya dengan profesi dokternya” ujar Nia.
Baginya saat ini keluarga dan anak anaknya sangat mendukung dengan profesi MUA.
“Saya bahagia bisa bikin orang cantik dan melihat orang cantik, beda dengan suami dan anak anak karena mereka dokter setiap hari melihat orang sedih di rumah sakit, nah ini menjadi kolaborasi yang bagus dan harus pandai mengatur waktu untuk keluarga,” paparnya.