Intel Polisi Bercelana Pendek & Kaus Oblong, Pura-Pura Mancing Lele lalu Gerebek Terduga Teroris

Aksi penyamaran anggota intel polisi mencari target terduga teroris kali ini terlihat lebih santai.

Editor: Iksan Fauzi
(TribunJakarta/Yusuf Bachtiar)
Lokasi penangkapan terduga teroris di Perumahan Griya Syariah RT01/RW07 Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. 

Aksi penyamaran anggota intel polisi mencari target terduga teroris kali ini terlihat lebih santai.

Para anggota intel polisi ini hanya mengenakan celana pendek dan berkaus oblong.

Dia lalu pura-pura mancing lele di dekat sasaran terduga teroris.

Terduga teroris berinisial A ditangkap di Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, pada Minggu (30/6/2019).

------------------------------------------------

SURYA.co.id - bahkan, sangking rapinya penyamaran intel polisi tersebut, warga sekitar tidak ada yang menduganya.

Penyamaran intel polisi itu dilakukan sebelum penangkapan terduga teroris di Bekasi, Jawa Barat.

Densus 88 Antiteror Polri menangkap A (23), seorang terduga teroris yang tergabung dalam Jemaah Islamiyah (JI).

A ditangkap di Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, pada Minggu (30/6/2019).

Dikutip TribunWow.com dari TribunJakarta.com, Selasa (2/7/2019), ketua RT setempat, Rojiun mengatakan bahwa A sudah diintai sejak beberapa hari belakangan.

Rojiun juga mengaku diajak memancing di empang oleh orang yang dia duga sebagai orang tersebut.

"Sudah dipantau jauh-jauh hari, waktu itu ada orang ngajak patungan beli lele, kita ceburin terus kita pancing iseng-iseng aja," ucap Rojiun, Senin (1/7/2019).

Rojiun saat itu tidak mencurigai orang tersebut, karena penampilannya layaknya warga lain.

Orang tersebut mengenakan celana pendek dengan kaus oblong seperti warga biasa.

"Enggak nanya-nanya dari mana karena saya kira orang sini kan ya paling jauh-jauh orang kampung sebelah," ucap Rosjiun.

Bahkan orang tersebut mengajak Rojiun untuk patungan membeli ikan, yang kemudian akan dipancing kembali.

"Dia kasih duit ngajak patungan beli ikan Rp 30 ribu," tambahnya.

Saat memancing bersama, Rojiun mulai merasa ada yang aneh pada orang tersebut.

Rojiun merasa orang tersebut tidak fokus memancing, namun fokus mengamati rumah tempat terduga teroris tersebut ditangkap.

"Saya suruh, 'Bang sini saja ngelepasin ikannya kan di sini'. Dia jawab, 'Enggak apa-apa saya hiburan saja' sambil menghadap ke rumah Pak Rusdan (lokasi penangkapan terduga teroris). Dia selalu menghadap ke situ," ucapnya.

Rojiun baru menyadari bahwa orang tersebut merupakan anggota polisi yang mengintai A ketika penggerebekan dilakukan.

"Pas penangkapan lihat ternyata saya ngenalin, dia ikut. Pokoknya dia di luar nungguin mobil. Saya perhatiin, wah ini yang patungan lele nih. Berarti dia diintai udah lama. Udah di empang udang tiga hari," jelas Rojiun.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com (jaringan SURYA.co.id), Selasa (2/7/2019), polisi melakukan penangkapan pada terduga teroris tersebut pada Minggu jam 11.30 WIB.

"Pada malam Minggu sudah pengintaian apa gimana kita enggak ngerti lah, tapi penggerebekan pas Minggu jam 11.30 anak, istri, ipar, dia diangkut. Mungkin mereka tidak terduga teroris, terlibat mungkin," ucap Rojiun, Senin (1/7/2019).

Rojiun menjelaskan, bahwa penangkapan dilakukan saat terduga teroris tersebut sedang berkunjung ke rumah saudaranya, yang merupakan warga kampunya.

"Terduga teroris satu orang itu, kebetulan dia main ke rumah kakak iparnya di situ (perumahan Griya Syariah). Rumah itu ditinggali oleh dia (A), istri, dan anaknya, tapi pemilik rumah di Griya Syariah itu miliknya si kakak ipar," jelas Rojiun.

Namun, tidak berselang lama, si pemilik rumah yakni Rusdan beserta anak dan istri terduga teroris dipulangkan.

"Pak Rusdan dan istri-anaknya dipulangin hari itu juga. Sejam kemudian sudah balik. Diantar polisi juga dua mobil. Waktu dipulangin si polisi ngasih tas tiga," ucap Rojiun.

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menangkap lima terduga teroris yang tergabung dalam kelompok Jemaah Islamiyah (JI) yang berafiliasi kepada kelompok teroris global, Al Qaeda.

Tersangka pertama adalah PW yang merupakan amir atau pimpinan organisasi tersebut.

PW ditangkap di sebuah hotel di Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (29/6/2019).

A diketahui menjadi satu dari lima terduga teroris yang dicokok polisi selama akhir pekan kemarin.

Dia merupakan satu di antara orang kepercayaan PW yang menggerakkan organisasi JI di Indonesia.

Densus tangkap terduga teroris di Ponorogo

BTK (42), terduga teroris asal Klaten, Jawa Tengah ditangkap tim Detasemen Khusus 88 di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (30/6/2019), sekitar pukul 14.30 WIB.

BTK diketahui mengontrak rumah di Perumahan Grisimay, Blok C-14, Kelurahan Mangunsuman, Siman, Ponorogo.

Tim Densus 88 slama memantau BTK, dan telah dibuntuti sejak dari wilayah Desa Soco Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri hingga wilayah Kabupaten Ponorogo.

Penggerebakan dilakukan tim Densus di jalan alternatif Wonogiri-Ponorogo, Jalan Raya Sampung Desa Pohijo, Kecamatan Sampung, Ponorogo.

BTK diduga terkait dengan dengan kelompok Solo.

Petugas berpakaian preman yang menggunakan beberapa kendaraan roda empat dan sepeda motor mencegat kendaraan Toyota Avanza nopol B 1844 POD warna perak yang dikendarai BTK seorang diri.

Menurut sejumlah saksi mata, kendati tidak ada perlawanan, BTK sempat diminta keluar mobil dan tiarap dengan kedua tangan di atas tengkuk.

Petugas Densus terlihat bersiaga dengan senjata api terarah ke BTK sampai petugas lain selesai memborgolnya.

"Ada beberapa warga yang tadi sempat mengambil gambar saat penggerebekan terjadi. Namun kemudian mereka didatangi petugas dan diminta untuk dihapus," kata Sugianto, saksi mata dikutip dari Kompas.com, Senin (1/7/2019).

Kapolres Ponorogo AKBP Radiant membenarkan kejadian penangkapan terduga teroris tersebut.

"Iya benar, ada penangkapan,” katanya.

Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci informasi tentang pria yang sempat diamankan tim Densus.

Selain itu, ia mengaku belum tahu keterkaitan terduga teroris itu dengan jaringan kelompok radikal mana.
"Langsung diamankan dan dibawa ke Jakarta. Lain-lainnya tidak tahu," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : Densus 88 Tangkap Terduga Teroris Asal Klaten di Ponorogo

Baru 3 tahun tinggal di Ponorogo

BTK (42), terduga teroris yang ditangkap Densus 88 masih tercatat sebagai warga Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, meski telah tiga tahun pindah ke Ponorogo, Jawa Timur bersama keluarganya.

Kepala Desa ( Kades) Kemudo Hermawan Kristanto menuturkan, BTK dan keluarganya sejak tahun 2016 pergi ke Ponorogo dan tidak pernah pulang ke sini (Klaten)

Menurut Hermawan, BTK dikenal sebagai sosok yang tertutup dan jarang bersosialisasi dengan warga.

Berbeda dengan istrinya, DS, yang selalu berinteraksi dengan masyarakat.

DS setiap hari berjualan peralatan rumah tangga dan pakaian keliling.
"Istrinya (BTK) jualan pakaian dana peralatan rumah tangga. Jualannya keliling," ungkapnya.

Hermawan mengatakan BTK sudah lama menjadi DPO aparat kepolisian kerena terlibat jaringan terorisme.

Bahkan, BTK pernah diisukan tertangkap polisi pada 2016.

"Dari informasi kepolisian dia tertangkap di Ponorogo kemarin (Minggu)," katanya.

Pascapenangkapan itu, pihaknya belum mendapatkan informasi dari kepolisian apakah akan dilakukan penggeledahan di rumah milik BTK di Klaten atau tidak.

"Kalau untuk pengembangan bisa jadi dilakukan penggeledahan. Tapi belum tahu kapan akan dilakukan," ujar dia.

Ditangkap saat Perjalanan Menuju Ponorogo

Sebelumnya, BTK (42), terduga teroris asal Klaten, Jawa Tengah ditangkap tim Detasemen Khusus 88 di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (30/6/2019), sekitar pukul 14.30 WIB.

BTK diketahui mengontrak rumah di Perumahan Grisimay, Blok C-14, Kelurahan Mangunsuman, Siman, Ponorogo.

Tim Densus 88 slama memantau BTK, dan telah dibuntuti sejak dari wilayah Desa Soco Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri hingga wilayah Kabupaten Ponorogo.

Penggerebakan dilakukan tim Densus di jalan alternatif Wonogiri-Ponorogo, Jalan Raya Sampung Desa Pohijo, Kecamatan Sampung, Ponorogo.

BTK diduga terkait dengan dengan kelompok Solo.

Petugas berpakaian preman yang menggunakan beberapa kendaraan roda empat dan sepeda motor mencegat kendaraan Toyota Avanza nopol B 1844 POD warna perak yang dikendarai BTK seorang diri.

Menurut sejumlah saksi mata, kendati tidak ada perlawanan, BTK sempat diminta keluar mobil dan tiarap dengan kedua tangan di atas tengkuk.

Petugas Densus terlihat bersiaga dengan senjata api terarah ke BTK sampai petugas lain selesai memborgolnya.

"Ada beberapa warga yang tadi sempat mengambil gambar saat penggerebekan terjadi. Namun kemudian mereka didatangi petugas dan diminta untuk dihapus," kata Sugianto, saksi mata dikutip dari Kompas.com, Senin (1/7/2019).

Kapolres Ponorogo AKBP Radiant membenarkan kejadian penangkapan terduga teroris tersebut.

"Iya benar, ada penangkapan,” katanya.

Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci informasi tentang pria yang sempat diamankan tim Densus.

Selain itu, ia mengaku belum tahu keterkaitan terduga teroris itu dengan jaringan kelompok radikal mana.

"Langsung diamankan dan dibawa ke Jakarta. Lain-lainnya tidak tahu," katanya. (Labib Zamani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : Saat Tinggal di Klaten, Terduga Teroris di Ponorogo Jarang Bersosialisasi dengan Warga

(Tribun Wow)

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved